Sukses

Khofifah Beberkan Penyebab Banjir di Gresik, Perlu Sinkronisasi Kebijakan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan banjir di empat desa di wilayah Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik akibat tanggul jebol.

Liputan6.com, Gresik - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan banjir di empat desa di wilayah Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik akibat tanggul jebol.

Menurut dia, tanggul tersebut tidak mampu menampung banyaknya debit air akibat hujan deras yang melebihi daya tampung tanggul.

"Hari ini kita melihat ada dua tanggul di Blok D dan Blok E Sungai Mojosarirejo yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas. Sehingga aliran yang menuju Sungai Avur meluap menggenangi empat desa di wilayah Kecamatan Driyorejo," katanya saat meninjau kondisi banjir di Gresik, dilansir dari Antara, Rabu (22/2/2023).

Mantan Menteri Sosial itu menginstruksikan agar petugas terkait mengecek ulang kapasitas, kualitas dan kekokohan, serta penampungan tanggul di sepanjang aliran sungai tersebut.

"Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif," ujarnya. Secara khusus, Khofifah meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air untuk membenahi sistem irigasi regional yang meliputi Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

"Tentunya perlu berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai atau BBWS Brantas dan Bengawan Solo," tuturnya.

Menurutnya sekarang adalah momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemerintah Kabupaten Gresik serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Sistem yang sudah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Gresik harus disinkronkan bersama-sama. Sebab penataan wilayah di Sungai Brantas dan Bengawan Solo kewenangannya berbeda-beda yang secara reguler perlu disinkronkan," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapasitas Tanggul

Melihat intensitas hujan yang cukup tinggi hampir di seluruh Indonesia termasuk Jawa Timur, lanjut Khofifah, perlu pengecekan ulang terhadap kapasitas tanggul di masing-masing titik sepanjang Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

"Memang sudah harus dilakukan asesmen kembali supaya proses untuk bisa melakukan proteksi dan mitigasi bisa lebih terukur dengan baik," katanya, menegaskan.

Banjir akibat tanggul jebol di wilayah Kecamatan Driyorejo menggenangi Desa Sumput, Mojosarirejo, Karanggandong dan Driyorejo.

Terdata warga terdampak sebanyak 66 kepala keluarga. Sementara tempat pengungsian dipusatkan di Club House Perumahan De Naila Village, Desa Mojosarirejo. Namun terpantau beberapa warga memilih tetap bertahan di rumah masing-masing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.