Sukses

BPBD Petakan Tanah Bergerak di Dusun Brau Kota Batu

Sampel tanah di Dusun Brau, Kota Batu, yang rawan bencana tanah bergerak telah dibawa ke laboratorium untuk dianalisis

Liputan6.com, Batu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memetakan dan cek titik retakan tanah dampak bencana tanah bergerak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu. Ini demi mencegah bahaya bencana susulan yang membahayakan.

Bencana tanah bergerak tersebut membuat 16 kepala keluarga dengan 51 jiwa di Dusun Brau, Kota Batu, mengungsi sementara dari tempat tinggalnya. Sebagian di antara mereka telah menempati tenda keluarga pengungsi yang didirikan.

Achmad Choirur Rochim, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, mengatakan, pemetaan menggunakan seismograf maupun pemantauan visual dari udara melibatkan BPBD Jawa Timur telah dikerjakan pada Sabtu dan Minggu ini.

“Sampel tanah telah dibawa untuk diuji di laboratorium di Surabaya. Akan diteliti kerawanan tanah bergerak di wilayah ini seperti apa,” kata Rochim, Minggu, 7 Februari 2021.

Pengujian itu untuk mengetahui tingkat kegemburan dan sejenisnya. Pemetaan visual juga untuk mengetahui potensi gerakan tanah. Belum dapat dipastikan kapan hasil kajian selesai. Hasilnya dapat jadi rekomendasi kepada Pemkot Batu dalam mengambil kebijakan.

“Untuk strategi penangana bencana serta kebijakan terkait penduduk yang tinggal di kawasan itu,” tutur Rochim.

Sebelumnya, alarm Early Warning System (EWS) tanah longsor yang dipasang di Dusun Brau berbunyi 17 kali sejak petang sampai malam pada Senin, 1 Februari. Belasan kepala keluarga yang tinggal di titik rawan itu kemudian mengungsi ke sanak familinya.

Alat deteksi dini itu mampu meminimalisir kemungkinan korban. Sebab keesokan harinya, terjadi bencana tanah longsor di beberapa titik. Sejumlah rumah warga yang berdiri di bawah tebing rusak tertimpa material longsor.

Bencana tanah longsor itu menghasilkan retakan tanah teramati di sedikitnya empat titik. Salah satu titik retakan terpanjang tepat di bawah alat deteksi longsor BPBD Kota Batu. Panjang retahan mencapai 80 meter dengan lebar 1,5 meter.

“Kerawanan bencana itu yang harus diantisipasi, makanya butuh penelitian,” ucap Rochim.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Longsor

BPBD Kota Batu belum dapat memastikan sampai kapan belasan keluarga mengungsi di tenda pengungsian. Selain karena terdapat retakan tanah, hujan dengan intensitas tinggi masih kerap mengguyur wilayah Batu dan sekitarnya.

“Untuk sementara ini mungkin lebih baik di pengungsian dulu. Dapur umum sudah didirikan,” ucap Rochim.

Petugas BPBD bersama relawan bersiaga 24 jam penuh mengawasi dusun tersebut. Sebab potensi masih bisa terjadi gerakan tanah yang dapat memicu tanah longsor di area pemukiman penduduk sewaktu-waktu.

Selain itu, warga di seluruh wilayah Kota Batu turut diimbau terus meningkatkan kewaspadaan. Khususnya mereka yang tinggal di dekat perbukitan dengan tebing curam. Sejak awal 2021 ini, nyaris setiap hari selalu terjadi longsor.

Tanah longsor juga sempat terjadi di jalan raya kawasan wisata Payung, membuat akses jalan menuju Malang – Kediri tertutup selama beberapa saat. Karena itu, warga yang berkendara dan melintas di jalan di lereng bukit patut selalu waspada.

“Jalan rawan tertutup oleh material longsor, karena itu semua harus selalu waspada,” kata Rochim.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.