Sukses

Anak Gajah Dumbo KBS Didiagnosa Mati Karena Virus Herpes

Virus langka tersebut memang sering menularkan kepada gajah-gajah mudah. Terlebih pada musim penghujan.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Seksi Pengawetan Eksitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK) Desy Satya Chandradewi mengungkapkan, kematian gajah Dumbo koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) didiagnosa terjangkit virus herpes.

"Kedatangan kami ke KBS untuk melakukan pengecekan terkait kematian gajah dan pengecekan di sekitar kandang untuk memastikan kelayakannya," ujarnya Surabaya, ditulis Rabu (22/12/2021).

"Ini masih kami selidiki karena kematian gajah dari diagnosa sementara karena adanya virus herpes pada gajah," ucap Desy.

Virus langka tersebut memang sering menularkan kepada gajah-gajah mudah. Terlebih pada musim penghujan. Oleh karena itu ia meminta kepada KBS untuk memperbaiki lingkungan.

"Langkah selanjutnya kita memperbaiki lingkungan di KBS. Termasuk interaksi pengunjung dengan gajah yang muda," jelasnya.

Oleh karena itu untuk gajah-gajah yang usia muda di KBS di karantina dulu. "Jadi kita isolasi dulu agar tidak berinteraksi ke manusia. Kalau berdasarkan studi umur rentan terkena virus yakni bayi dan umur 10 tahun," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendarahan Rongga Mulut

Praktisi Satwa Liar Tenaga Pakar Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik, Wisnu Pradana menjelaskan dari hasil diagnosa sementara gajah Dumbo mengalami inveksi herpes akut.

"Sehingga di organ gajah ada pendarahan rongga mulut serta pendarahan pada seluruh pencernaan. Diagnosa sementara ini karena elephant herpes virus yang menyerang pada gajah Dumbo," jelasnya.

Ia menjelaskan elephant herpesvirus terjadi pertama di Indonesia tahun 2010 ketika itu gajah-gajah di waykambas juga terdeteksi virus mematikan tersebut. "2010 lalu pernah terjadi di waykambas. Dan ini masuk ke Surabaya," ungkapnya.

Oleh karena itu ia meminta kepada lembaga konservasi untuk memperhatikan kondisi dan kandang gajah. Karena bisa jadi virus tersebut juga bisa dibawah oleh manusia. "Ini yang perlu diperhatikan kondisi fisiknya dan juga kandang gajah," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.