Sukses

Adira Finance Genggam 10% Saham MFIN

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membeli 265.000.000 saham MFIN pada 13 Maret 2024. Harga pembelian saham MFIN sebesar Rp 3.297.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mengumumkan hasil pembelian saham PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN). Usai pembelian saham MFIN pada 13 Maret 2024, Perseroan resmi genggam 10 persen saham MFIN.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (22/3/2024), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membeli 265.000.000 saham MFIN pada 13 Maret 2024. Harga pembelian saham MFIN sebesar Rp 3.297. Dengan demikian, Adira Finance merogoh kocek sekitar Rp 873,70 miliar untuk beli saham MFIN.

“Tujuan transaksi investasi kepemilikan di Perseroan, status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, Andreas Kurniawan, seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Usai transaksi, Adira resmi genggam 10 persen saham MFIN atau setara 265 juta saham.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 22 Maret 2024, saham ADMF merosot 0,18 persen ke posisi Rp 13.525 per saham. Saham ADMF dibuka stagnan di posisi Rp 13.550 per saham. Saham ADMF berada di level tertinggi Rp 13.650 dan terendah Rp 13.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 300 kali dengan volume perdagangan 1.692 saham. Nilai transaksi Rp 2,3 miliar.

Sementara itu, mengutip data RTI, saham MFIN naik 0,63 persen ke posisi Rp 3.200 per saham. Saham MFIN dibuka stagnan di posisi Rp 3.180 per saham. Saham MFIN berada di level tertinggi Rp 3.210 dan terendah Rp 3.180 per saham. Total frekuensi perdagangan 77 kali dengan volume perdagangan 10.243 saham. Nilai transaksi Rp 3,3 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Adira Finance Bidik Pembiayaan Baru Tumbuh 14% pada 2024

Sebelumnya diberitakan, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance menargetkan pembiayaan baru di tahun 2024 dapat tumbuh sekitar hingga 14 persen dari pencapaian 2023. Target tersebut mempertimbangkan proyeksi penjualan di industri otomotif yang diharapkan dapat tetap tumbuh pada tahun ini, di tengah sentimen pemilihan umum atau pemilu 2024.

"Target kita, (pembiayaan baru) tahun ini sekitar 12-14 persen. Dengan catatan, ekonominya tumbuh 5 persen dan kondisi makro ekonomi aman," kata Direktur Utama Adira Finance, I Dewa Made Susila dalam paparan kinerja perseroan, Selasa (13/2/2024).

Sebagai gambaran, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan penjualan mobil baru di 2024 relatif stabil yaitu sebesar 1,1 juta unit. Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan penjualan sepeda motor baru akan mencapai 6,2-6,5 juta unit. Selain itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan pertumbuhan pada piutang pembiayaan dari perusahaan-perusahaan multifinance sebesar 12-13 persen pada 2024.

"Dengan maturity democracy, rasanya pemilu akan damai. Jadi saya berharap setelah pesta demokrasi, kita bisa balik kondisi normal sehingga bisa mengejar target pertumbuhan double digit pada tahun ini," kaya Dewa.

Adapun pembiayaan baru Adira Finance tercatat mengalami kenaikan sebesar 31 persen yoy menjadi Rp 41,6 triliun pada 2023. Piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh sebesar 25 persen yoy menjadi Rp 55,7 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Pembiayaan Tumbuh, Laba Adira Finance Melesat Jadi Rp 1,94 Triliun di 2023

Sebelumnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan kinerja positif sepanjang 2023. Direktur Utama Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan, kinerja perseroan tahun lalu sudah kembali pada posisi sebelum pandemi Covid-19.

Sepanjang 2023, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,94 triliun pada 2023 atau naik 21 persen dari Rp 1,62 triliun pada 202. Pertumbuhan ini terutama didorong meningkatnya total pendapatan sebesar 14 persen menjadi Rp 9,5 triliun yang relatif sejalan dengan tumbuhnya pembiayaan baru Perusahaan. Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing- masing menjadi 8,6 persen dan 18,7 persen.

"Jadi pendorong utama dari pertumbuhan laba adalah kenaikan aset. Karena memang pembiayaan baru itu naik, sehingga aset yang dikelola naik 25 persen mencapai Rp 55 triliun. Kami akui baru tahun lalu kita bisa membalikkan komposisi sebelum Covid-19. Sebelumnya aset kami terus turun," kata Dewa dalam paparan kinerja perseroan, Selasa (13/2/2024).

 

4 dari 4 halaman

Pembiayaan Baru

Sepanjang 2023, pembiayaan baru Adira Finance tercatat mengalami kenaikan sebesar 31 persen yoy menjadi Rp 41,6 triliun dan piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh sebesar 25 persen menjadi Rp 55,7 triliun.

Khusus untuk kinerja bisnis otomotif juga mencatatkan capaian serupa. Sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi di Indonesia, penjualan ritel sepeda motor baru mencatatkan pertumbuhan sebesar 12 persen yoy menjadi 6,0 juta unit. Sementara itu, penjualan ritel mobil baru, mengalami penurunan sebesar 2 persen yoy menjadi 998 ribu unit pada 2023. Mengingat penetrasi mobil masih rendah, terdapat potensi pertumbuhan penjualan mobil ke depannya.

“Adira Finance berhasil memperkuat bisnis otomotifnya di tahun 2023 yang tercermin dari kenaikan pangsa pasar mobil baru. dan sepeda motor baru masing- masing sebesar 5 persen dan 10 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar 4,0 persen dan 8,2 persen," beber Dewa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini