Sukses

Vale Indonesia Dilirik Perusahaan Dunia, Ini Tanggapan Manajemen INCO

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dilirik oleh sejumlah perusahaan besar dunia. Salah satunya Volkswagen. Bagaimana tanggapan manajemen Vale Indonesia mengenai hal itu?

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dilirik oleh sejumlah perusahaan besar dunia. Salah satunya Volkswagen, hal itu telah diumumkan oleh pemerintah baru-baru ini.

Melansir Yahoo Finance, Volkswagen akan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia dan akan bermitra dengan penambang Vale, Ford dan produsen mineral baterai Cina Zhejiang Huayou Cobalt.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut, Volkswagen, pembuat mobil terbesar di Eropa, akan bekerja sama dengan Vale Indonesia, Ford, Huayou, penambang Perancis Eramet dan beberapa perusahaan Indonesia seperti Merdeka Gold Copper, perusahaan induk Merdeka Battery, dan perusahaan energi Kalla Group.

Dia bilang, kemitraan tersebut akan terdiri dari usaha patungan dan pasokan bahan baku. "Indonesia adalah negara yang penting dan menarik dalam hal bahan baku dan kami melakukan pertukaran positif dengan pemerintah dan pemasok," kata Volkswagen dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Bahlil mengatakan BASF juga telah menyatakan minatnya untuk membangun pabrik yang memproduksi bahan baterai, bermitra dengan Eramet, di Provinsi Maluku Utara, Indonesia, dengan total investasi sekitar USD 2,6 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Head of Communications Vale Indonesia Bayu Aji menuturkan, proses keberlanjutan sangat penting bagi Vale Indonesia.

"Menurut saya ini nyambung yang disampaikan Pak Jokowi, bagi Vale yang terpenting bagaimana kita nambang di situ proses keberlanjutan sangat penting kan sayang udah ditambang hasil keluar tapi dampaknya besar. Untuk Vale keberlanjutan adalah faktor utama," kata Bayu dalam Media Gathering, dikutip Selasa (18/4/2023).

Selain itu, ia juga menyebut, banyak perusahaan yang melirik Vale Indonesia dan telah mengunjungi proyek perseroan.

"Melihat itu histori panjang di Sorowako praktik keberlanjutan 54 tahun bisa dilihat di Sorowako makanya banyak mengunjungi ke sana, kalo Pomalaa dan Morowali rencana ke depan kita, belum bisa dilihat masih progressing. Perusahaan kendaraan listrik lainnya melihat praktiknya di Sorowako, cuma Vale ini komtimen prkatik bekerlanjutan di Sorowako akan dibawa ke proyek-proyek lainnya di Pomalaa, Morowali juga, atau di mana lagi juga begitu," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investor Singapura Terjun ke Poryek Nikel Vale Indonesia di Pomalaa

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) meneken akta perubahan dan pernyataan kembali sehubungan dengan perjanjian kerja sama definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd.

Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (28/2/2023), Vale Indonesia juga menandatangani perjanjian usaha patungan dan perjanjian pengambilan bagian saham dengan Huaqi (Singapore) Pte. Ltd. dan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI).

Kedua penandatanganan tersebut dilakukan pada 27 Februari 2023. Hal itu dilakukan sehubungan dengan rencana penyertaan modal Huaqi  (Singapore) Pte. Ltd. di KNI. Dengan demikian, Vale Indonesia akan mendapatkan investor baru dalam mengembangkan industri nikel di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Adapun, penandatanganan tersebut tidak memberikan dampak informasi atau fakta material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten.

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menandatangani Perjanjian Kerjasama Definitif bersama Zhejiang HuayouB20 Cobalt Co., Ltd (Huayou) pada Minggu, 13 November 2022 untuk memproses bijih nikel PT Vale dari Blok Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebuah tonggak penting sebagai bagian dari rangkaian proyek.

Perjanjian ini, yang ditandatangani pada Minggu bersamaan dengan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) B20/G20 di Nusa Dua, Bali, merupakan bagian dari komitmen PT Vale untuk membangun portofolio proyek kelas dunia dan memperkuat penambangan berkelanjutan generasi berikutnya di Indonesia.

"Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa adalah landasan agenda pengembangan berkelanjutan PT Vale yang akan memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat lokal dan nasional menuju masa depan,” ujar CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy dikutip dari keterangan tertulis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (14/11/2022).

 

3 dari 4 halaman

Proyek HPAL Blok Pomalaa Bakal Hasilkan hingga 120 Kiloton Nikel

"Proyek ini merupakan bukti komitmen PT Vale terhadap praktik penambangan berkelanjutan yang selaras dengan prioritas B20 untuk memastikan transisi energi yang adil dan teratur,” ia menambahkan.

Proyek HPAL Blok Pomalaa diperkirakan menghasilkan hingga 120 kiloton nikel yang menjadi bagian penting untuk mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Kerja sama kami merupakan kombinasi sempurna antara keunggulan sumber daya mineral PT Vale dan keunggulan teknologi HPAL Huayou yang canggih untuk mencapai pengembangan sumber daya mineral yang berkelanjutan,” tutur Ketua Huayou Chen Xuehua.

"Kami juga akan bekerja sama dengan PT Vale untuk memastikan pengadopsian dan penerapan praktik-praktik unggulan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG),” ia menambahkan. Perjanjian ini terkait dengan nota kesepahaman (MoU) yang tidak mengikat dengan Huayou dan Ford Motor Company pada Juli 2022.

4 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD 1,18 miliar atau sekitar Rp 17,93 triliun (kurs Rp 15.206 per USD). Raihan itu naik 23,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 958,17 juta.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 865,89 juta dari USD 704,32 juta pada Desember 2021. Meski begitu, laba kotor perseroan masih mengalami pertumbuhan sebesar 26,01 persen yoy menjadi USD 313,57 juta pada Desember 2022.

Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (17/2/2023), sepanjang tahun lalu PT Vale Indonesia Tbk mencatatkan beban usaha sebesar USD 19,73 juta, pendapatan lainnya USD 1,29 juta, dan beban lainya USD 23,09 juta. Dari rincian itu, diperoleh laba usaha sebesar USD 272,03 juta, naik 21,97 persen yoy. Pada periode yang sama, pendapatan keuangan tercatat sebesar USD 10,69 juta dengan biaya keuangan USD 6,9 juta.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 200,4 juta atau sekitar 3,05 triliun. Laba ini naik 20,87 persen dibanding posisi akhir 2021 sebesar USD 165,8 juta.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar USD 2,66 miliar, naik dibanding posisi tahun sebelumnya sebesar USD 2,47 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai USD 989,8 juta dan aset tidak lancar USD 1,67 miliar.

Liabilitas hingga Desember 2022 turun menjadi USD 303,34 juta dari USD 318,37 juta pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD 175,04 juta dan liabilitas jangka panjang USD 128,3 juta. Sementara ekuitas hingga akhir tahun lalu naik menjadi USD 2,35 miliar dibanding Desember 2021 sebesar USD 2,15 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini