Sukses

Tak Lagi Rugi, Lippo Karawaci Untung Rp 50,14 Miliar di 2023

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 50,14 miliar. Raihan ini berbanding terbalik dengan tahun buku 2022, di mana perseroan membukukan rugi Rp 2,69 triliun.

Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan yang naik 14,81 persen menjadi Rp 16,85 triliun pada 2023 dibanding Rp 14,67 triliun pada 2022. Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan membukukan kenaikan beban pokok pada 2023 menjadi Rp 9,48 triliun dari Rp 8,52 triliun pada 2022.

Meski begitu, laba kotor perseroan pada 2023 masih tumbuh 19,82 persen menjadi Rp 7,37 triliun dibandingkan Rp 6,15 triliun pada 2022. Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban usaha Rp 4,54 triliun, penghasilan lainnya Rp 1,24 triliun, dan beban lainnya Rp 374,59 miliar.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (27/3/2024), perseroan membukukan beban keuangan Rp 1,82 triliun dan bagan rugi dari entitas asosiasi Rp 610,23 miliar pada 2023. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan Rp 653,7 miliar, berbalik dari rugi tahun berjalan Rp 2,33 triliun yang dibukukan pada 2022.

Aset perseroan sampai dengan Desember 2023 turun tipis menjadi Rp 49,57 triliun dari Rp 49,87 triliun pada 2022. Liabilitas pada akhir 2023 ikut turun menjadi Rp 29,96 triliun dari Rp 30,73 triliun pada 2022.

Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2023 naik menjadi Rp 19,61 triliun dari Rp 19,14 triliun pada 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lippo Cikarang Catat Prapenjualan Rp 1,30 Triliun di 2023, Rumah Tapak jadi Penopangnya

Sebelumnya, sederet proyek rumah tapak PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), pengembang properti daerah perkotaan, berhasil menarik minat konsumen properti, khususnya pembeli rumah perdana. Segmen rumah tapak pun menjadi motor utama pra penjualan Lippo Cikarang pada 2023.

Pada tahun lalu, Lippo Cikarang berhasil mencatatkan pra penjualan Rp 1,30 triliun dengan penjualan 1.127 unit properti. Perinciannya, segmen residensial berkontribusi paling besar, yakni sebesar Rp712 miliar dari penjualan 893 unit. Selanjutnya, segmen industrial Rp 318 miliar melalui penjualan 102 unit, dan komersial Rp271 miliar dari penjualan 132 unit.

Adapun sejumlah proyek rumah tapak yang menjadi andalan LPCK adalah Cendana Spark, Cendana Spark-North, dan Waterfront Estate Uptown. Perseroan sendiri menargetkan serah terima proyek properti kepada pembeli tepat waktu.

Dalam proyek Waterfront Estates, klaster Uptown Fase 2 misalnya, LPCK menggelar launching pada 19 Februari 2022. Setelah itu, pada 9 Desember 2023, unit-unit di klaster Uptown Fase 2 telah mulai diserahterimakan kepada pembeli. Hingga 12 Maret 2024, sebanyak 230 unit atau sekitar 68,2% telah diserahterimakan (handover) dari total 337 unit yang siap untuk diserahterimakan.

Chief Operating Officer Lippo Cikarang Gita Irmasari mengatakan, perseroan sukses melaksanakan serah terima proyek Waterfront Estates klaster Uptown Fase 2. Proses handover unit sendiri kepada konsumen berlangsung terus setiap harinya.

Gita Irmasari juga menyampaikan bahwa LPCK tetap berkomitmen melaksanakan serah terima proyek-proyek rumah tapak lainnya tepat waktu, baik yang saat ini sedang dikembangkan maupun yang akan dikembangkan di kota mandiri Lippo Cikarang.

3 dari 3 halaman

Lippo Tawarkan Hunian XYZ Livin di Timur Jakarta dengan Diskon Gede-gedean

Jabodetabek merupakan kawasan metropolitan yang menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2020, jumlah penduduk greater metropolitan Jabodetabek mencapai 35 juta jiwa. Kawasan ini pun disebut sebagai salah satu global hub dari jejaring kota metropolitan kedua di dunia setelah greater Tokyo (38 juta jiwa).

Data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) juga menunjukkan bahwa backlog rumah di Jabodetabek mencapai 2,9 juta, yang mengindikasikan adanya pasar yang besar dengan terbatasnya tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap hunian layak. Sebuah pekerjaan rumah besar yang harus diatasi.

Di Koridor Timur Jakarta sendiri, Pemerintah telah membangun dan mengembangkan infrastruktur, mulai dari Trans Jawa, Tol Jakarta-Cikampek, Commuter Line/KRL, LRT, hingga Woosh yang kelak terhubung hingga ke Surabaya.

Termasuk rencana proyek Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan yang akan menghubungkan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 1, JORR 2 dan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) serta rencana pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Koridor Timur-Barat yang terbentang dari Balaraja di Banten hingga Cikarang di Bekasi.

Keseluruhan pengembangan infrastruktur tersebut dengan sendirinya akan mendukung pertumbuhan dan eksistensi pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan Patimban, dan Bandar Udara Kertajati, yang juga akan menghubungkan sekaligus mengintegrasikan kawasan ekonomi eksisting seperti Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Purwakarta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini