Sukses

Dukung Kebijakan BEI, Ajaib Siapkan Kemudahan Pemindahbukuan bagi Investor

Direktur Utama Ajaib Sekuritas Juliana menyatakan, Ajaib menyambut baik kebijakan baru BEI dan KSEI dan siap ikut uji coba pemindahbukuan dana dari RDN ke e-wallet.

Liputan6.com, Jakarta - Platform investasi, Ajaib siap mendukung pemindahbukuan dana ke e-wallet di aplikasi Ajaib. Fitur ini merupakan bentuk dukungan Ajaib terhadap kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang memperbolehkan transfer dana dari Rekening Dana Nasabah (RDN) ke dompet elektronik. 

Dengan demikian, investor Ajaib dapat melakukan transaksi ke e-wallet, sehingga lebih mudah serta fleksibel dalam bertransaksi secara digital.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung inovasi dalam layanan keuangan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan nasabah, sepanjang memperhatikan prinsip kehati-hatian serta mengedepankan perlindungan investor

Inovasi yang dihadirkan diharapkan dapat membuat investor ritel Indonesia semakin nyaman bertransaksi dan berinvestasi digital karena aman, mudah dan fleksibel. 

"Lebih lanjut, seluruh anggota bursa diharapkan untuk menyediakan fitur dan layanan yang handal serta dilengkapi manajemen risiko dan program anti pencucian uang dan pendanaan terorisme yang mumpuni,” ujar dia dalam keterangan resminya, Rabu (10/1/2024). 

Sementara itu, Direktur Utama Ajaib Sekuritas Juliana menyatakan, Ajaib Sekuritas menyambut baik kebijakan baru BEI dan KSEI dan siap ikut uji coba pemindahbukuan dana dari RDN ke e-wallet. 

“Kami selalu berkomitmen untuk menyediakan pembayaran yang aman dan mudah digunakan dan terus menjalin komunikasi dengan regulator terkait. Layanan ini sesuai dengan misi Ajaib untuk menyambut generasi baru Indonesia ke dalam layanan  keuangan terkini,” kata dia. 

Rencananya layanan ini tersedia dalam waktu dekat. Nasabah akan mendapatkan informasi dalam aplikasi dan sosial media Ajaib. 

Saat Ajaib mulai beroperasi empat tahun lalu pada 2019, hanya ada 2,4 juta investor saham ritel di Indonesia. Sejak itu, Ajaib telah menggandakan investor ritel Indonesia sehingga per Mei 2023 jumlah investor saham dan surat berharga lainnya telah mencapai 4,75 juta investor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

OJK: Kinerja IHSG Tertinggi Kedua di ASEAN

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut secara tahunan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang tertinggi kedua di antara kinerja bursa ASEAN setelah Vietnam, dengan tercatat menguat sebesar 6,16%. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.674 triliun atau secara year to date (ytd) tumbuh sebesar 22,90%. 

Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di Desember 2023 tercatat meningkat menjadi sebesar Rp10,75 triliun ytd (November 2023 Rp10,54 ytd).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, capaian atas kinerja IHSG ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang melanjutkan kenaikan dua digit sebesar 18,04% menjadi 12,17 juta investor. 

“OJK optimis ruang pertumbuhan bagi industri pasar modal Indonesia masih luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional,” ujar dia dalam konferensi pers RDK OJK, Selasa (9/1/2024). 

Seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 Desember 2023 menguat sebesar 2,71 % month to date (mtd) ke level 7.272,80 dengan net buy non-resident sebesar Rp7,67 triliun sehingga secara ytd investor non-resident membukukan net sell sebesar Rp6,19 triliun.

Penguatan juga terjadi di pasar SBN, yang per 29 Desember 2023 membukukan inflow investor asing sebesar Rp 8,17 triliun mtd, sehingga kembali mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 13,30 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 29,51 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp79,87 triliun ytd.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 29 Desember 2023 menguat 8,65 % ytd ke level 374,61. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp541,83 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp0,92 triliun

 

 

3 dari 4 halaman

Pengelolaan Investasi

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 29 Desember 2023 tercatat sebesar Rp824,73 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp501,46 triliun atau naik 1,77 % (mtd).

Investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp6,31 triliun (mtd). Secara ytd, kinerja industri reksa dana relatif stabil dengan NAB menurun 0,67 %, namun masih mencatatkan net subscription sebesar Rp8,98 triliun.

Penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp255,39 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 83 emiten hingga 29 Desember 2023. Penghimpunan dana per Desember ini telah melampaui capaian target pada 2023.

Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 85 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp28,68 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 60 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 Desember 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 494 penerbit, 168.068 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,04 triliun.

Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 Desember 2023, tercatat 46 pengguna jasa di bursa karbon yang mendapatkan izin (30 November 2023 terdapat 41 pengguna jasa) dengan total volume sebesar 494.254 tCO2e (setara ton CO2) dan akumulasi nilai sebesar Rp30,91 miliar dengan rincian 30,38% di pasar reguler (Rp9,39 miliar), 9,83% di pasar negosiasi (Rp3,04 miliar), dan 59,79% di pasar lelang (Rp18,48 miliar). 

Ke depan, potensi perdagangan bursa karbon diperkirakan masih akan terus meningkat, mengingat saat ini sudah semakin banyak industri yang memiliki target net zero emission.

 

4 dari 4 halaman

OJK Sebut Ada 60 Rencana IPO di Pasar Modal, Nilainya Segini

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut masih ada 60 rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pipeline penghimpunan dana di pasar modal. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, penghimpunan dana di pasar modal masih bagus, masih tinggi, yaitu sebesar Rp 255,33 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 83 emiten hingga 29 Desember 2023.

"Penghimpunan dana per Desember ini telah melampaui capaian target di 2023 sebesar Rp 200 triliun," kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK, Selasa (9/1/2024). 

Sementara itu, di pipeline OJK masih terdapat 85 penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 28,68 triliun.  

Bila dirinci, terdapat 60 perusahaan yang berencana melakukan IPO senilai Rp 10,01 triliun. Lalu, ada juga 11 perusahaan yang akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) senilai Rp 5,40 triliun. 

Kemudian, ada 8 rencana penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk (EBUS) senilai Rp 9,26 triliun. Selain itu, ada 6 rencana penerbitan PUB EBUS Tahap I,II dan seterusnya senilai Rp 4,01 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini