Sukses

Antam Cetak Laba Rp 1,89 Triliun pada Semester I 2023, Tumbuh 23,85 Persen

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam mencatat laba naik 23,85 persen. Pertumbuhan laba itu seiring penjualan naik 15,39 persen pada semester I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengumumkan kinerja untuk paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023.

Pada periode tersebut, Antam berhasil mengantongi laba Rp 1,89 triliun. Laba itu naik 23,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,53 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/9/2023), raihan laba itu sejalan dengan penjualan yang tumbuh 15,39 persen pada semester I 2023 menjadi Rp 21,66 triliun. Adapun pada paruh pertama tahun lalu, perseroan membukukan penjualan Rp 18,77 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 17,42 triliun dari Rp 14,74 triliun pada semester I 2022. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 4,24 triliun, naik 5,24 persen dari Rp 4,03 triliun yang dicatatkan pada semester I 2022.

Perseroan mencatatkan beban usaha Rp 1,91 triliun. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 2,33 triliun, naik dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,46 triliun.

Pada periode ini, perseroan juga membukukan penghasilan lain-lain senilai Rp 136,1 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,89 triliun.

Laba itu naik 23,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,53 triliun. Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 36,37 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 33,64 triliun.

Liabilitas naik menjadi Rp 12,69 triliun dari sebelumnya Rp 9,93 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 susut menjadi Rp 23,68 triliun dari Rp 23,71 triliun per Desember 2022.

Pada perdagangan Jumat, 1 September 2023 pukul 13.42 WIB, saham ANTM merosot 2,51 persen ke posisi Rp 1.940 per saham. Saham ANTM dibuka turun 65 poin ke posisi Rp 1.925 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 1.955 dan terendah Rp 1.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.883 kali dengan volume perdagangan 530.464 lot saham. Nilai transaksi Rp 103,1 miliar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aneka Tambang Tebar Dividen 2022 Rp 1,91 Triliun

Sebelumnya, emiten tambang, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 50 persen atau Rp1,91 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 79,50 per saham. 

"Dividen payout ratio 50 persen apabila dibagi per lembar saham Rp 79,50 per lembar saham," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).

Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang digelar pada Kamis, 15 Juni 2023.

Dalam RUPST Antam tersebut, telah diberhentikan dengan hormat Dolok Robert Silaban sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Basar Simanjuntak sebagai Direktur Sumber Daya Manusia. 

Dengan demikian, para pemegang saham menyetujui untuk mengalihkan tugas I Dewa Bagus Wirantaya, dari semula sebagai Direktur Operasi dan Produksi menjadi Direktur Pengembangan Usaha Perseroan dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan sebelumnya. 

Pemegang saham juga menyetujui untuk mengangkat Hartono sebagai Direktur Operasi dan Produksi dan Achmad Ardianto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.

"Kami menyambut baik direksi yang baru, kami harapkan tetap bisa bekerja sama dengan baik sehingga kita bisa capai yang kita canangkan bersama untuk membuat Antam menjadi lebih baik lagi," kata Direktur Utama Aneka Tambang Nicolas D. Kanter.

Berikut ini merupakan susunan pengurus perseroan teranyar.

Susunan Dewan Komisaris

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: F.X. Sutijastoto

Komisaris Independen: Gumilar Rusliwa Somantri

Komisaris Independen: Anang Sri Kusuwardono

Komisaris: Bambang Sunarwibowo

Komisaris: Dilo Seno Widagdo

 

Susunan Direksi

Direktur Utama: Nicolas D. Kanter

Direktur Operasi dan Produksi: Hartono

Direktur Pengembangan Usaha: I Dewa Bagus Wirantaya

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Elisabeth RT Siahaan

Direktur Sumber Daya Manusia: Achmad Ardianto

 

3 dari 4 halaman

Aneka Tambang Resmi Spin Off Sebagian Usaha Nikel Rp 9,8 T

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam resmi melakukan spin off sebagian unit usaha nikel senilai Rp 9,85 triliun. 

Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Kamis (13/10/2022), perseroan telah menandatangani akta pemisahan sebagian  aktiva dan pasiva segmen usaha pertambangan Aneka Tambang ke dalam PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).

"Perseroan telah melakukan pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam perusahaan terkendali perseroan, yaitu NKA dan SDA, di mana pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan efektif pada 30 September 2022,” tulis manajemen perseroan, dikutip Kamis, 13 Oktober 2022.

Selain itu, pemisahan sebagian segmen usaha nikel ditindaklanjuti dengan peningkatan modal pada NKA dan SDA.

"Nilai penyertaan modal dari perseroan kepada NKA dan SDA secara keseluruhan adalah sebesar Rp 9.859.823.900.000,” tulis manajemen perseroan.

 

 

4 dari 4 halaman

Laporan Keuangan Konsolidasi

Sementara itu, obyek pemisahan sebagian segmen usaha nikel adalah aktiva dan pasiva milik perseroan yang berada di wilayah izin usaha pertambangan Buli Serani, termasuk di dalamnya aset  cadangan dan non-cadangan (tanah, prasarana, bangunan, mesin dan alat produksi,  kendaraan dinas serta inventaris), yang mencakup area Tanjung Buli, Sangaji Utara, Moronopo, Sangaji Tenggara dan Sangaji Selatan.

Manajemen menjelaskan, hubungan afiliasi antara perseroan terhadap NKA dan SDA adalah NKA dan SDA merupakan perusahaan terkendali perseroan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan secara langsung sebesar 99,99 persen.

"Pemisahan sebagian segmen usaha nikel ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan karena NKA dan SDA selaku perusahaan penerima pemisahan adalah anak perusahaan terkendali yang 99 persen atau lebih sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Oleh karena itu, laporan keuangan NKA dan SDA akan tetap dikonsolidasikan ke dalam perseroan,” tulisnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.