Sukses

Saham Emiten Produsen Beras HOKI dan NASI Kompak Menghijau

Saham emiten produsen beras PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) kompak melesat pada perdagangan Rabu, 9 Agustus 2023 di tengah kenaikan harga beras di Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten produsen beras kompak menguat pada perdagangan Rabu, 9 Agustus 2023. Penguatan harga saham emiten beras itu di tengah laporan keuangan yang beragam pada semester I 2023 dan harga beras global menguat.

Dikutip dari data RTI,  saham emiten produsen beras PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) melonjak 10 persen ke posisi Rp 88 per saham. Saham HOKI dibuka stagnan di posisi Rp 80. Saham HOKI berada di level tertinggi Rp 88 dan terendah Rp 79 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.902 kali dengan volume perdagangan 1.345.892 lot saham. Nilai transaksi Rp 11,6 miliar.

Pada pekan ini, saham HOKI telah naik 8,64 persen. Namun, year to date (ytd), saham HOKO susut 14,56 persen.

Demikian juga saham NASI naik 5,94 persen ke posisi Rp 77 per saham.  Saham NASI berada di kisaran Rp 72-78 pada perdagangan Rabu pekan ini. Total volume perdagangan saham 39,08 juta saham dan nilai transaksi Rp 2,98 miliar.

Selama sepekan, saham NASI sudah naik 8,45 persen. Akan tetapi, ytd, saham NASI merosot 4,94 persen. 

Pergerakan saham HOKI dan NASI itu terjadi di tengah ada sentimen harga beras melonjak ke level tertinggi dalam hampir 15 tahun di Asia.

Hal ini seiring meningkatnya kekhawatiran atas pasokan global karena cuaca kering mengancam produksi di Thailand dan setelah India melarang beberapa ekspor.

Beras putih Thailand tembus 5 persen. Harga beras pasokan Asia itu naik USD 648 per ton, termahal sejak Oktober 2008, mermutu data Asosiasi Eksportir Beras Thailand dikutip dari laman Business Standard, Kamis (10/8/2023). Hal itu membawa kenaikan harga beras tersebut naik hingga 50 persen pada tahun lalu.

Adapun beras sangat penting bagi miliaran masyarakat di Asia, dan Afrika. Lonjakan harga dapat menambah tekanan infoasi dan tingkatkan biaya impor bagi pembeli.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan

Di sisi lain, jika dilihat dari laporan keuangan semester I 2023, PT Buyung Poetra Sembada Tbk membukukan kinerja keuangan beragam. Perseroan mencatat penjualan melambung 61,36 persen menjadi Rp 700,47 miliar pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 434,08 miliar.

Akan tetapi, perseroan membukukan rugi tahun berjalan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,98 miliar pada semester I 2023. Kondisi ini berbeda dari tahun yang masih untung Rp 7,27 miliar.

Demikian juga kinerja keuangan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) yang beragam. Emiten produsen beras ini mencatat lonjakan penjualan sebesar 30,88 persen menjadi Rp 33,41 miliar pada semester I 2023.

Pada periode sama tahun sebelumnya,perseroan mencatat beban pokok penjualan tumbuh 41,4 persen. Sedangkan selama semester I 2022, perseroan membukukan laba turun 47 persen menjadi Rp 303,20 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 574,8 miliar.

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada Rabu 9 Agustus 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Rabu (9/8/2023).

Dikutip dari data RTI, IHSG ditutup naik terbatas 0,09 persen ke posisi 6.875,11. Indeks LQ45 menanjak 0,36 persen ke posisi 965,30. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.901,06 dan terendah 6.863,08. Sebanyak 219 saham menguat dan 304 saham melemah. 221 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.313.971 kali dengan volume perdagangan 25,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.206.

Mayoritas sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham teknologi. Sektor saham teknologi susut 2,18 persen, disusul sektor saham transportasi tergelincir 1,53 persen.

Selain itu, sektor saham energi turun 0,54 persen, sektor saham basic susut 0,33 persen, sektor saham industri merosot 0,02 persen. Kemudian sektor saham kesehatan tergelincir 0,07 persen, sektor saham keuangan melemah 0,04 persen.

Selanjutnya sektor saham properti turun 1,16 persen. Sedangkan sektor saham nonsiklikal naik 0,58 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,42 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG ditopang saham perbankan kapitalisasi besar antara lain saham BBCA dan BBRI. Penguatan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini mengimbangi sektor saham teknologi yang terkoreksi signifikan.

“Penguatan IHSG ini juga di tengah sentimen eksternal yang kurang baik dari Amerika Serikat dan China,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

4 dari 4 halaman

Sentimen Eksternal yang Bayangi IHSG

Adapun sentimen eksternal yang negatif itu berasal dari Amerika Serikat seiring peringkat perbankan AS diturunkan hingga sikap wait and see investor dalam menanti bagaimana kebijakan moneter ke depan.

“Dari China, rilis data perekonomiannya kurang begitu baik dan menunjukkan ada perlambatan ekonomi China. Di mana rilis ekspor impor yang terkontraksi,” kata dia.

Pada perdagangan Kamis, 10 Agustus 2023, Herditya prediksi IHSG berpotensi menguat dengan level support 6.861 dan level resistance 6.900. Sedangkan rekomendasi sahamnya antara lain PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini