Sukses

Intip Gerak Saham Meta Usai Rilis Threads, Pesaing Twitter

Meta Platforms meluncurkan Threads, pesaing langsung Twitter pada pekan ini. Lalu bagaimana gerak saham META?

Liputan6.com, Jakarta - Meta Platforms meluncurkan Threads, pesaing langsung Twitter pada Rabu, 5 Juli 2023. Layanan baru ini menarik jutaan pengguna dalam hitungan jam.

CEO META Mark Zuckerberg menuturkan, aplikasi tersebut menarik 10 juta pendaftar dalam tujuh jam. Selebritas antara lain Kim Kardashian, Jennifer Lopez, dan anggota partai Demokrat Amerika Serikat (AS) Alexandria Ocasio-Cortez, dengan cepat bergabung dengan platform baru.

“Ayo lakukan ini. Selamat datang di Threads,” tulis Mark Zuckerberg dalam unggahan pertama di aplikasi tersebut demikian dikutip dari laman Investing.com, Jumat (7/7/2023).

Raksasa media sosial itu berharap menggunakan basis pengguna dan pengalaman iklan yang besar. Untuk memonetisasi platform baru pada saat Twitter mengalami transformasi. Mirip dengan perusahaan milik Elon Musk, Threads memungkinkan pengguna untuk mengunggah unggahan teks pendek, unggah ulang dan membalas.

“Visi kami dengan Threads adalah untuk mengambil yang terbaik dari Instagram dan mengembangkannya menjadi teks, menciptakan ruang yang positif dan kreatif untuk mengekpresikan ide-ide Anda,” tulis Meta dalam unggahan di blog.

“Sama seperti di Instagram, dengan utas Anda dapat mengikuti dan terhubung dengan teman dan pembuat konten yang memiliki minat yang sama, termasuk orang yang Anda ikuti di Instagram dan lainnya,” tulis Meta.

Threads saat ini tersedia di lebih dari 100 negara. Seiring peluncuran Threads itu, saham Meta melonjak hampir 3 persen pada perdagangan Rabu. Selain itu, naik 1,7 persen pada pra pembukaan perdagangan Kamis, 6 Juli 2023. Namun, pada penutupan perdagangan saham Kamis, 6 Juli 2023, saham META melemah 0,81 persen ke posisi USD 291,99.

Terlepas dari reaksi pasar yang positif, analis Wells Fargo mengharapkan sedikit dampak jangka pendek dari peluncuran Threads. Analis Wells Fargo prediksi potensi dampak tahunan sebesar 1-3 persen dari pendapatan dan earning per share (EPS).

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peluang Threads untuk Meta

“Kami melihat Threads sebagai peluang untuk mendorong penggunaan tambahan untuk Meta dan percaya monetisasi awal akan terbatas di Amerika Serikat,” tulis Gawarelski.

Analis KeyBanc menaikkan target harga menjadi USD 335 per saham, naik dari sebelumnya USD 280. Analis menilai secara positif peluncuran Threads karena aplikasi tersebut tampaknya mengatasi banyak tantangan Twitter.

“Meski pun ini dapat mewakili beberapa miliar dolar AS dalam pendapatan iklan dalam skenario yang lebih bullish dengan asumsi adopsi Amerika Serikat dan internasional yang berarti, kami percaya ini akan menjadi contributor yang tidak penting dalam waktu dekat karena Meta kemungkinan fokus pada adopsi daripada monetisasi,”tulis analis.

Adapun target harga yang dinaikkan mencerminkan peningkatan dalam produk iklan inti Meta.

 

3 dari 4 halaman

Meta Belum Luncurkan Threads Pesaing Twitter di Uni Eropa, Ini Alasannya

Sebelumnya, meski sudah rilis secara global dan segera kebanjiran pengguna, namun rupanya peluncuran jejaring sosial besutan Instagram, Threads, tertunda di wilayah Uni Eropa.

Bukan karena diblokir, namun karena Meta belum mempersiapkan layanan di Eropa, yang sesuai dengan aturan otoritas perlindungan data Irlandia, Data Protection Commission (DPC).

Dilaporkan Independent.ie, seorang juru bicara Meta juga mengatakan kepada DPC bahwa jejaring sosial yang digadang-gadang jadi pesaing Twitter itu, belum akan dirilis di Uni Eropa "pada saat ini."

Hal tersebut karena Meta "belum menyiapkan layanan untuk peluncuran Eropa di luar Inggris Raya, yang tidak sepenuhnya diatur oleh aturan privasi GDPR atau UE."

Kepada Engadget, dikutip Kamis (6/7/2023), Meta juga telah mengonfirmasi laporan ini, dengan menyebut Threads belum akan dirilis di Uni Eropa, meski akan tetap ada di sana di waktu yang akan datang.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, penundaan tersebut sebagian besar disebabkan oleh Digital Markets Act (DMA) Uni Eropa yang akan datang, yang baru berlaku pada tahun 2024.

Dilaporkan, sebagai salah satu dari tujuh "Gatekeeper" raksasa teknologi, Meta ingin memastikan kepatuhan mereka terhadap DMA, khususnya seputar aturan untuk berbagi data antar aplikasi.

Seperti diketahui, Threads dibangun di atas infrastruktur Instagram, serta bisa mengimpor data dari Instagram, termasuk informasi iklan dan perilaku pengguna, sesuai dengan kebijakan yang tercantum di deskripsi aplikasinya.

Meta di sini harus berhati-hati mengingat Uni Eropa baru-baru ini, mendenda WhatsApp hingga € 225 juta, karena tidak memberikan rincian yang cukup soal bagaimana mereka membagikan data pengguna dengan Facebook.

Uni Eropa juga baru-baru ini memutuskan bahwa Meta, harus mendapatkan persetujuan dari pengguna, sebelum menampilkan iklan yang dipersonalisasi di wilayah tersebut.

Meski begitu, tertundanya rilis Threads di Uni Eropa, menurut sumber Engadget, bukan disebabkan masalah privasi yang spesifik.

 

 

4 dari 4 halaman

Masalah Data Aplikasi Threads Disindir Elon Musk

Threads sendiri sebelum rilis sudah mendapatkan sindiran dari pemilik saingannya Twitter, Elon Musk, yang menyoroti betapa banyaknya data pengguna yang dibutuhkan oleh aplikasi tersebut.

Data yang dimaksud mulai dari kesehatan, info finansial, kontak, konten pengguna, riwayat penelusuran, data penggunaan, diagnostik, pembelian, lokasi, info kontak, riwayat pencarian, hingga info sensitif.

Pantauan Tekno Liputan6.com, berdasarkan keterangan aplikasi Threads di App Store, aplikasi Threads memang dikonfirmasi membutuhkan data-data tersebut.

Terkait hal ini, Elon Musk pun mencuit: "Syukurlah mereka dijalankan dengan sangat waras."

Hal ini sebagai bentuk sarkas terhadap komentar Chief Product Officer Meta Chris Cox, yang sempat menyebut jejaring sosial mereka akan "dijalankan dengan waras", sebagai bentuk sindiran ke Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini