Sukses

Khofifah Minta Produksi Pangan di Daerah Tidak Berkurang Cegah Krisis Pangan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sejak akhir 2022 sudah ada kekhawatiran terjadinya krisis pangan dunia yang muncul akibat perang Rusia-Ukraina dan fenomena el nino.

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sejak akhir 2022 sudah ada kekhawatiran terjadinya krisis pangan dunia yang muncul akibat perang Rusia-Ukraina dan fenomena el nino.

"Kekhawatiran itu muncul selain karena terjadinya perang Rusia-Ukraina juga akibat kemungkinan El Nino yang bisa berdampak pada produksi pangan di seluruh dunia," katanya, di Kamis (28/9/2023).

Dalam upaya untuk menghadapi ancaman krisis pangan tersebut, lanjut Khofifah, pihaknya meminta kepada seluruh pihak khususnya yang ada di wilayah Jawa Timur, untuk memastikan produksi pangan tidak berkurang.

Menurut dia, langkah untuk memastikan produksi pangan tersebut tidak berkurang akibat dampak El Nino tersebut tetap harus dilakukan meskipun secara year-on-year pada September 2022-September 2023 produksi padi di Jawa Timur surplus 9,23 persen.

"Saya mohon kerja sama kita semua para bupati wali kota untuk cek di lapangan pada masing-masing wilayah," katanya.

Ia menambahkan, pengecekan di lapangan tersebut penting untuk dilakukan karena Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendapatkan informasi bahwa pada beberapa titik irigasi di wilayah tersebut tidak tersuplai air akibat dampak el nino.

"Dengan kondisi itu, maka ada dampak terhadap kemungkinan tumbuh kembang padi tidak bisa produktif seperti sebelumnya," ujarnya.

Namun, lanjutnya, berdasarkan laporan yang diterima stok beras di Provinsi Jawa Timur mencukupi, termasuk di 38 kabupaten kota. Ketersediaan stok tersebut, diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Idul Fitri 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Beras Naik

Akan tetapi, dalam beberapa waktu terakhir harga beras mengalami kenaikan yang didorong naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sejak masuk ke tempat penggilingan.

"Ini yang harus kita antisipasi bersama, karena meskipun dalam keadaan surplus, ternyata harga beras sampai di pasar itu di atas HET. Maka Pemprov Jatim melakukan operasi pasar murah untuk bisa merespons keterjangkauan daya beli masyarakat," katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.