Sukses

Bergerak Tak Wajar, Saham TPIA hingga Pendatang Baru KLAS Dipelototi Bursa

Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau pergerakan saham ERTX, KLAS, TPIA, SFAN hingga BOGA seiring pergerakan harga saham di luar kebiasaan (UMA).

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan sejumlah saham, antara lain PT Eratex Djaja Tbk (ERTX), PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN), dan saham PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA).

Pemantauan itu menyusul terjadinya pergerakan harga saham masing-masing emiten di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Saham ERTX dan KLAS, disebut mencatatkan penurunan harga di luar kebiasaan.

Sedangkan saham TPIA, SFAN dan BOGA disebutkan terdapat indikasi pola transaksi yang tidak wajar. Saham ERTX terpantau betah berada di zona merah. Pada penutupan Jumat, 23 pekan lalu, saham ERTX turun 10,95 persen ke posisi 122. Dalam sepekan, harga saham ERTX telah turun 28,24 persen.

Sementara itu, dalam satu tahun terakhir, saham ERTX turun 38,69 persen. Tren serupa juga dicatatkan emiten pendatang baru, KLAS. Pada jumat, lalu, saham KLAS ditutup turun 11,11 persen ke posisi 112.

Dalam sepekan, harga saham KLAS turun 13,85 persen. Mengacu pada harga penutupan tersebut, saham KLAS telah turun 23,29 persen dari harga IPO sebesar 146 per lembar.

Saham TPIA terpantau fluktuatif dalam sepekan terakhir. Pada penutupan Jumat, TPIA ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen di posisi 2.080. Pada Senin, 19 Mei Juni atau awal pekan lalu, saham TPIA juga ditutup stagnan pada posisi 2.070.

Saham TPIA sempat naik pada Selasa dan Rabu, masing-masing 0,48 persen dan 0,96 persen. Namun saham TPIA turun 0,95 persen pada Kamis, 22 Juni 2023. Dalam sepekan, harga saham TPIA masih naik 0,48 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, saham TPIA terkoreksi 16,80 persen.

Saham SFAN sempat terkoreksi pada awal pekan lalu sebesar 0,29 persen ke posisi 1.700. Penurunan berlanjut pada Selasa 20 Juni, di mana harga saham SFAN kembali turun 0,59 persen ke posisi 1.690. Namun setelahnya, saham SFAN mulai menghijau dengan kenaikan berturut-turut sebesar 6,80 persen pada Rabu, 1,94 persen pada Kamis, dan 0,81 persen pada Jumat, membawanya ke posisi 1.855.

Dalam sepekan, harga saham SFAN naik 9,12 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham SFAN naik 18,91 persen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perdagangan Saham BOGA

Perdagangan saham BOGA pekan lalu bervariasi. Pada Senin dan Selasa, BOGA sempat terkoreksi masing-masing 0,43 persen dan 0,87 persen.

Pada perdagangan Rabu, saham BOGA stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen di posisi 1.135. Pada Kamis dan Jumat, saham BOGA mulai naik masing-masing 1,32 persen dan 1,87 persen, membawa BOGA parkir pada posisi 1.160. Dalam sepekan, harga saham BOGA naik tipis 1,31 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, saham BOGA masih terkoreksi 12,12 persen.

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham ERTX, KLAS, TPIA, SFAN, dan BOGA, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” melansir pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/6/2023).

Oleh sebab itu, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa.

Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

3 dari 3 halaman

Pembukaan IHSG pada 26 Juni 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal sesi perdagangan saham Senin (26/6/2023). Sektor saham energi pimpin koreksi pada awal sesi perdagangan.

Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 6.639,73. Pada pukul 09.19 WIB, IHSG merosot 0,15 persen ke posisi 6.629. Indeks LQ45 terpangkas 0,14 persen ke posisi 941. Sebagian besar indeks acuan memerah.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.646 dan terendah 6.622,18. Sebanyak 226 saham menguat dan 183 saham melemah. 237 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 174.528 kali dengan volume perdagangan 2,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 825,7 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.020.

Secara indeks sektor saham, mayoritas sektor saham melemah dan menguat. Sektor saham energi terpangkas 1,46 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic susut 0,02 persen, sektor saham industry melemah 0,01 persen, sektor saham siklikal merosot 0,04 persen, dan sektor saham kesehatan tergelincir 0,05 persen.

Selain itu, sektor saham properti melemah 0,05 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,79 persen.

Sedangkan sektor saham non siklikal bertambah 0,08 persen, sektor saham keuangan naik 0,20 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,39 persen dan sektor saham transportasi menanjak 0,45 persen.

Pada awal sesi perdagangan, saham BBNI merosot 0,28 persen, saham BEBS stagnan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.