Sukses

Aneka Tambang Bertahan di Konstituen Indeks ESG Bursa, Bagaimana Prospek Saham ANTM?

Manajemen Aneka Tambang (ANTM) menyebutkan, menjadi anggota indeks ESG ini menunjukan konsistensi ANTM dalam menjalankan upaya pengelolaan bisnis berkelanjutan

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berhasil mempertahankan posisinya sebagai bagian dari Indeks Environmental, Social and Corporate Governance (ESG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

ANTM tercatat dalam Indeks SRI-KEHATI, Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI untuk periode perdagangan Desember 2023 sampai dengan Mei 2024.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang, Elisabeth RT Siahaan mengatakan, bertahannya ANTM menjadi anggota indeks ESG ini menunjukan konsistensi ANTM dalam menjalankan upaya pengelolaan bisnis berkelanjutan yang mengutamakan keberlanjutan melalui kepedulian terhadap lingkungan hidup, sosial, dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

"ANTAM memiliki komitmen dalam pengelolaan kinerja operasi, lingkungan, dan sosial secara berkelanjutan yang berlandaskan prinsip tata kelola Perusahaan yang baik," ujar Elisabeth dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/1/2024).

Informasi saja, Indeks SRI-KEHATI merupakan indeks kelompok saham yang memiliki kinerja yang baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik atau disebut sustainable and responsible investment (SRI).

Lalu Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI merupakan Indeks yang berisikan kelompok saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya serta memiliki likuiditas yang baik. Klasifikasi industri mengacu kepada IDX Industrial Classification.

Sedangkan Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI merupakan Indeks yang berisikan 45 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja ESG dan kualitas keuangan perusahaan serta memiliki likuiditas yang baik.

Saham emiten pelat merah ini juga menjadi bagian dari Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders di BEI, yang merupakan indeks yang bertujuan untuk mengurangi eksposur intensitas emisi karbon atas portofolio sebesar minimal 50 persen dibandingkan dengan Indeks LQ45 sebagai parent index.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kata Analis

Secara umum, Analis MNC Sekuritas, Alif Ihsanario memasang pandangan netral untuk sektor pertambangan logam. Logam dasar kemungkinan akan terus mengalami tren penurunan yang stabil karena pemulihan Tiongkok yang sangat dinanti-nantikan masih menjadi fatamorgana dalam waktu dekat.

Sementara pada saat yang sama emas tampaknya akan diuntungkan oleh percepatan narasi bank sentral dan ketegangan geopolitik yang mengintai.

"Meskipun demikian, kami memilih ANTM dengan TP Rp 2.080 per saham.Kami memproyeksikan EPSnya akan tumbuh sebesar 0,4 persen YoY di 2024" tulis Alif dalam risetnya.

Aneka Tambang sedang menjajaki potensi sekitar 13 ribu ton tambahan produksi feronikel pada tahun ini dari smelter Halmahera Timur. Perusahaan juga menikmati sentimen korelatif dari momentum emas. Pertumbuhan pendapatan yang solid diperkirakan akan terjadi, tetapi belum tentu diikuti oleh peningkatan margin akibat melemahnya harga nikel dan posisi ANTM sebagai pihak yang mengambil harga emas.

Sementara Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mencermati saham ANTM pada area beli di 1.670, cutloss jika break di bawah 1.650. "Jika tidak break di bawah 1670, potensi naik dengan area jual di 1700-1730 short term," imbuh dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

3 dari 4 halaman

Harga Emas Makin Berkilau, Kinerja Aneka Tambang Diprediksi Moncer

Sebelumnya diberitakan, kinerja emiten BUMN pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berpotensi besar untuk terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2023. Hal ini sejalan dengan tren permintaan emas yang cukup tinggi sepanjang 2023.

Senior Equity Research Analyst Jasa Utama Capital Sekuritas Samuel Glenn Tanuwidjaja mengatakan, kinerja ANTM terbilang stabil selama 6 bulan pertama 2023 dengan rata-rata pertumbuhan 15 persen year on year (yoy). Kinerja ANTM ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata emas.

"Di sisi operasional, penjualan emas Aneka Tambang juga naik 0,3 persen menjadi 13.508 kilogram," kata Glenn dalam risetnya, dikutip Minggu (24/9/2023).

Prospek cerah ANTM juga tercermin dari kenaikan laba usaha dan laba bersih masing-masing 59 persen yoy dan 24 persen yoy pada semester pertama lalu. Capaian ini juga melampaui kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM selama 5 tahun terakhir.

Di sisi lain, Aneka Tambang juga cukup efisien berkat adanya penurunan beban umum dan administrasi 30,4 persen yoy yang disertai oleh penurunan beban penjualan 3 persen yoy.

ANTM juga mengalami lonjakan margin laba bersih 0,4 persen ke level 8,7 persen pada semester pertama tahun ini. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata margin laba bersih perusahaan sepanjang 2022 yakni 8,3 persen.

Lantaran 62 persen pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, Glenn melihat pendapatan dari segmen bisnis emas akan tetap meningkat pada sisa 2023.

Salah satu faktor pendukungnya adalah kondisi ekonomi di China yang dikabarkan lesu. Dalam hal ini kinerja PMI Manufaktur, ritel dan properti, serta kinerja ekspor-impor di sana menurun selama beberapa kuartal pada 2023. "Hal ini meningkatkan permintaan investor untuk emas sebagai safe haven Instrument," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas

Selain itu, prospek ekonomi yang volatil karena kenaikan harga minyak global ke level tertinggi sejak 2022 juga dapat membebankan biaya transportasi pada emiten-emiten domestik dan internasional.

Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja margin profitabilitas sejumlah emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan dan restoran, retail, consumer goods, dan pertambangan. 

"Sebagai sampingan, harga emas global sudah naik 1,6 persen dalam sebulan ini dan mendekati level resistance USD 1.944 per ons troi," terang Glenn.

Dia pun prediksi harga emas bergerak di kisaran USD 1.940--1.980 per ons troi dengan memperhitungkan efek negatif dari kenaikan harga minyak yang berkelanjutan.  

Berdasarkan performa keuangan yang masih di atas rata-rata dan harga emas yang cenderung stabil, maka Glenn merekomendasi buy (beli) dengan target harga Rp 1.920 per saham.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini