Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melesat pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025. Akan tetapi, penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing yang signifikan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/5/2025), IHSG bertambah 0,41% ke posisi 6.926,22. Indeks LQ45 naik 0,30% ke level 777,05. Mayoritas indeks saham acuan menghijau. Adapun IHSG berada di level tertinggi 6.970,50 dan level terendah 6.909,96. IHSG menguat seiring 314 saham melesat. Akan tetapi, 271 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sementara itu, 214 saham stagnan.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan 1.471.074 kali dengan volume perdagangan 24,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,6 triliun. Adapun investor asing menjual saham sebesar Rp 1,73 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing melepas saham Rp 52,44 triliun.
Advertisement
Berikut 10 saham yang dilepas investor asing pada Rabu, 7 Mei 2025, mengutip data Stockbit:
1.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Investor asing lepas saham BMRI Rp 109,80 miliar
2.PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
Investor asing lepas saham CUAN Rp 99,53 miliar
3.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Investor asing lepas saham BREN Rp 66,74 miliar
4.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Investor asing lepas saham TLKM Rp 63,86 miliar
5.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Investor asing lepas saham BBNI sebesar Rp 60,31 miliar
6.PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
Investor asing lepas saham MBMA sebesar Rp 57,39 miliar
7.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)
Investor asing lepas saham AMMN sebesar Rp 51,65 miliar
8.PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
Investor asing lepas saham DMAS sebesar Rp 50,11 miliar
9.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
Investor asing lepas saham MDKA sebesar Rp 30,41 miliar
10.PT Timah Tbk (TINS)
Investor asing lepas saham TINS sebesar Rp 27,87 miliar
Sentimen IHSG
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG dan bursa regional Asia menguat seiring sinyal proses negosiasi antara AS dan China.
Dari mancanegara, pelaku pasar bereaksi positif terhadap pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan perwakilan dagang AS Jamison Greer mengenai persiapan pertemuan dengan delegasi China pada pekan ini.
"Upaya ini berpotensi menjadi langkah awal dalam negosiasi tarif antara AS dan China, yang dikabarkan pembicaraan kedua negara akan berlangsung di Swiss. Pertemuan ini tentunya akan lebih cair sehubungan proses negosiasi tarif, sehingga akan menurunkan ketegangan kedua negara,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.
Sentimen positif lainnya didorong oleh pengumuman Bank Sentral China (PBOC) tentang pemotongan 50 bps yang ditetapkan untuk menyuntikkan sekitar 1 triliun Yuan ke dalam sistem perbankan, di saat Beijing bergerak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah ketegangan perdagangan dengan AS.
"Di sisi lain, pelaku pasar juga fokus menantikan hasil rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) bank sentral AS The Fed yang akan disampaikan pada malam hari ini,” kata dia.
Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025, pemerintah akan menerapkan kebijakan yang berorientasi pada penguatan daya beli, pemberian stimulus ekonomi, percepatan investasi, serta optimalisasi belanja negara.
Upaya ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025. Kenaikan bursa saham Asia Pasifik setelah bank sentral dan regulator keuangan China mengumumkan rencana besar untuk memangkas suku bunga acuan. Hal ini untuk menopang pertumbuhan dalam menghadapi kekhawatiran perdagangan.
Mengutip CNBC, Rabu pekan ini, indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 0,5%, indeks CSI 300 naik 0,61% hingga ditutup ke posisi 3.831,63.
Indeks acuan Nikkei 225 di Jepang melemah 0,14% ke posisi 36.779,66. Indeks Topix mendaki 0,31% ke posisi 2.696,16. Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,55% ke posisi 2.573,8. Indeks Kosdaq susut 0,13% ke posisi 722,81. Indeks ASX 200 di Australia terpangkas 0,33% ke posisi 8.171,3.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer akan bertemu mitra dari China pada pekan ini.
Mata Uang Asia Menguat
Mata uang Asia menguat terhadap dolar AS di tengah menurunnya kepercayaan terhadap dolar AS.
“Kami melihat dislokasi yang jelas dalam hal hubungan perdagangan normal USD, dan penurunan korelasi ini menunjukkan bahwa investor mengurangi eksposur mereka terhadap USD dan memulangkan modal ke pasar dalam negeri mereka,” kata Kepala Strategi Valas Global di Union Bancaire Privee, Peter Kinsella.
Investor global non-AS mengurangi alokasi untuk dolar dan aset berdenominasi dolar, imbuh ahli strategi valas tersebut. “Pergerakan yang kami lihat dalam beberapa mata uang Asia mencerminkan fenomena ini, dan saya perkirakan hal ini akan terus berlanjut.”
Bessent dan Greer akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat China di Swiss minggu ini untuk membahas masalah perdagangan dan ekonomi.
Advertisement