Sukses

Merdeka Battery Siap Tuntaskan Akuisisi 60 Persen Saham Produsen Nikel

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) akan segera menyelesaikan akuisisi 60 persen kepemilikan saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI) senilai Rp 1,12 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) akan segera menuntaskan pengambilalihan atau akuisisi 60 persen kepemilikan saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI). Total nilai dari transaksi akuisisi mencapai USD 75 juta atau sekitar Rp 1,12 triliun (kurs Rp 14.879,00 per USD).

HNMI merupakan suatu perseroan terbatas berstatus perusahaan tertutup yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha HNMI adalah bergerak dalam bidang pembuatan logam dasar bukan besi dan perdagangan besar logam dan bijih logam.

HNMI memiliki fasilitas konverter untuk menghasilkan HGNM dan telah berproduksi sejak tahun 2022. Huaneng merupakan produsen nikel matte bermutu tinggi yang beroperasi di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Diketahui, kapasitas produksi nikel matte Huaneng mencapai sekitar 50.000 ton per tahun.

Belakangan Huaneng mencapai margin tambahan dari produk nickel pig iron (NPI) USD 2.000 ton. Sementara Perseroan saat ini telah menjalankan kegiatan usaha dalam bidang industri smelter melalui beberapa entitas anak perusahaannya. Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja, perseroan memandang aksi ini akan memberi dampak positif pada masa mendatang.

"Sejalan dengan strategi dan upaya Perseroan untuk meningkatkan kinerja konsolidasian Perseroan secara berkelanjutan, Perseroan memandang perlu melakukan perluasan portofolio investasi dan pengembangan usaha Perseroan pada industri konverter nikel matte melalui penyertaan saham dan atau pembelian saham di HNMI," ungkap manajemen Merdeka Battery Materials dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (7/6/2023).

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Potensi Pendapatan

Setelah Transaksi menjadi efektif, Perseroan berpotensi membukukan pendapatan HNMI pada masa yang akan datang dan Perseroan mengharapkan dapat berperan sebagai perusahaan penghasil dan produsen nikel terkemuka di Indonesia dengan potensi permintaan nikel dan kenaikan harga nikel yang dapat mendukung peningkatan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham Perseroan pada masa yang akan datang.

Transaksi merupakan salah satu strategi bisnis Perseroan sebagai perusahaan holding dalam rangka untuk terus berinovasi dan mencari peluang bisnis yang diyakini dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh aspek keuangan dari portofolio bisnis Perseroan khususnya dalam bidang industri nikel.

Hal ini diyakini oleh Perseroan sebagai langkah awal untuk dapat mengembangkan kinerja entitas anak Perseroan dengan memberikan sinergi dan keberlanjutan alur produksi nikel sampai kepada produk akhir yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan Perseroan dan entitas anak Perseroan.

3 dari 5 halaman

Merdeka Battery Materials Bakal Akuisisi Perusahaan Nikel Setara Rp 1,1 Triliun, Kapan?

Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) telah menandatangani perjanjian bersyarat untuk mengakuisisi 60 persen saham PT Huaneng Metal Industry (HNMI).

Perusahaan tersebut memiliki fasilitas high-grade nickel matte (HGNM) yang berada di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).  Total pertimbangan untuk akuisisi yang diusulkan adalah sekitar USD 75 juta atau Rp 1,10 triliun (asumsi kurs Rp 14.719 per dolar AS) untuk kepemilikan 60 persen saham MBMA di HNMI, dengan anak perusahaan Tsingshan memegang 40 persen sisanya. 

Sebagaimana diketahui, HNMI dibangun dan dijalankan oleh Eternal Tsingshan Group Limited (Tsingshan) serta telah berproduksi secara stabil sejak 2022. HNMI memproses nikel matte tingkat rendah (LGNM) yang diproduksi oleh pelebur RKEF, mengurangi kandungan besi, untuk menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel. 

Secara historis, HNMI telah mempertahankan tingkat produksi tahunan sebesar 50.000 ton nikel dalam matte nikel. Belakangan ini, produsen HGNM di IMIP telah mencapai margin EBITDA tambahan di atas nickel pig iron (NPI) sekitar USD 2.000 per ton.

Adapun, akuisisi yang diusulkan akan memungkinkan Merdeka Battery Materials untuk mentransisikan basis aset RKEF yang lebih besar ke produksi nikel kelas 1 dan unlock value. 

"Akuisisi yang diusulkan ditargetkan selesai pada pertengahan 2023, dengan tunduk pada penyelesaian persyaratan yang lazim untuk transaksi semacam ini," kata Manajemen Perseroan dalam laman resminya, Senin (8/4/2023).

Akuisisi yang diusulkan HNMI, sebuah aset operasi yang akan memberikan arus kas langsung, menunjukkan kemampuan MBMA untuk memperoleh margin keuntungan tambahan dari produksi dan penjualan HGNM dan memproduksi berbagai intermediet nikel untuk memanfaatkan dinamika pasar. 

Sebagai bagian dari strategi Merdeka Battery Materials untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang sahamnya, perseroan terus evaluasi nikel matte tambahan dan proyek ekspansi hilir lainnya untuk menghasilkan bahan baterai kelas 1 bernilai tambah lebih tinggi, yang sangat penting untuk mendukung rantai nilai kendaraan listrik yang berkembang pesat.

 

4 dari 5 halaman

Volkswagen Berniat Bangun Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Respons Merdeka Battery Materials

Sebelumnya, Volkswagen berminat membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia dan akan bermitra dengan penambang seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Ford dan produsen mineral baterai Cina Zhejiang Huayou Cobalt.

Melansir Yahoo Finance, Selasa (18/4/2023), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut, Volkswagen, pembuat mobil terbesar di Eropa, akan bekerja sama dengan Vale, Ford, Huayou, penambang Perancis Eramet dan beberapa perusahaan Indonesia seperti Merdeka Gold Copper, perusahaan induk Merdeka Battery, dan perusahaan energi Kalla Group.

Menanggapi hal tersebut, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengapresiasi langkah pemerintah tersebut. Sehingga, MBMA berpeluang bekerja sama dengan Volkswagen. 

"Kami sangat mengapresiasi MBMA bisa masuk dalam ekosistem dengan Volkswagen, bentuk kerja sama masih dalam tahap diskusi ini tahap awal yang baik untuk masuk ke dalam ekosistem dan sesuai dengan misi MBMA sendiri masuk dalam manajemen bahan baku baterai," kata Presiden Direktur Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan saat ditemui di BEI, Selasa, 18 April 2023.

Meski demikian, Devin mengaku, pihaknya belum bisa menjabarkan terkait rincian kerja sama tersebut.

"Tapi saat ini saya belum bisa kasih detailnya kita akan informasikan setelah semuanya jelas. Kami sangat senang dan terbuka dan siap bekerja sama dengan Volkswagen," kata dia.

Dia bilang, pihaknya akan terus fokus menggenjot hilirisasi dalam ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Terkait nanti kita lihat dengan dari Volkswagen nanti kita lihat bentuk kerja samanya seperti apa, kita terus fokus kepada hilirisasi ini dalam rantai nilai yang tercakup dalam ekosistem baterai kendaraan listrik," imbuhnya.

 

5 dari 5 halaman

Harga IPO

Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melanjutkan proses pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Merdeka Battery Materials menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp 795 per saham. Harga IPO tersebut merupakan level tertinggi dari penawaran saham IPO MBMA yang ditetapkan pada rentang harga Rp 780 – Rp 795 per saham.

Merdeka Battery Materials akan menawarkan sebanyak 11 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,24 persen dari total saham perusahaan dan dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebanyak 12,1 miliar saham atau 11,14 persen dari total saham perusahaan pada saat IPO.

Dengan demikian Merdeka Battery Materials berpotensi meraih dana minimum sebesar Rp 8,75 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham sekitar Rp 85 triliun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini