Sukses

Setelah Pertumbuhan Ekonomi AS, Sentimen The Fed Bayangi Pasar

Sektor saham transportasi dan logistik serta teknologi yang masing-masing turun 5,94 persen dan 3,66 persen berdampak terhadap IHSG pada 22-26 Januari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) loyo pada perdagangan 22-26 Januari 2024. IHSG merosot didorong sektor saham transportasi dan logistik serta teknologi yang tergelincir.

Sektor saham transportasi dan logistik serta teknologi masing-masing turun 5,94 persen dan 3,66 persen terhadap indeks saham. Demikian mengutip dari riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, Sabtu (27/1/2024).

Sejumlah sentimen yang bayangi pasar antara lain dari Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melebihi harapan. PDB AS tumbuh 3,3 persen pada kuartal IV 2023, lebih baik dari prediksi 2 persen. Namun, di bawah kuartal III 2023 sebesar 4,9 persen. Sepanjang 2023, pertumbuhan ekonomi AS tumbuh 2,5 persen, dibandingkan 2022 sebesar 1,9 persen dari harapan the Federal Reserve (the Fed) sebesar 2,6 persen.

Namun, sinyal berbeda datang dari pasar tenaga kerja. Klaim pengangguran lebih tinggi dari harapan sebesar 214 ribu pada 20 Januari 2024, dari pekan sebelumnya sebesar 184 ribu yang merupakan level terendah dalam 16 bulan.

Di sisi lain, sejumlah bank sentral yakni Bank of Canada, European Central Bank, seperti Bank of Japan mempertahankan kebijakan suku bunga. Bank sentral Eropa mempertahankan suku bunga untuk menjaga kondisi sehingga membawa level inflasi sesuai target 2 persen meski di tengah resesi dan tekanan inflasi.

Sementara itu, di Indonesia, suplai uang beredar M2 pada Desember 2023 menjadi Rp 9,82 triliun, dan sentuh rekor tertinggi dalam sebulan.

Di sisi lain, pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) pertama pada 2024 menjadi perhatian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen The Fed

 Dengan waktu kurang dari satu minggu tersisa sebelum pertemuan FOMC pertama 2024, pasar terus mengamati AS untuk mencari indikator yang mungkin terjadi mempengaruhi bagaimana mempengaruhi bagaimana the Fed dapat bertindak ketika situasi masih dinamis.

"Kejutan baru-baru ini dalam pertumbuhan ekonomi adalah sebagian diimbangi oleh tingginya tuntutan pekerjaan dan tren data pasar tenaga kerja yang meningkat pada Desember. Ini salah satu faktor penentu paling penting bagi the Fed adalah data PCE inti yang rilis akhir pekan,”demikian dikutip dari Ashmore.

Selain itu, pelaku pasar juga masih memperkirakan suku bunga akan tetap pada pertemuan Januari. Selain itu, pada Maret 2024, harapan terbagi dua antara the Fed akan pertahankan dan memangkas suku bunga.

Ashmore merekomendasikan tetap diversifikasi pada saham dan pendapatan tetap dengan kecenderungan ekstra terhadap reksa dana berbasis obligasi terutama berdenominasi dolar AS untuk mendapatkan keuntungan dari antisipasi suku bunga.

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 15-19 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,19 persen pada 15-19 Januari 2024. Koreksi IHSG tersebut disumbang dari sektor saham perawatan kesehatan dan teknologi yang tertekan.

Dikutip dari riset PT Ashmore Aset Managemen Indonesia, ditulis Minggu (21/1/2024), sektor saham perawatan kesehatan dan teknologi masing-masing turun 2,98 persen dan 2,48 persen terhadap IHSG.

Pada pekan ini, sejumlah data ekonomi keluar termasuk dari Amerika Serikat (AS). Data ekonomi AS secara mengejutkan menunjukkan tanda ekonomi yang bertahan terutama didorong dari penjualan ritel yang mengalahkan prediksi.

Penjualan ritel AS naik 0,6 persen month-over-month pada Desember 2023, lebih tinggi dari November 0,3 persen. Selain itu, penjualan ritel AS juga kalahkan prediksi 0,4 persen. Ini adalah kenaikan terbesar dalam tiga bulan yang dipimpin penjualan otomotif.

Sementara itu, inflasi di Kanada dan Jepang sesuai harapan. Inflasi tahunan Kanada naik menjadi 3,4 persen pada Desember 2023 dari 3,1 persen pada bulan sebelumnya, dan ini sesuai harapan pasar.  Hasil inflasi tersebut sesuai sinyal Bank of Canada yang perkirakan inflasi tetap tinggi.

Di sisi lain, secara mengejutkan datang dari Inggris seiring inflasi yang tinggi dari yang diharapkan. Inflasi tahunan Inggris naik menjadi 4 persen pada Desember 2023, dan di atas prediksi 3,8 persen. Inflasi naik untuk pertama kali dalam 10 bulan.

 

 

4 dari 4 halaman

Potensi Pelambatan Ekonomi di China

Selain itu, China juga menunjukkan potensi perlambatan ekonomi. Hal ini seiring data ekonomi China pada kuartal IV 2023 yang lebih rendah dari yang diharapkan sebesar 5,2 persen. Namun, hasil data ekonomi itu menunjukkan peningkatan dari kuartal sebelumnya 4,9 persen.

Produksi industri China tumbuh 6,8 persen year-on-year pada Desember 2023 dan mengalahkan harapan pasar sebelumnya 6,6 persen.

Secara mengejutkan datang dari neraca perdagangan Indonesia yang mencapai USD 3,3 miliar dari konsensus sebesar USD 1,9 miliar.

Sementara itu, Bank Indonesia juga pertahankan suku bunga acuan 6 persen pada pertemuan Januari 2024. Hal ini seiring inflasi sesuai target Bank Indonesia 2,5 persen plus minus 1 persen. Penetapan suku bunga itu juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat stabilitas rupiah.

Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan 6 persen dan fokus stabilkan mata uang akan hadapi tantangan sebelum melonggarkan kebijakan suku bunga. Hal ini seperti tekanan inflasi sebagai akibat dari meningkatnya biaya pengiriman sejak gangguan akibat ketegangan geopolitik di Selat Bab el Mandeb.

Sementara itu, perbedaan suku bunga riil antara Amerika Serikat dan Indonesia semakin lebar pada Desember 2023. Hal ini seiring tekanan inflasi Indonesia terkendali.

“Dari tahun ke tahun, kami terus melihat arus dana investor asing masuk ke saham dan obligasi masing-masing Rp 6,72 triliun dan Rp 1,84 triliun pada 18 Januari dan 16 Januari 2024,” demikian mengutip dari riset Ashmore.

Ashmore merekomendasikan tetap melakukan diversifikasi pada saham dan pendapatan tetap terutama pada obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat. “Untuk saham, kami merekomendasikan ASDN dan ADEN, sedangkan pendapatan tetap kami merekomendasikan ADON dan ADUN untuk portofolio,” demikian tulis Ashmore.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini