Sukses

Long Shot: Komedi yang Amerika Banget Dengan Akhir Cerita Klise

Long Shot memulai cerita dengan jatuhnya harian Brooklyn Advocate ke pelukan perusahaan media raksasa milik Parker Wembley (Andy).

Liputan6.com, Jakarta Tema besar Long Shot adalah pertemuan tak terduga dengan seseorang dari masa lalu yang ditindaklanjuti kerja profesional untuk tujuan besar. Dimainkan oleh Charlize Theron dan Seth Rogen yang juga menjabat produser, Long Shot menjelma menjadi film dengan alur rada-rada random, spontan, efektif memancing tawa, namun menjelang akhir ada beberapa konflik yang sengaja disederhanakan.

Long Shot memulai cerita dengan jatuhnya harian Brooklyn Advocate ke pelukan perusahaan media raksasa milik Parker Wembley (Andy). Kebijakan konglomerasi media ini mendapat penolakan sejumlah karyawan salah satunya, Fred (Seth). Ia mengundurkan diri lalu menjadi pengangguran. Berkali-kali melamar kerja sebagai penulis, Fred ditolak. Malam itu bersama sahabatnya, Lance (O’ shea), Fred menghadiri pesta yang dimeriahkan sejumlah konglomerat dan Menteri Luar Negeri AS, Charllote (Charlize).

Charlotte yang menyadari kemampuan menulis Fred menawarinya pekerjaan sebagai penyusun materi pidato. Charlotte hendak maju sebagai calon Presiden AS 2020. Ia mengantongi restu Presiden AS sebelumnya, Chambers (Bob) yang memilih terjun ke industri film. Keputusan Charlotte merekrut Fred semula ditentang dua asistennya, Maggie (June) dan Tom (Ravi).

Kesan pertama menonton film Long Shot, naskahnya spontan dan random. Adegan berikutnya hingga pemilihan lagu tema susah ditebak, seringkali di luar dugaan penonton. Itu sebabnya, sepanjang film, kita kerap terkejut dan geleng-geleng. Inilah yang dibutuhkan dalam menggarap film komedi: kejutan, spontanitas, dan alur yang bergerak dinamis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Kunci lainnya terletak pada kekuatan akting Charlize dan Seth. Keduanya menarik perhatian penonton sejak awal. Seth menyita atensi berkat karakter yang apa adanya, emosi meledak-ledak, ekspresif meski memasuki pertengahan film amarahnya lebih dominan. Sementara kesan pertama melihat performa Charlize: cantik banget. Setelah belasan kali menonton filmnya, baru di Long Shot ia tampak sangat cantik, berkelas, cerdas dan konyol di saat bersamaan.

Charlize memberi kejutan di beberapa adegan namun yang paling cetar, saat mengonsumsi ekstasi. Efek melayang akibat pil ini terasa hingga 4-5 jam setelah mengonsumsi. Lalu, ia harus menerima telepon dari pemimpin negara lain untuk membahas sandera. Di sinilah, Charlize membuktikan diri mampu memimpin film komedi tanpa bayang-bayang Seth.

Long Shot sangat Amerika. Bagi yang tidak mengikuti situasi politik AS selama 10 tahun terakhir bisa jadi susah tertawa dan memahami konteks lawakannya. Dari soal pencalonan presiden perempuan, Chambers yang memilih jadi aktor, kubu Demokrat versus Republiken, hingga skandal seks yang menyeret politikus.

Sebagai sebuah komedi, Long Shot berhasil mengocok perut. Sayangnya, memasuki paruh kedua, tempo cerita bergerak semakin cepat hingga ada beberapa konflik besar yang selesai dengan instan. Terlalu disederhanakan. Akhir cerita terasa klise, layaknya menonton FTV. 

 

Pemain: Charlize Theron, Seth Rogen, June Diane Raphael, Ravi Patel, Oshea Jackson Jr., Bob Odenkirk, Andy Serkis

Produser: Evan Goldberg, Seth Rogen, Charlize Theron, James Weaver, Beth Kono

Sutradara: Jonathan Levine

Penulis: Dan Sterling, Liz Hannah

Produksi: Lionsgate

Durasi: 125 menit

(Liputan6.com/Wayan Diananto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini