Sukses

Pakar Investasi: Robot Trading Wahyu Kenzo Bisa Saja Digerakkan Oknum Perusahaan, Bebas Tentukan Siapa yang Menang

Pakar Investasi Universitas Surabaya (Ubaya) Putu Anom Mahadwartha mengungkapkan, dalam kasus robot trading yang menjerat Wahyu Kenzo, bisa saja digerakkan oleh oknum di perusahaan tersebut. Sehingga, mereka bisa bebas menentukan siapa yang menang hari ini, besok dan seterusnya.

Liputan6.com, Surabaya - Pakar Investasi Universitas Surabaya (Ubaya) Putu Anom Mahadwartha mengungkapkan, dalam kasus robot trading yang menjerat crazy rich Surabaya Wahyu Kenzo, bisa saja digerakkan oleh oknum di perusahaan tersebut. Sehingga, mereka bisa bebas menentukan siapa yang menang hari ini, besok dan seterusnya.

"Seolah-olah mereka bisa menciptakan marketnya sendiri, karena dia sudah membuai investor untuk seolah-olah investor itu disuruh tiduran aja, rebahan aja, kemudian bisa dapet duit," ujarnya, Kamis (9/3/2023).

Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya  ini menyebut, kasus serupa robot trading yang menjerat Wahyu Kenzo akan terus berulang selama masyarakat belum memiliki pengetahuan yang mumpuni di bidang keuangan. Artinya, masyarakat masih akan terbuai dengan iming-iming berupa keuntungan sekejap alias kaya mendadak.

"Sehingga memancing mereka untuk melakukan atau terbuai untuk mengikuti cara-cara yang membuat para penipu atau para pelaku robot trading yang seperti ini mendapat keuntungan besar," ucapnya.

Ia pun mendorong agar masyarakat yang hendak berinvestasi agar tidak terlalu cepat terbuai janji-janji manis tersebut. Sebab, menurutnya tidak ada suatu janji yang bombastis di dunia investasi. Justru, yang ada adalah suatu cara atau mekanisme yang membuat investor mampu mengukur risiko.

"Jadi, poinnya itu sebenarnya jangan melihat hanya dari sisi kekayaan yang instan, lihat orang flexing kekayaan di sosial media di pesawat pribadi, di supercar mewah dan sebagainya, kemudian langsung terbuai untuk mengikuti cara seperti itu. Tidak ada namanya kaya secara instan," ujar Putu.

Di sisi lain, kata Putu, pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan. Meski demikian, yang perlu diingat adalah bahwa pengawasan seketat apapun, nantinya para pelaku penipuan tersebut tetap akan melakukan kamuflase dengan cara yang berbeda.

Sehingga, lanjut Putu, pemerintah harus bisa membuat sebuah program yang mampu meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia. Seperti peningkatan ilmu keuangan dan ilmu investasi dasar bagi masyarakat.

"Itu harus digerakkan di lembaga-lembaga keuangan negara. Misalnya di perbankan atau di bursa efek atau di bursa berjangaka, OJK. Mereka harus punya program yang sangat terstruktur dan masif untuk mendorong masyarakat indonesia melek keuangan," ucap Putu. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rugikan Korban Rp 9 Triliun

Crazy rich Surabaya Wahyu Kenzo ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus investasi robot trading yang merugikan korban mencapai Rp9 triliun. Saat tersangka sudah ditahan di Kepolisian Daerah Jawa Timur.

Kapolda Jatim Irjen Pol. Toni Harmanto mengatakan korban trading abal-abal Wahyu Kenzo itu diperkirakan sebanyak 25 ribu orang.

"Dari hasil keterangan (dari proses penyidikan) sementara, diperkirakan kerugian (korban) mencapai hampir Rp9 triliun, dengan prakiraan jumlah korban kurang lebih 25 ribu orang," katanya di, Surabaya, Rabu (8/3/2023).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.