Sukses

Menelaah Kinerja Bumi Resources Usai Perhitungkan Kontribusi Kaltim Prima Coal

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Bumi Resources membukukan pertumbuhan solid baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Merujuk laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan sepanjang 2022 tercatat sebesar USD 1,83 miliar atau sekitar Rp 27,38 triliun (kurs Rp 14.964). Pendapatan ini naik 81,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 1,01 miliar.

Namun, belakangan perseroan catat pendapatan total yang lebih tinggi baik pada 2022 maupun 2021 masing-masing menjadi USD 8,53 miliar dan USD 5,42 miliar. Jika mengacu angka ini, artinya terjadi pertumbuhan pendapatan 57,44 persen yoy.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, perbedaan jumlah pendapatan tersebut lantaran BUMI tak menyertakan pendapatan dari perusahaan patungan (joint venture/JV), PT Kaltim Prima Coal (KPC). Adapun pendapatan tanpa memperhitungkan Kaltim Prima Coal merujuk pada PSAK 66. Sementar apendapatan dnegan memperhitungkan KPC, merupakan angka yang diperoleh dari metode konsolidasian.

“Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya penyajian kinerja keuangan PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang merupakan joint venture meskipun kepemilikan BUMI pada KPC baik secara langsung maupun tidak langsung sebesar 51 persen,” jelas Nyoman kepada wartawan, Jumat (31/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kinerja Menurut PSAK 66

Perseroan membukukan pendapatan USD 1,83 miliar, atau naik 81,52 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 1,01 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pendapatan naik menjadi USD 1,46 miliar dari USD 806,48 miliar pada 2021. Sehingga diperoleh laba bruto sebesar USD 370,64 miliar, masih naik 83,73 persen yoy.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan beban usaha sebesar USD 147,28 juta, naik dari USD 77,88 juta pada 2021. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar USD 223,36 miliar, masih naik 80,34 persen yoy.

Pada 2022, perseroan mencatatkan penghasilan lain-lain bersih sebesar USD 470,78 juta, naik dibandingkan tahun sebelumnya USD 167,2 juta. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba bersih USD 556,76 juta. Laba ini naik 149,47 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 223,17 juta.

Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 24,94 juta, atau naik 212,72 persen dibanding 2021 sebesar USD 167,86 juta.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Secara Konsolidasian

Dengan menghitung kontribusi KPC, perseroan membukukan pendapatan USD 8,53 miliar sepanjang 2022. Naik 57,44 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 5,42 miliar. Beban pokok pendapatan naik 52 persen menjadi USD 6,13 miliar dari USD 4,04 miliar, masih naik 74 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 1,38 miliar.

Beban usaha naik 26 persen menjadi USD 338,3 juta dari USD 267,7 juta pada 2021. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar USD 2,07 miliar pada 2022, naik 86 persen dibanding 2021 sebesar USD 1,11 miliar.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih sebesar USD 1,16 miliar. Laba ini naik 138 persen dibandingkan laba 2021 sebesar USD 488,6 juta. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 525,3 juta atau naik 213 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 168 juta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.