Sukses

Ulah Nyeleneh Emak-Emak Jemaah Haji Makassar Pulang Pakai Baju Lapis 15: Agar Bisa Berbagi Oleh-Oleh Keluarga

Aksi nyeleneh dilakukan seorang perempuan jemaah haji asal Makassar bernama Tallasa. Demi menghindari batasan aturan bagasi, dia rela memakasi baju 15 lapis dan celana 5 lapis selama perjalanan pulang ke Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta Aksi nyeleneh dilakukan seorang perempuan jemaah haji asal Makassar bernama Tallasa. Demi menghindari batasan aturan bagasi, dia rela memakai baju 15 lapis dan celana 5 lapis selama perjalanan pulang ke Tanah Air.

"Saya lakukan ini untuk oleh-oleh buat keluarga, biar mereka senang," kata perempuan paruh baya yang disapa Ummi di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Jumat (7/7/2023), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, pakaian yang dibeli di Tanah Suci itu akan dibagi-bagikan pada keluarganya, sehingga rela menahan beban berat baju, celana panjang dan jilbab yang berlapis-lapis.

Hal itu sebagai upaya agar dapat mengurangi berat kopor saat dilakukan pemeriksaan bagasi saat "check in" di Jeddah, Saudi Arabia.

Berdasarkan ketentuan pihak maskapai dan otoritas bandara, bareng bawaan di bagasi hanya dibatasi maksimal 32 kilogram. Sementara barang bawaan untuk di atas kabin maksimal hanya seberat 7 kg.

Menurut Jamaah haji asal Makassar yang menggunakan pakaian berlapis ini, baju yang dipakai menumpuk di badannya mengurangi barang bawaannya yang sebagian terpaksa ditahan di Bandara King Abdul Azis, karena kelebihan berat bagasi.

Sementara barang bagasi yang kelebihan dan dapat kirimkan pihak bandara dikenakan biaya 20 Riyal per kilogram atau setara Rp75 ribu per kilogram dengan kurs 1 Riyal setara Rp3.743 .

Kedatangan jamaah haji Kloter 1 Embarkasi Makassar di Asrama Sudiang sekitar sekitar pukul 10.00 WITA disambut penuh rasa haru dan gembira oleh para keluarga jamaah yang sudah datang lebih awal di asrama untuk menjemput keluarganya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejumlah Penerbangan Pulang Delay

Jemaah haji Indonesia gelombang satu sudah mulai dipulangkan ke Tanah Air sejak Selasa 4 Juli 2023 melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Sejauh ini, total sudah ada 36 kelompok terbang (kloter) dengan 13.942 jemaah yang dipulangkan ke Indonesia.

Namun selama tiga hari kepulangan ini, ada sejumlah penerbangan haji yang mengalami delay atau keterlambatan, antara lain pada Kloter 1 Embarkasi Aceh (BTJ 01) dan Kloter BTJ 02 selama 4 jam. Sementara Kloter 6 Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 06) delay hingga 6 jam.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara PPIH Arab Saudi, Haryanto memastikan seluruh jemaah yang penerbangannya mengalami delay ini mendapatkan kompensasi dari maskapai. Jemaah yang pesawatnya delay 4 jam akan mendapatkan kompensasi berupa snack dan makanan berat.

"Apabila terjadi delay di atas 6 jam maka akan mendapat kompensasi berupa akomodasi dan konsumsi, yang sepenuhnya ditanggung pihak maskapai," ujarnya di Bandara Jeddah, Rabu malam (5/7/2023).

Pihak maskapai beralasan, delay terjadi karena ada kendala teknis pada pesawat. Haryanto berharap ke depan tidak ada lagi keterlambatan penerbangan karena akan berdampak pada penumpukan jemaah di Terminal Haji Bandara Jeddah.

"Kita harapkan tidak banyak delay sehingga sesuai dengan waktunya, sehingga tidak terjadi penumpukan jemaah di paviliun, karena paviliun itu akan digunakan oleh negara lain juga," ucap Haryanto.

3 dari 3 halaman

Jemaah Kehilangan Paspor Belum Bisa Pulang

Seorang jemaah haji lanjut usia (lansia) yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 1 Embarkasi Aceh (BTJ 01) tidak bisa pulang ke Tanah Air bareng rombongannya karena kehilangan paspor saat tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada Selasa, 4 Juli 2023 lalu.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Haryanto menuturkan pihaknya sejatinya langsung berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah untuk menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) bagi jemaah tersebut.

"Alhamdulillah (SPLP) sudah terbit hanya saja terlambat, sehingga ketinggalan kloternya," ujarnya saat ditemui di Bandara Jeddah, Rabu malam (5/7/2023).

Karena jadwal penerbangan tidak bisa ditunda, jemaah haji lansia itu pun terpaksa ditinggal kloternya. Dia kemudian diinapkan di hotel petugas sambil menunggu ditanazulkan bersama kloter berikutnya.

"Kami amankan dan kami titipkan ke kloter BTJ 02. Alhamdulillah sudah terbang. Kami juga koordinasi dengan seluruh petugas baik di kloter BTJ 01 maupun BTJ 02 untuk jemaah yang kehilangan paspor ini," tutur Haryanto.

Dia menjelaskan, tanazul atau perpindahan dari satu kloter ke kloter lain ini biasanya dilakukan jemaah karena sejumlah hal, misal terkait kesehatan, urusan dinas, atau hal lain yang menyebabkan jemaah tersebut harus pulang lebih awal atau belakangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini