Sukses

Emiten Afiliasi Kaesang Pangarep Private Placement, Patok Harga Rp 336 per Saham

Emiten terafiliasi Kaesang Pangarep, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menetapkan harga private placement sebesar Rp 336 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten terafiliasi Kaesang Pangarep, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada 11 Oktober 2023. Pada aksi tersebut, perseroan bermaksud untuk menerbitkan saham baru dengan jumlah sebanyak 235.300.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Setelah pelaksanaan PMTHMETD ini, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor Panca Mitra Multiperdana telah meningkat dari 2.353.000.000  saham menjadi sebanyak 2.588.300.000 saham.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/1/2024), Direksi perseroan menetapkan PMTHMETD akan dilaksanakan pada harga pelaksanaan sebesar Rp 336 per lembar saham.

Dengan begitu, perseroan berpotensi mengantongi Rp 79,06 miliar dari aksi ini. Sejumlah pihak menyatakan bakal melakukan penyetoran. Antara lain PT Udang Investama Kapital dan PT Leader Berkat Anugrah dengan jumlah pelaksanaan PMTHMETD masing-masing sebanyak 100.000.000 saham atau sebesar Rp 33,6 miliar.

Lalu PT Kalbut Indah Makmur dengan jumlah pelaksanaan PMTHMETD sebanyak 35.300.000 saham atau sebesar Rp 11,86 miliar. Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan PMTHMETD, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan.

Termasuk pembelian bahan baku udang serta bahan baku pelengkap untuk kegiatan produksi perseroan. PMTHMETD akan memberikan dampak dilusi kepada pemegang saham saat ini.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pemegang Saham

Sebelum PMTHMETD, perusahaan Kaesang pangarep, PT Tiga Makin Jaya memiliki saham sebesar 43,00 persen, Soesilo Soebardjo memiliki saham sebesar 24,65 persen, Martinus Soesilo memiliki saham sebesar 8,50 persen, PT Harapan Bangsa Kita memiliki saham sebesar 8,00 persen, Hirawan Tedjokoesoemo memiliki saham sebesar 0,85 persen, dan pemegang saham publik sebesar 15,00 persen.

Setelah pelaksanaan PMTHMETD, PT Tiga Makin Jaya akan memiliki saham sebesar 39,09 persen, Soesilo Soebardjo memiliki saham sebesar 22,41 persen, Martinus Soesilo memiliki saham sebesar 7,73 persen, PT Harapan Bangsa Kita memiliki saham sebesar 7,27 persen, Hirawan Tedjokoesoemo memiliki saham sebesar 0,77 persen, dan pemegang saham publik sebesar 13,64 persen.

Mengutip data RTI, saham PMMP naik 11,76 persen ke posisi Rp 304 per saham. Saham PMMP dibuka naik dua poin ke posisi Rp 274 per saham. Saham PMMP berada di level tertinggi Rp 332 dan terendah Rp 274 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 11.336 kali dengan volume perdagangan 901.043 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 27,8 miliar.

3 dari 5 halaman

Fokus Ekspansi, Panca Mitra Multiperdana Puasa Dividen

Sebelumnya diberitakan, emiten mitra bisnis Kaesang Pangarep PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) masih fokus untuk melakukan ekspansi, salah satunya pembangunan pabrik ke-9 di Situbondo, Jawa Timur.

Untuk itu, Head of Corporate Finance & Investor Relation PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Christian Jonathan mengatakan perseroan kemungkinan belum akan membagikan dividen hingga pembangunan pabrik selesai dan dapat mulai beroperasi penuh.

"Dividen untuk laba bersih tahun lalu, kita belum ada karena lagi ekspansi. Mungkin laba bersih tahun lalu kita dahulukan untuk ekspansi usaha,” kata Christian dalam JUCSTalks bersama Jasa Utama Capital Sekuritas, Jumat, ditulis Sabtu (28/1/2023).

Pembangunan pabrik ke-9 rupanya telah dimulai sejak Oktober tahun lalu dan diperkirakan mulai beroperasi pada September tahun ini. Setelah pembangunan pabrik itu rampung, perseroan belum memiliki rencana ekspansi lain setidaknya dalam dua tahun berikutnya. Sehingga laba tahun berjalan saat itu berpotensi dialokasikan untuk dividen.

“Mestinya karena pabrik ke-9 yang kita bangun cukup besar, mungkin sampai dua tahun ke depan kita nggak akan bangun lagi, sampai 2024 atau 2025. Jadi semoga kita akan start bagikan dividen tahun depannya. Soalnya tahun ini kita belum bagi dulu karena sedang ekspansi,” imbuh dia.

 

4 dari 5 halaman

Pembangunan Pabrik

Adapun untuk tahun buku 2022, perseroan memperkirakan raihan topline berada pada kisaran USD 190–200 juta dan bottom line di angka USD 10 juta. Angka top line naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan beroperasinya pabrik ke-8.

"Untuk topline, naiknya dari pabrik ke-delapan yang full utilize di 2022. Jadi pabrik ke-delapan kita bangun menggunakan dana IPO. Bottom line mungkin di angka USD 10–11 juta karena sampai kuartal III 2022 kontainer masih mahal. Kontainer baru mulai turun di kuartal IV,” ujar Christian.

Sementara rencana ekspansi untuk tahun ini sekitar USD 10-15 juta yang akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik ke-9. Sebelumnya, perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue untuk pembangunan pabrik ke-9.

Namun, melalui beberapa pertimbangan, manajemen Panca Mitra Multiperdana bermaksud membangun pabrik ke-9 lebih cepat, mempertimbangkan permintaan dari AS yang tengah tinggi seiring perbaikan ekonomi negara tersebut.

 

5 dari 5 halaman

Target 2023

Sebelumnya, emiten mitra bisnis Kaesang Pangarep, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menargetkan pendapatan hingga USD 220 juta atau setara Rp 3,3 triliun (kurs Rp 14.984,95 per USD) pada 2023.

Head of Corporate Finance & Investor Relations PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Christian Jonathan menjelaskan, angka tersebut merujuk pada pabrik kesembilan yang diharapkan mulai beroperasi pada September 2023. Di sisi lain, Panca Mitra Multiperdana juga mencermati tren yang relatif stabil di harga kontainer.

"Pabrik yang kesembilan sudah kita bangun sejak Oktober 2022, mungkin Juni atau Juli ini selesai dengan tambahan tiga bulan penyesuaian. Target top line kita USD 220 juta dengan bottom line USD 12-13 juta. Tapi tergantung di kontainer karena kita tidak bisa memprediksi akan kemana," ujar Christian dalam JUCSTalks, Jumat (27/1/2023).

Target pendapatan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran, Christian menjelaskan, pada 2021 perseroan menetapkan topline sebesar USD 176 juta dengan bottom line sebesar USD 9,3 juta. Tahun berikutnya, pada 2022 perseroan memperkirakan pendapatan  berada di kisaran USD 190-200 juta dan bottom line berada di kisaran USD 10 juta.

“Untuk topline akan bertambah dari pabrik kedelapan yang termanfaatkan penuh pada 2022. Jadi pabrik kedelapan akan kita bangun dengan dana IPO. Intinya mungkin USD 10–11 juta karena sampai kuartal ketiga 2022 kontainer masih mahal. Kontainer baru mulai turun di kuartal keempat," tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini