Sukses

Ramadan di SCTV 2019, Sinetron Merindu Baginda Nabi Siap Menyentuh Hati Pemirsa

Sinetron Merindu Baginda Nabi menjadi salah satu tayangan andalan Ramadan di SCTV 2019.

Liputan6.com, Jakarta Ramadan di SCTV makin terasa berkamna dengan sejumlah tayangan inspiratif. Salah satunya yang jangan Anda lewatkan adalah sinetron Merindu Baginda Nabi. Drama menyentuh dan juga menghibur ini dimainkan oleh sejumlah pesinetron top, sebut saja Febby Rastanti, Dinda Hauw, El Manik, Nani Wijaya, Marini Zumarnis dan bintang baru Hamas Syahid yang dikenal sebagai hafiz.

Sinemart, rumah produksi yang menggarap Merindu Baginda Nabi, mengangkat cerita ini dari karya Habibirrahman El Shirazy atau penulis yang akrab disapa Kang Abik. Enseblem akting artis beda generasi itu menjadi cantik dalam cerita lantaran diarahkan oleh sutradara Zak Sorga. Sinetron drama inspiratif ini hadir setiap hari di primetime sore-malam hari selama bulan suci. 

Dani Sapawie, produser Sinemart Production menjelaskan, drama ini bisa menjadi tontonan inspiratif bagi keluarga terutama anak-anak muda.

"Sesuai judulnya ini tentang orang-orang yang rindu dengan Rasulullah. Bagaimana mereka menjalani hidup sesuai tuntutan Baginda Nabi. Ada karakter anak muda yang diwakilkan oleh Rifa yang dimainkan Febby Rastanty dan juga Syamsul Anam yang dibintangi Hamas. Dia hafiz hafal 14 juzz," papar Dani di sela-sela jumpa wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Seperti apa jalan cerita Merindu Baginda Nabi dan siapa saja yang menjadi pemeran ceritanya?          

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Daftar Pemain dan Pemeran

FEBBY RASTANTI                      sebagai    RIFA

DINDA HAUW                           sebagai USTAZAH MAEMUNAH

HAMAS SYAHID                        sebagai    SYAMSUL ANAM

EL MANIK                                sebagai   PAK NUR

NANI WIJAYA                           sebagai    MBAH TENTREM

 

MARINI ZUMARNIS                   sebagai BU SAL

CHOLIDI ASADIL ALAM              sebagai FAUZAN

BABY ZELVIA                            sebagai BU RIRIN

EDDIE OGLEK                           sebagai PAK MITRO

3 dari 3 halaman

Sinopsis Global

Sinetron ini menceritakan sepenggal hidup orang-orang yang merindu Baginda Nabi Saw. Adalah RIFA, remaja berprestasi yang baru pulang dari pertukaran pelajar di San Jose, Amerika. RIFA bisa berprestasi dilevel internasional karena diasuh oleh sepasang suami ikhlas pengasuh Pesantren Yatim Darus Sakinah bernama PAK NUR dan BU SAL. RIFA mulanya bernama DIPAH kepanjangan dari Ditemu ning Sampah, karena asalnya RIFA adalah bayi yang ditemukan ditempat sampah oleh MBAH TENTREM. Oleh MBAH TENTREM bayi DIPAH diberikan kepada PAK NUR dan BU SAL yang tidak memiliki anak. Sejak itu DIPAH diasuh PAK NUR dan diganti namanya menjadi SYARIFATUL BARIYYAH, dipanggil RIFA. MBAH TENTREM juga menyerahkan rumah dan tanahnya kepada PAK NUR untuk diwakafkan jadi panti asuhan.

RIFA hidup bersama keluarga besar Pesantren Yatim Darus Sakinah yang sederhana tapi asri dan nyaman. Keikhlasan dan kesabaran Pak Nur dan Bu Sal-lah yang membuat pesantren Yatim itu nyaman. Sehari-hari RIFA sekolah di SMA paling maju di kota Malang. Sejak kelas 1, RIFA selalu juara kelas. Hal itu membuat ARUM  tidak menyukai RIFA. Selama bersama RIFA, ARUM tidak pernah juara kelas, ARUM bisa menjadi juara 1, hanya ketika RIFA berada di Amerika. Ketika RIFA pulang ke Malang, setelah delapan bulan di Amerika dan Eropa, ARUM membuat protes supaya RIFA tinggal kelas sebab 8 bulan tidak masuk kelas. Namun BU RIRIN, sebagai walikelas bisa memberikan argumen yang tidak bisa ditolak bahwa RIFA harus naik kelas bersama ARUM dan teman-temannya, sebab selama di Amerika, RIFA tetap mengerjakan test jarak jauh, selain itu kepergian RIFA adalah sebagai duta sekolah, lebih dari itu RIFA mengharumkan nama sekolah dan Indonesia dengan menjadi pemenang olimpiade matematika tingkat SLTA di San Jose, USA.

RIFA selalu berusaha bersikap baik kepada ARUM, namun ARUM membalas dengan kebencian. RIFA menganggal ARUM bukan musuh tetapi sahabat dalam berlomba meraih kebaikan, sementara ARUM menganggap RIFA adalah musuh besar yang menghalangi kesuksesannya. Lebih parah lagi, ketika ARUM memiliki teman pembisik bernama TIWIK, yang kerjaannya memfitnah RIFA dan mengadu-domba. Termasuk ketika RIFA memberikan kaos oleh-oleh dari Amerika dengan tulus yang dititipkan kepada TIWIK (18 tahun), ternyata kaos itu oleh TIWIK disobek dan dibuat menghasut ARUM bahwa RIFA sebenarnya berniat menghina ARUM dengan memberikan kaos sobek. Api kebencian semakin menyala di dada ARUM.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini