Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (Astra) baru saja mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 406 per saham untuk tahun buku 2024. Pembagian dividen tersebut telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan pada, Kamis, (8/5/2025).
Â
Baca Juga
Pembagian dividen tahun buku 2024 perseroan menjadi Rp 16,43 triliun atau Rp 406 per saham. Dividen itu termasuk dividen interim Rp 98 per saham atau seluruhnya Rp 3,96 triliun. Dividen interim 2024 itu telah dibayarkan pada 31 Oktober 2024.Â
Advertisement
Sisa dividen sebesar Rp 12,46 triliun atau Rp 308 per saham. Dividen final itu akan dibayarkan pada 5 Juni 2025 kepada Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 22 Mei 2025 pukul 16.00 WIB. Sisa laba bersih Perseroan sebesar Rp 17,61 triliun dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan. Demikian dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pembagian dividen merupakan salah satu cara perusahaan untuk memberikan imbal hasil kepada pemegang saham. Bagi investor, dividen ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Namun, besarnya dampak dividen tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk strategi investasi masing-masing investor, portofolio investasi, dan ekspektasi terhadap kinerja Astra ke depan.
Adapun Astra meraup laba bersih sebesar Rp34,05 triliun pada 2024. Perolehan itu hanya naik 1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari perolehan sebesar Rp33,99 pada tahun 2023.
Astra mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp330,92 triliun, tumbuh 5% yoy pada 2024. Adapun laba bersih terbesar disumbang dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang mencapai Rp12 triliun pada 2024, turun 5% yoy.Perolehan laba bersih terbesar kedua berasal dari divisi otomotif, yakni sebesar Rp11,21 triliun pada 2024, turun 2% yoy.
Perubahan Pengurus
PT Astra International Tbk (Astra) mengumumkan perubahan jajaran direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 yang diselenggarakan Kamis (8/5/2025). Perubahan tersebut meliputi pengunduran diri dua petinggi dan pengangkatan kembali serta penunjukan baru dalam jajaran manajemen.
RUPST menyetujui pengunduran diri Bambang Brodjonegoro sebagai komisaris independen dan Suparno Djasmin dari posisi direktur. Sebagai penggantinya, Astra menunjuk Rudy sebagai Wakil Presiden Direktur yang baru. Selain itu, John Raymond Witt dan Stephen Patrick Gore kembali diangkat sebagai Komisaris.
Adapun berikut susunan Komisaris dan Direksi terbaru Astra International:Â
Jajaran Komisaris:
- Presiden Komisaris : Prijono SugiartoÂ
- Komisaris Independen : Sri Indrastuti HadiputrantoÂ
- Komisaris Independen : Apinont SuchewaboripontÂ
- Komisaris Independen : Muliaman Darmansyah HadadÂ
- Komisaris : Anthony John Liddell NightingaleÂ
- Komisaris : Benjamin William KeswickÂ
- Komisaris : John Raymond Witt Â
- Komisaris : Stephen Patrick GoreÂ
- Komisaris : Benjamin Herrenden BirksÂ
- Komisaris : Hsu Hai Yeh JajaranÂ
Jajaran Direksi:
- Presiden Direktur : Djony Bunarto Tjondro
- Wakil Presiden Direktur : RudyÂ
- Direktur : Chiew Sin CheokÂ
- Direktur : Gidion HasanÂ
- Direktur : Henry TanotoÂ
- Direktur : SantosaÂ
- Direktur : Gita Tiffani Boer
- Â Direktur : FXL KesumaÂ
- Direktur : Hamdani Dzulkarnaen Salim Â
- Direktur : Thomas Junaidi Alim. WÂ Â
Â
Advertisement
Kinerja 2024
 PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan positif, baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Pendapatan perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 330,92 triliun. Pendapatan itu naik 4,53 persen dibandingkan pendapatan bersih tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 316,57 triliun.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2024 naik menjadi Rp 257,36 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 243,26 triliun. Sehingga diperoleh laba bruto RP 73,56 triliun, masih naik dibandingkan laba bruto 2023 yang tercatat sebesar Rp 73,31 triliun.
Perseroan membukukan beban penjualan Rp 11,45 triliun pada 2024. Kemudian beban umum dan administrasi tercatat sebesar RP 11,35 triliun. Penghasilan bunga pada periode yang sama tercatat sebesar Rp 3,35 triliun.
Biaya keuangan tercatat sebesar Rp 3,8 triliun dan kerugian selisih kurs bersih Rp 532 miliar. Penyesuaian nilai wajar investasi pada GOTO dan HEAL tercatat sebesar Rp 138 miliar, dan penyesuaian nilai wajar investasi lain-lain Rp 11 miliar. Penghasilan lain-lain pada 2024 tercatat sebesar Rp 1,79 triliun. Kemudian, bagian atas hasil bersih ventura bersama dan entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 10,29 triliun.
Â
Aset Perseroan
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2024 sebesar Rp 34,05 triliun. Laba itu naik 0,63 persen dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 33,84 triliun. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 841 dari sebelumnya Rp 836 per saham.
Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi Rp 472,93 triliun dibanding posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 445,41 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 176,93 triliun dan sisanya Rp sekitar Rp 295,99 triliun merupakan aset tidak lancar.
Liabilitas sampai dengan 31 Desember 2024 naik menjadi Rp 201,43 triliun dibanding posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 194,98 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 133,3 triliun merupakan liabilitas jangka pendek dan sekitar Rp 68,13 triliun tercatat sebagai liabilitas jangka panjang.
Sementara, ekuitas sampai dengan akhir Desember 2024 tercatat sebesar Rp 271,5 triliun. Liabilitas itu naik dibandingkan liabilitas pada akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 250,42 triliun.
Â
Advertisement