Liputan6.com, Surabaya - Satu korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, dilaporkan mulai membaik setelah menjalani perawatan selama kurang lebih satu bulan.
Dokter spesialis anestesi konsultan ICU Wiwi Jaya mengatakan, pasien tersebut saat ini masih harus menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU) dan masih menggunakan alat bantu pernafasan atau ventilator.
Baca Juga
Polemik RI Batal Gelar Piala Dunia U-20, Fahri Hamzah Minta PSSI Jujur soal Tragedi Kanjuruhan
Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Warganet Singgung Tragedi Kanjuruhan, Palestina hingga Israel
Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Warganet Tetapkan 29 Maret 2023 Sebagai Hari Patah Hati Nasional
"Kasus infeksinya ada di dua tempat, yakni di paru-paru dan di luar paru-paru. Tapi, akhir-akhir ini perkembangannya membaik," kata Wiwi.
Ia menjelaskan, saat ini kondisi pasien dalam keadaan sadar dan bisa merespons komunikasi yang dilakukan oleh tim dokter. Namun, pasien tersebut tidak bisa berbicara karena menggunakan alat bantu pernafasan.
Namun, pada saat tim dokter meminta pasien untuk melakukan gerakan atau mengajak bicara, pasien sudah bisa memahami perintah tersebut. Pasien itu, sebelumnya sempat tidak sadar pada saat menjalani perawatan di RS Saiful Anwar.
"Pasien ini diajak bicara, paham. Kami meminta pasien untuk melakukan sesuatu paham. Tetapi belum bisa bicara karena masih ada pipa yang masuk ke jalan nafas yang berfungsi membantu pernafasan," katanya.
Ia menambahkan, jika kondisi pasien tersebut terus mengalami perbaikan, diharapkan dalam pekan depan alat bantu pernafasan tersebut bisa dilepas. Namun, untuk saat ini pasien masih sangat membutuhkan alat bantu pernafasan tersebut.
Pasien tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan mengalami cedera pada paru-parunya. Ada memar pada bagian paru-paru dan pada rongga paru-paru terdapat nanah yang harus dibersihkan secara berkala.
"Cedera luar tidak tampak. Problem berat di paru-paru. Organ lain tidak, justru yang berat itu adalah adanya nanah di rongga paru dan infeksi paru-paru. Dua diagnosa itu," katanya.
Saat ini, di RS Saiful Anwar Kota Malang tersisa satu pasien korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani perawatan. Secara keseluruhan, RSUD Saiful Anwar telah merawat 80 pasien korban tragedi Kanjuruhan, dimana empat diantaranya meninggal dunia.
Gilang Widya Pramana atau Juragan99 selaku Presiden Arema Fc turut menyampaikan duka cita atas tragedi stadion Kanjuruhan, Malang. Ia juga berkomitmen untuk membantu proses perawatan serta pengobatan bagi korban yang mengalami luka ringan ataupun ber...
Horor Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar hingga sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement