Sukses

Data Inflasi AS hingga Kinerja Walmart Jadi Fokus Investor di Wall Street

Laporan indeks harga konsumen pada Oktober yang dirilis Selasa, 14 November 2023 akan memberikan gambaran investor gambaran inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melanjutkan kenaikan pada pekan lalu seiring reli wall street pada Jumat, 10 November 2023. Penguatan wall street tersebut membawa indeks acuan AS ke level tertinggi hampir dua bulan.

Dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (12/11/2023), pekan depan, investor akan hadapi sejumlah sentimen antara lain rilis kesehatan konsumen AS seiring dimulainya musim liburan.

Laporan indeks harga konsumen pada Oktober yang dirilis Selasa, 14 November 2023 akan memberikan gambaran investor gambaran inflasi. Hal ini mengingat sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mencoba untuk tetap membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.

Ritel besar termasuk Home Depot (HD), Target dan Walmart akan menjadi sorotan seiring laporan kinerja yang fokus pada konsumen. Macy’s, TJX Companies dan BJ’s Wholesale juga akan merilis laporan keuangan. Rilis penjualan ritel Oktober pada Rabu juga akan memberikan gambaran penting mengenai kondisi konsumen.

Selain itu, kinerja keuangan Alibaba dan JD.com juga akan menjadi perhatian untuk mengetahui kesehatan ekonomi China.

Sebelumnya pada Jumat malam, Moody’s telah mengubah pandangannya terhadap utang pemerintah Amerika Serikat (AS) menjadi “negatif” dari “stabil” juga akan menarik perhatian investor. Hal ini karena kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pembayaran utang pemerintah yang semakin bertambah.

Saham juga menguat pekan lalu, tetapi penurunan terjadi pada Kamis yang memecahkan kenaikan beruntun selama delapan hari untuk indeks S&P 500.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi Suku Bunga The Fed

Secara year to date, tiga indeks acuan menguat. indeks Nasdaq menguat di atas 30 persen. Indeks S&P 500 melesat 15 persen. Indeks Dow Jones bertambah 3,4 persen.

Pekan lalu ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut. “Kami tidak akan ragu untuk melakukannya,” ujar dia.

Taruhan pada jalur kenaikan suku bunga the Fed sedikit bergeser seiring komentar tersebut. Pada Jumat sore, pasar prediksi kemungkinan 22 persen kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Januari, meningkat dari pekan lalu sebesar 9 persen, menurut CME FedWatch Tool.

Namun, Powell menegaskan kembali The Fed akan “bergerak hati-hati” ada masa depan. “Dengan pendekatan ini “memungkinkan kita mengatasi risiko disesatkan oleh data beberapa bulan yang bagus, dan risiko pengetatan yang berlebihan,” tutur dia.

 

3 dari 4 halaman

Data Inflasi

Data consumer price index (CPI) pada Selasa akan memberikan pembaruan penting mengenai perjuangan bank sentral melawan inflasi.

Para ekonom memperkirakan inflasi IHK utama naik 3,3% dibandingkan tahun sebelumnya pada Oktober, turun dari kenaikan 3,7% yang terlihat pada September. Harga diperkirakan naik 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya, turun dari kenaikan 0,3% di bulan September. Penurunan harga energi diperkirakan akan mendorong sebagian besar perlambatan ini.

Pada basis "inti", yang tidak termasuk kategori pangan dan energi yang bergejolak, CPI diperkirakan naik 4,1% dibandingkan tahun lalu di bulan Oktober, tidak berubah dari September. Kenaikan harga inti bulanan diperkirakan sebesar 0,3%, juga sejalan dengan bulan sebelumnya.

"Memoderasi pertumbuhan upah dan lapangan kerja, seiring dengan melambatnya permintaan terhadap barang dan jasa, berkurangnya inflasi sewa dan berkurangnya kekuatan harga akan menyebabkan disinflasi lebih lanjut dan mendukung The Fed untuk mempertahankan suku bunga The Fed tetap konstan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Ekonom EY Greg Daco menulis dalam catatan pratinjau rilisnya.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 10 November 2023

Sebelumnya diprediksi,  bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 10 November 2023 seiring imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS stabil.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/11/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 391,16 poin atau 1,15 persen ke posisi 34.283,10. Indeks S&P 500 melesat 1,56 persen ke posisi 4.415,24. Indeks Nasdaq bertambah 2,05 persen ke posisi 13.798,11, dan mencatat kinerja terbaik sejak Mei 2023.

11 sektor saham S&P 500 bergerak positif pada perdagangan Jumat pekan ini. Sektor saham teknologi melonjak 2,6 persen. Saham Microsoft melonjak ke level tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut dan menguat 2,5 persen.

Saham Apple, Meta, Tesla dan Netflix masing-masing melonjak lebih dari 2 persen. Sedangkan saham induk usaha Google, Alphabet naik 1,8 persen.

Lonjakan indeks saham acuan jelang akhir pekan juga mengangkat rata-rata tiga indeks acuan selama dua minggu berturut-turut. Indeks S&P 500 naik 1,3 persen, sedangkan indeks Dow Jones bertambah 0,7 persen. Indeks Nasdaq mencatat kinerja terbaik dengan menguat 2,4 persen pada pekan ini.

Saham menguat seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mendatar. Kondisi ini terbalik pada perdagangan Kamis, 9 November 2023 saat itu imbal hasil obligasi AS melonjak lebih dari 10 basis poin.

Lonjakan imbal hasil terjadi setelah lelang obligasi Departemen Keuangan yang suram dan komentar bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang menyebutkan intervensi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini