Sukses

Dinkes Umumkan 11 Anak di Jatim Terpapar Virus Polio, 9 dalam Kondisi Sehat

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur (Jatim) Erwin Astha Triyono mengungkapkan, ada sebanyak 11 anak terpapar virus polio dengan kondisi yang berbeda-beda.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur (Jatim) Erwin Astha Triyono mengungkapkan, ada sebanyak 11 anak terpapar virus polio dengan kondisi yang berbeda-beda.

"Satu dari Sampang, satu dari Pamekasan, sudah didampingi teman-teman puskesmas untuk fisioterapi," ujar Erwin, di Surabaya, Rabu (17/1/2024).

Erwin menjelaskan, sedangkan sembilan anak lainnya yang terjangkit virus polio dalam kondisi sehat.

"Ini hasil dari surveilens. Jadi anaknya sehat, jadi kita cari, kita cek fesesnya ternyata di situ ada polio," ucapnya.

Erwin mengatakan, sembilan anak tersebut dalam pengawasan dari Puskesmas tempat Sampang dan Pamekasan. Mereka tetap dianjurkan mengikuti imunisasi pekan polio yang digelar serentak selama dua tahap yakni pada Januari dan Februari ini.

"Diharapkan evaluasi dua minggu sampai tiga bulan ke depan, kalau gak ada problem apapun ya selesai yang sembilan ini," ujarnya.

Erwin mengimbau agar semua anak usia 0-7 tahun di Jatim mengikuti imunisasi polio selama dua putaran yakni putaran pertama pada tanggal 15-21 Januari 2024 dan putaran kedua pada tanggal 19-25 Februari 2024.

Dinkes Jatim menargetkan sebanyak 4.437.679  anak mendapatkan vaksinasi polio.

"Hari pertama kemarin sudah masuk 1,1 juta sekian (1.168.443). Hampir 26 persen, sehingga diharapkan dalam satu minggu ini betul-betul sudah selesai itu," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pemberian imunisasi Polio dilaksanakan dengan memberikan imunisasi berupa novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2) kepada seluruh anak di Jatim  usia 0-7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Khofifah menjelaskan, polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Jika virus polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio atau imunisasi polionya tidak lengkap maka virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan.

“Dengan pemberian imunisasi Polio dapat mencegah seorang anak bisa terhindar dari virus sekaligus untuk memperkuat daya tahan tubuh anak pada rentan usia 0-7 tahun melalui Sub PIN secara serentak tanpa memandang status imunisasi sebelumnya,” ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masa Inkubasi Virus Polio

Khofifah menegaskan, bahwa masa Inkubasi virus polio sekitar 3 – 6 hari dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7 - 21 hari. Gejalanya berupa demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai. "Jika menemui gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” tegasnya.

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci penting dalam pencegahan penularan polio di masyarakat, mengingat cara penularan virus polio ini adalah melalui fecal oral.

“Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank, membuang sampah popok bayi di tempat sampah dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air merupakan hal penting yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan virus polio ini,” imbuhnya.

Diketahui, Kasus lumpuh layu (Acute flaccid paralysis/AFP) akibat polio kembali ditemukan di Indonesia. Dua kasus infeksi virus Polio tipe 2 ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember 2023, sedangkan satu kasus lainnya di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

Terkait penemuan kasus ini, epidemiolog Dicky Budiman memberi penjelasan bahwa poliomielitis atau polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini membuat otot menjadi lumpuh, bahkan bisa menyebabkan kematian.

"Virus ini menyerang sistem saraf dan menyebabkan radang pada sumsum tulang belakang," kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, dikutip Senin 8 Januari 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.