Liputan6.com, Jakarta - Presenter olahraga yang juga pegiat sepak bola Ibnu Jamil menyoroti tragedi Arema yang menewaskan ratusan orang usai menyaksikan laga Arema FC Vs Persebaya.
Peristiwa memilukan yang bakal diingat sebagai tragedi Kanjuruhan ini tak cuma menimbulkan duka bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Ibnu Jamil bahkan memandang peristiwa ini lebih jauh ke depan.
Suami Ririn Ekawati langsung berpikir mengenai nasib sepakbola Indonesia ke depan usai peristiwa yang mengakibatkan nyawa 157 orang lebih tak tertolong.
"kerusuhan setelah Arema kalah dari Persebaya..sepakbola Indonesia mau kemana???," tanya Ibnu Jamil sebagai status teks unggahan video pertandingan Arema - Persebaya yang diunggahnya ke akun Instagram terverifikasinya, Minggu, 2 Oktober 2022.
Baca Juga
Berita video total dilaporkan 127 orang meninggal dunia setelah terjadinya kericuhan pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam hari WIB.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini
Menunggu Kata Bijak
Ibnu Jamil kemudian melanjutkan status teks yang ditulisnya di Instagram terkait tragedi Arema yang kini jadi sorotan media massa nasional.
Atas kejadian itu, ia menunggu petuah bijak dari pecinta sepak bola di Tanah Air. "menunggu kata kata bijak pecinta sepakbola Indonesia," tulis Ibnu Jamil.
Advertisement
Nyawa Lebih Penting dari Sepak Bola
Terakhir, Ibnu Jamil mengunggah foto pita hitam yang melingkar sebagai momen kesedihan atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Ia mengingatkan betapa keselamatan lebih penting dari aksi menyaksikan si kulit bundar di lapangan hijau.
"Sepakbola Indonesia Berduka 🙏 nyawa lebih penting dari sepakbola," tulisnya lagi.
Tembakan Gas Air Mata
Sebelumnya, pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement