Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk (kode saham: WSKT) dinilai masih jauh dari potensi delisting oleh pengamat pasar keuangan Lucky Bayu Purnomo.
Menurutnya, sejumlah indikator positif menunjukkan bahwa emiten konstruksi BUMN ini sedang dalam proses pemulihan kinerja, khususnya dari sisi keuangan dan proyek yang tengah berjalan.
Baca Juga
"Proses delisting itu tidak terjadi secara instan, ada tahapan yang harus dilalui dan Waskita saat ini belum berada di tahap itu," ujar Lucky kepada wartawa, Jumat (9/5/2025).
Advertisement
Sepanjang 2024, Waskita yang merupakan BUMN karya mencatatkan 68 proyek aktif dengan nilai mencapai Rp44,7 triliun. Aktivitas proyek yang masih tinggi ini menandakan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan dan terus menunjukkan perbaikan.
Di sisi lain, langkah-langkah restrukturisasi juga memperkuat fondasi keuangan perusahaan ke depan.
Restrukturisasi Utang Jadi Sinyal Positif bagi Investor
Waskita Karya berhasil menyelesaikan restrukturisasi besar-besaran yang melibatkan 22 kreditur perbankan melalui skema Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021, dengan total outstanding sebesar Rp31,65 triliun yang mulai efektif sejak 17 Oktober 2024.
Selain itu, restrukturisasi atas Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun juga telah disetujui dalam tiga seri obligasi.
Restrukturisasi ini memberikan peluang bagi Waskita untuk kembali menarik kepercayaan investor. Lucky menyebut bahwa dengan pengurangan beban utang dan perbaikan struktur keuangan, peluang bagi Waskita untuk bangkit di pasar modal menjadi lebih terbuka.
"Jika ada tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) di masa depan, ini bisa semakin memperkuat posisi Waskita untuk bertumbuh kembali," ujarnya.
Fokus pada Proyek Strategis dan Efisiensi Operasional
Untuk mempercepat pemulihan kinerja, Lucky menyarankan agar Waskita fokus mengambil proyek-proyek strategis yang memiliki dampak besar terhadap arus kas dan reputasi perusahaan.
Ia menekankan pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan proyek agar perusahaan bisa lebih kompetitif.
"Pendapatan utama Waskita berasal dari proyek. Maka dari itu, mereka harus agresif mencari kontrak baru, berinovasi, dan terus memperkuat operasional," katanya.
Advertisement
Utang Waskita Turun
Menurut laporan keuangan 2024, Waskita berhasil mencatat penurunan total utang sebesar Rp14,7 triliun, serta membukukan laba berjalan Rp4,8 triliun secara standalone.
Capaian ini menunjukkan tren positif dan menjadi modal penting untuk memperkuat kepercayaan pasar dalam dua tahun ke depan.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa proses delisting tidak bersifat otomatis. BEI akan terus memantau langkah strategis manajemen Waskita sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
“Tujuan aturan delisting bukan untuk mengeluarkan emiten, tapi untuk mendorong mereka memperbaiki prospek usaha,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna.