Sukses

Rakornas LPBI NU, Gus Yahya Ajak Warga Nadhliyin Merawat dan Pelihara Alam

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengingatkan manusia untuk tidak melihat alam sebagai objek eksploitasi tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya.

 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengingatkan masyarakat untuk tidak melihat alam sebagai objek eksploitasi, tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya.

“Gagasan spiritual ekologi merupakan gagasan dimana umat manusia melihat lingkungan hidup dari sudut pandang spiritualitas. Dalam Al-Quran dinyatakan, alam semesta bersama isinya diciptakan untuk kepentingan manusia, tapi tidak berarti kita boleh mengeksploitasinya. Sebagai khalifatullah mari kita bertanggung jawab dalam mengelola lingkungan demi kemaslahatan bersama," kata Gus Yahya pada acara Rakornas Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok, ditulis, Kamis (8/6/2023).

Ketua LPBI NU Tb Ace Hasan Syadzily mengapreasi Ponpes Al Hamidiyah sebagai penggerak pesantren hijau di Indonesia.

“Kami ingin melakukan konsolidasi melalui penugasan kepada ketua umum PBNU. Hadir di tengah-tengah masyarakat di kala masyarakat mengalami bencana,” kata Ace.

Dia menjelaskan, membangun kesiapsiagaan mitigasi bencana dan perubahan iklim dengan Tema rakornas ini, spiritual ekologi sejalan dengan semangat 1 abad NU merawat jagat.

Tak hanya itu, sambung dia, Perubahan iklim menjadi isu global saat ini, perubahan iklim menjadi ancaman nyata keselamatan, bencana alam terkait erat dengan perubahan iklim, dan kerugian jiwa aktivitas produksi pertanian sangat dirasakan akibat perubahan iklim.

“Dampaknya, cuaca ekstrem longsor, banjir dan pemanasan yang ekstrem,” ujarnya.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto yang turut hadir juga mengatakan, yang ditakuti semua dunia adalah perubahan iklim. Kejadian bencana dalam kurun 12 tahun ada 82 persen, di 2022 ada sekitar 3 ribuan bencana.

“Sehari bisa terjadi 10 bencana, kita memasuki musim panas yang cukup panjang, frekuensi hidrometeorologi kering lebih panjang. Pemerintah tidak bisa bekerja tanpa ada dukungan semua elemen termasuk LPBI,” kata Suharyanto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Danones Indonesia

Chief Executive Officer of Danone Indonesia Connie Ang menegaskan pihaknya komitmen dengan kondisi perubahan iklim saat ini. 

Salah satu hal yang dilakukan yakni Danone Indonesia adalah dengan menyerahkan Mobil Instalasi Pengolah Air kepada Nahdlatul Ulama (NU), melalui salah satu lembaganya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU).

Danone Indonesia telah bermitra dengan Nahdlatul Ulama sejak 2021 melalui sejumlah inisiatif. Penyerahan Mobil Instalasi Pengolah Air semakin mengukuhkan komitmen Danone Indonesia dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui ketersediaan air minum aman, sekaligus upaya penanggulangan bencana.

"Danone Indonesia merasa bangga bisa mendukung LPBI PBNU dengan sebuah mobil instalasi pengolah air. Kami menyadari dalam bencana alam, aspek kunci yang perlu diperhatikan adalah kesehatan, dimana pemenuhan air minum yang sehat dan aman menjadi sangat penting bagi masyarakat," ujarnya.

Dukungan ini harapannya dapat berdampak luas dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan penguatan ketahanan bencana. Bersama kita dapat merawat jagat membangun peradaban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.