Sukses

Pelajar Kurang Mampu di Banyuwangi Dapat Uang Saku Sekolah Setiap Hari, Cek Berapa Nominalnya

Pemkab Banyuwangi melanjutkan program khusus bagi pelajar dari keluarga kurang mampu yang sudah berjalan selama ini. Mulai pemberian uang saku, uang transportasi, tabungan pelajar, hingga pemberian bantuan peralatan sekolah.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi melanjutkan program khusus bagi pelajar dari keluarga kurang mampu yang sudah berjalan selama ini. Mulai pemberian uang saku, uang transportasi, tabungan pelajar, hingga pemberian bantuan peralatan sekolah.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, program-program tersebut terus dilaksanakan tahun ini.

”Ini bantuan khusus bagi pelajar yang kurang mampu. Biar makin semangat sekolahnya. Program yang telah dirintis sejak 2017 kita teruskan. Melihat manfaatnya yang besar,” kata Ipuk, Senin (27/2/2023).

Setidaknya ada tujuh program yang disasarkan bagi pelajar kurang mampu tersebut. Antara lain bantuan biaya hidup pelajar tidak mampu, Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah), bantuan uang transport siswa tidak mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, bantuan alat pembelajaran, serta bantuan uang saku.

Ipuk mencontohkan program uang saku, di mana pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari.

Demikian pula bantuan uang transportasi, para pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari.

Ipuk berharap program ini bisa membantu para pelajar kurang mampu untuk semakin giat bersekolah.

"Uang saku yang diberikan tiap hari digunakan untuk membeli makanan, sehingga dia belajar dengan perut terisi dan gizi cukup, yang bisa menstimulasi otak dalam menerima materi pembelajaran,” papar Ipuk.

Salah satu penerima bantuan, Kurnia Dewi Amalia, siswi kelas 6, bercerita bahwa dirinya bersama adiknya (Diva Mulia - kelas 2) setiap hari berjalan kaki sejauh 6 KM menuju sekolah. SDN 8 merupakan sekolah yang terdekat dari rumah mereka yang berada di perbatasan hutan di lereng Gunung Raung.

Setiap harinya, kedua kakak beradik tersebut harus berjalan tak kurang dari satu jam melewati perkebunan pinus dimana orang tuanya bekerja. Tak jarang mereka jalan ke sekolah juga ditemani anjing peliharaan penjaga rumah.

“Berangkat jam 5 sama adik. Meski jauh, kita tetap harus semangat sekolah. Di jalan ya ngobrol-ngobrol sama adik, suka bareng sama Faris, teman sekelas yang rumahnya dekat dengan saya. Kadang Ciki (anjing peliharaan) juga nemenin kita jalan ke sekolah,” cerita Dewi.

Dewi mengaku ingin menjadi dokter hewan kelak. “Biar kalau Ciki atau kucing yang di rumah sakit, saya bisa merawat dan menyembuhkan,” tutur Dewi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

7 Program untuk Pelajar Tak Mampu

 

Kepala Dinas Pendidikan, Suratno menambahkan bahwa pada tahun ini ada tujuh program untuk menopang pendidikan pelajar tidak mampu. Rinciannya, berupa bantuan biaya hidup (personalia) diberikan kepada 840 siswa tidak mampu, Garda Ampuh disasarkan bagi 975 siswa, bantuan uang transport juga diberikan kepada 600 siswa tidak mampu, juga bantuan alat pembelajaran untuk siswa miskin senilai Rp 1,2 miliar.

Bantuan uang saku diberikan kepada 564 orang, beasiswa bagi mahasiswa berprestasi bagi pelajar kurang mampu dialokasikan untuk 80 orang. Banyuwangi juga menganggarkan beasiswa bagi mahasiswa peserta program Banyuwangi Cerdas sebanyak 300 orang.

“Untuk bantuan uang saku kepada anak-anak kami di SDN 8 tadi sebesar Rp 3,2 juta per tahunnya. Kalau untuk siswa SMP  Rp 4,4 juta, sementara SMA sederajat Rp 5,7 juta,” kata Suratno.

 

3 dari 3 halaman

Saling Dukung Dengan SAS

Program-program tersebut, imbuh Suratno, saling mendukung dengan program lainnya. Seperti program Siswa Asuh Sebaya (SAS) dimana para pelajar saling membantu di antara mereka dengan menyisihkan uang jajannya. Setiap pekan, siswa yang uang jajannya lebih menyisihkan sebagian untuk dikumpulkan ke bendahara kelas. Uang yang terkumpul akan diberikan ke siswa kurang mampu berupa uang atau barang yang mereka butuhkan untuk menunjang kebutuhan sekolah siswa.

Program SAS ini, kini berkembang menjadi Sekolah Asuh Sekolah. Di mana sekolah yang memiliki kelebihan dana SAS akan diberikan ke sekolah lain yang masih membutuhkan bantuan untuk siswanya yang kurang mampu.

”Kadang tangan pemkab tidak cukup jauh menjangkau kebutuhan pendidikan seorang siswa, maka lewat SAS ini kami harapkan bsia menambal kebutuhan mereka. Seperti siswa SDN 8 Jambewangi itu, juga kami belikan tas dan buku-buku penunjang pelajaran dengan memakai dana SAS,” pungkasnya

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.