Sukses

Harga Saham Levi Strauss Tiba-tiba Melonjak 12%, Apa Sebabnya?

Kepala keuangan Levi Strauss, Harmit Singh mengatakan manfaat dari inisiatif Project Fuel perusahaan baru saja mulai terlihat, yang akan terus meningkatkan ketangkasan dan efisiensi bisnis.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Levi Strauss & Co (LEVI) melonjak 12% pada perdagangan Kamis, 4 April 2024 setelah perusahaan menaikkan panduan laba setahun penuh dan membukukan pendapatan liburan yang melampaui ekspektasi.

Rabu malam, LEVI mengumumkan laba fiskal kuartal I dan memperkirakan laba per saham yang disesuaikan untuk tahun fiskal 2024 berada di antara USD 1,17 atau setara Rp 18.609 (asumsi kurs Rp 15.905 per dolar AS) dan USD 1,27 atau setara Rp 20.199. Naik dari kisaran sebelumnya di USD 1,15 atau setara Rp 18.290 hingga USD 1,25 atau setara Rp 19.881.

Analis memperkirakan perkiraan USD 1,21 atau setara Rp 19.245 per saham, menurut LSEG, yang sebelumnya dikenal sebagai Refinitiv. Ketika perusahaan menghadapi perlambatan belanja diskresi, mereka berfokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan seperti memotong biaya dan menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan laba.

Pada Januari, Levi meluncurkan inisiatif yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan yang menguntungkan dan menghemat biaya. Sebagai bagian dari proyek ini, Levi memangkas sekitar 12% tenaga kerja globalnya.

Kepala keuangan Levi Strauss, Harmit Singh mengatakan manfaat dari inisiatif Project Fuel perusahaan baru saja mulai terlihat, yang akan terus meningkatkan ketangkasan dan efisiensi bisnis.

“Kami juga akan terus memberikan arus kas bebas yang positif melalui manajemen inventaris dan modal kerja,” kata Singh, dikutip dari CNBC, Jumat (5/4/2024).

Levi juga keluar dari bisnis Denizen, yang memiliki margin lebih rendah, dan tidak terlalu mengandalkan diskon agresif untuk mendorong penjualan.

Mereka juga mencatat rekor jumlah penjualan yang terjadi secara online dan melalui toko mereka sendiri dibandingkan melalui department store seperti Macy and Kohl, yang memiliki margin lebih rendah.

Selama kuartal ini, promosi yang lebih sedikit serta biaya produk yang lebih rendah membantu meningkatkan margin kotor Levi menjadi 58,2%, naik dari 55,8% pada tahun sebelumnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saat Levi Strauss Catatkan Saham, Pegawai di Bursa New York Boleh Pakai Jeans

Saham Levi Strauss melonjak lebih dari 30 persen saat debut di bursa saham New York pada Kamis waktu setempat.

Produsen jeans Levi’s 501 ini mendapatkan dana USD 623 juta atau sekitar Rp 8,82 triliun (asumsi kurs Rp 14.157 per dolar Amerika Serikat) dari penjualan saham. Harga saham perdana Levi Strauss yang ditawarkan sebesar USD 17 per saham. Harga itu di atas harapan pasar.

Pada awal perdagangan, saham Levi Strauss diperdagangkan di posisi USD 22,97 per saham. Hal itu mendorong perusahaan berusia 166 tahun ini mencatatkan kapitalisasi pasar saham USD 8,9 miliar atau sekitar Rp 126 triliun.

Pada perdagangan saham Levi Strauss di bursa saham New York, para pelaku pasar diizinkan memakai jeans untuk memeriahkan pencatatan saham Levi Strauss. Biasanya ada aturan pakaian ketat dengan melarang pemakaian celana jeans di lantai bursa.

Levi Strauss kembali hidup sebagai perusahaan publik usai absen lebih dari 30 tahun. Perusahaan ini mencatatkan saham pada 1970-an hingga awal 1980-an. Kemudian menjadi perusahaan tertutup pada 1985.

Pencatatan saham Levi Strauss ini pertama dari perusahaan dengan merek terkenal yang go public pada 2019. Tak seperti Lyft, Uber dan banyak startup Silicon Valley lainnya, Levi Strauss menguntungkan.

 

3 dari 3 halaman

Penjualan di Negara Berkembang

Mengutip laman CNN Money, Jumat (22/3/2019) perseroan melaporkan keuntungan USD 285,2 juta, atau sedikit naik dari posisi 2017. Penjualan tumbuh 14 persen menjadi hampir USD 5,6 miliar pada 2018.

Akan tetapi, Levi Strauss berjuang untuk bertahan di beberapa pasar negara berkembang. Perseroan berharap kontribusi dari ekspansi di China dan Brazil. Brazil dan China sumbang kurang dari empat persen dari total penjualan tahun lalu.

CEO Levi Strauss, Charles Bergh menuturkan, perseroan berencana menggunakan dana hasil penjualan saham untuk meningkatkan kontribusi di pasar luar negeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini