Sukses

Cerita Film Cinta Laki-Laki Biasa Bikin Din Syamsudin Terharu

Padahal Din Syamsudin mengaku jarang menangis, apalagi saat menonton film.

Liputan6.com, Jakarta Antusiasme penonton Indonesia terhadap film Cinta Laki-Laki Biasa garapan sutradara Guntur Soeharjanto belum juga usai sejak penayangan perdananya pada 1 Desember 2016 lalu. Tokoh Muhammadiyah, Din Syamsudin pun tak mau kalah dan ikut larut dalam euforia film drama yang diadaptasi dari buku karya Asma Nadia itu.

Din Syamsudin nonton bareng film Cinta Laki-Laki Biasa

Bersama dengan para sineas film ini, dari mulai sang penulis novel, sutradara, hingga produser Chan Parwez Servia, Din Syamsudin didampingi sang istri menonton film Cinta Laki-laki Biasa di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2016).

Film produksi Starvision yang dibintangi Deva Mahenra dan Velove Vexia itu rupanya berhasil menyentuh hati Din Syamsudin. Bahkan, ulama itu mengaku tak mampu menahan air matanya saat adegan mengharukan diputar.

Din Syamsudin nonton bareng film Cinta Laki-Laki Biasa

"Sinematografi sangat artistik, ada alur memainkan emosi penonton. Saya yang jarang bisa menangis, tadi tak dapat menahan tangis pada bagian-bagian tertentu," ujar Din Syamsudin selepas menonton film yang ditulis skenarionya oleh Alim Sudio itu.

Bagi mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat itu, pesan yang terkandung dalam film ini sangat penting bagi masyarakat. "Terutama tentang cinta sejati dan penting serta berharganya imateri daripada materi dalam hidup ini," tutur Din.

Poster film Cinta Laki-laki Biasa. Foto: Instagram (@cintalaki2biasa)

Karena pesan yang terkandung dalam film ini, Din menghimbau masyarakat untuk turut menonton film tersebut. "Saya menghimbau dan menyerukan pada khalayak ramai, khususnya umat Islam untuk berlomba-lomba menonton film ini," ucap Din Syamsudin. (Rin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini