Sukses

Tripar Multivision Milik Raam Punjabi Jadi Pendatang Baru di BEI, Saham RAAM Sentuh ARA

Pada perdagangan perdana Senin, 8 Mei 2023, saham PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) milik Raam Punjabi sentuh auto reject atas (ARA).

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) melaju kencang pada perdagangan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari ini, Senin 8 Mei 2023.

Saham emiten milik Raam Punjabi itu berhasil menyentuh auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 24,79 persen ke posisi 292, sesaat setelah perdagangan dibuka.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham RAAM tercatat sebanyak 1.701 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 3,5 juta lembar saham senilai Rp 1,03 miliar. Kapitalisasi pasar saham RAAM saat ini tercatat sebesar Rp 1,81 triliun.

PT Tripar Multivision Plus Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perfilman di Indonesia. Dalam rangka penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), perseroan melepas sejumlah 929,2 juta saham atau total senilai 15 persen dari jumlah modal ditempatkan setelah IPO. Harga penawaran saham RAAM dipatok sebesar Rp 234 per lembar saham. Sehingga perseroan mengantongi Rp 217,43 miliar dari IPO.

Komisaris Utama PT Tripar Multivision Plus Tbk, Raam Punjabi turut berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pencatatan perdana saham perseroan. Di sisi lain, ia menyampaikan sukacita lantaran saham perusahaan tercatat pada hari ini, bertepatan dengan ulang tahun sang istri.

"Mulanya kami ditawarkan untuk melantai tanggal 9 (Mei). Tapi Tuhan mengizinkan harinya dirubah, jadi ini yang kebetulan bertepatan dengan ulang tahun istri saya," celetuk Raam Punjabi dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham Perseroan, Senin (8/5/2023).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Raam Punjabi Sebut Ditawari IPO Sejak 20 Tahun Lalu

Sekadar kilas balik, Raam mengaku telah ditawari untuk melantai di Bursa sejak 20 tahun lalu. Namun saat itu dia menolak lantaran industri hiburan saat itu belum stabil. Sehingga ia harus menanggalkan minatnya hingga tiba pada hari ini, saham perusahaan resmi tercatat dan diperdagangkan di Bursa.

"Saat itu industri kita masih labil dan saya menolak pakai duit masyarakat untuk mengembangkan karena industrinya belum stabil. Niat saya untuk go public itu bukan hanya cari modal tambahan tapi adalah meninggalkan legacy. Kalau saya boleh sebut, saya terinspirasi dengan perusahaan seperti Warner Bross, Disney, yang sudah hampir 200 tahun masih berkarya dan memberikan hiburan hiburan yang terbaik," kata dia.

PT Tripar Multivision Plus Tbk bergerak di bidang produksi Film yang didirikan oleh Raam Punjabi pada 18 April 1990. Lini usaha aktif dari PT Tripar Multivision Plus Tbk meliputi Produksi Film, Produksi Sinetron, Produksi Web Series, Bioskop, Pay TV dan Distribusi Film. Memiliki lebih dari 650 judul, PT Tripar Multivision Plus Tbk memiliki pencapaian lebih dari 15.000 jam atas judul Film dan Series yang tentu memiliki kesan positif dari masyarakat Indonesia, Malaysia dan Pilipina.

Dalam naungan Raam Punjabi serta jajaran tim yang inovatif, PT Tripar Multivision Plus Tbk akan selalu memproduksi konten-konten berkualitas lainnya ke berbagai media hiburan Indonesia.

 

3 dari 4 halaman

Intip Strategi Bisnis Rumah Produksi Milik Raja Sinetron Raam Punjabi

Sebelumnya, rumah produksi milik Raja Sinetron Raam Punjabi, PT Tripar Multivision Plus Tbk atau Multivision Plus bakal segera melantai di Bursa Efek Indonesia melalui skema penawaran umum perdana saham alias IPO.

Komisaris Utama Multivision Plus, Raam Punjabi menilai industri perfilman di Indonesia masih prospektif ke depannya. "Saya memantau prospek industri hiburan ke depan sangat meyakinkan, terutama industri bioskop," kata Raam Punjabi dalam paparan publik, dikutip Kamis (13/4/2023).

Dia bilang, harga tiket bioskop Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan seluruh dunia. Bahkan, se-Asia Tenggara seperti Laos dan Kamboja. 

"Jadi saya jamin industri hiburan khususnya industri perbioskopan memiliki masa depan cerah, khususnya TV TV di Indonesia juga," ujar dia.

Meski demikian, ia mengaku perseroan memiliki sejumlah tantangan dalam menjalani bisnisnya. Lantaran industri film yang masuk dari luar negeri banyak.

"Di bidang ini gampang sekali cara masaknya, tapi yang sulit adalah apa yang perlu dimasak karena selera penonton berubah dari waktu ke waktu, kita harus lihat dan tanggap dengan situasi di sekitar kita seperti di luar negeri. Itu yang membuat kita lebih waspada. Tidak ada profesor dalam bidang ini, setiap hari kita belajar untuk menghibur masyarakat kita," kata dia.

Di sisi lain, Direktur Tripar Multivision Plus Amit Ramesh Jethani menuturkan, ke depan perusahaan telah memiliki strategi bisnis agar dapat bersaing di industri perfilman tanah air. Strategi bisnis tersebut diharapkan, bisa meningkatkan performa kinerja keuangan.

"Menambah akuisisi dan distribusi konten di Indonesia dan negara lain menjadi salah satu strategi bisnis yang akan dijalankan oleh perseroan pada 2023," kata Amit.

 

4 dari 4 halaman

Strategi Bisnis

Tak hanya itu, Direktur Tripar Multivision Vikas Chand Sharma mengatakan, adanya strategi bisnis yang telah dibuat oleh manajemen perseroan tentunya dapat mengerek performa kinerja keuangan ke depannya. Apalagi, saat dihantam pandemi Covid-19 portofolio keuangan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

“Kami telah memiliki proyeksi untuk 4 tahun depan laba usaha dapat meningkat hingga 22,96 persen, sedangkan untuk net profit margin naik 33 persen hingga 2027 mendatang. Tentunya proyeksi tersebut diiringi dengan peningkatan jumlah penonton film di Indonesia, dan pertumbuhan layar bioskop," kata Vikas.

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 929.200.000 saham atau 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 60 per saham.

Adapun, harga penawaran yang ditawarkan sebesar Rp224-Rp250 per saham. Dengan demikian, calon emiten dengan kode saham RAAM akan meraup dana segar Rp232.300.000.000 atau Rp 232,3 miliar.

Multivision Plus menunjuk PT Sucor Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini