Sukses

BSI Genjot Pertumbuhan Sektor Riil dan Pembiayaan Sindikasi

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, perseroan sebagai bank syariah yang terbesar di Indonesia.Perseroan dapat biayai proyek korporasi.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini pembiayaan konsumer PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berada pada urutan pertama di atas rata-rata bank syariah.Di sisi lain, penyaluran pembiayaan sindikasi berada pada urutan keempat terbesar di Indonesia yang didominasi pada sektor -sektor rill wholesale, manufaktur, pertanian, kehutanan dan properti.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, hingga Desember 2022, pembiayaan wholesale BSI mencapai Rp 57,18 triliun tumbuh 15,80 persen year on year. BSI juga terus mendorong pembiayaan sindikasi, yang mencapai Rp 45 triliun atau tumbuh 13,44 persen year on year.

"Alhamdulillah, dengan dukungan pemegang saham, nasabah dan karyawan, BSI kini menjadi bank terbesar ketujuh di Indonesia dengan lebih dari 1.000 lokasi di seluruh nusantara. Kami adalah yang terbesar bank syariah yang dapat membiayai proyek-proyek korporasi dengan produk yang beragam," kata Hery dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023, Rabu (15/2/2023).

Pencapaian ini mengindikasikan tingginya kepercayaan dunia usaha serta lembaga keuangan lokal dan internasional terhadap BSI untuk terlibat dalam pembiayaan sindikasi yang dilakukan.

Melalui BSI Global Islamic Finance Summit 2023 ini, BSI memperkuat positioning peran bank syariah sebagai katalis ekonomi di Tanah Air. Melalui kelolaan pendanaan, pembiayaan wholesale maupun kelolaan asset nasabah melalui wealth management sesuai prinsip syariah

“Hal ini akan memungkinkan perbankan dan keuangan Islam di Indonesia untuk mendiversifikasi spesialisasinya dari personal banking menuju kolaborasi wholesale dan retail banking sebagai sumber pertumbuhan baru. Visibilitas dan peningkatan Syariah dalam sindikasi, produk terstruktur dan perbankan transaksi sangat dibutuhkan,” kata Hery.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan acara ini adalah bentuk peran dan dukungan BSI dalam mengembangkan sektor riil, khususnya dalam menyediakan solusi pembiayaan berbasis syariah yang bisa sejajar dengan perbankan konvensional. Sebab, dengan melibatkan bisnis, keuangan Islam dapat memasuki peluang pertumbuhan baru.

"Urgensi pengembangan produk perbankan syariah yang inovatif dan kompetitif yang tetap memenuhi prinsip syariah, antara lain kebutuhan Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam pengembangan struktur produk syariah untuk wholesale banking dengan memperhatikan global best practice,” kata pria yang akrab disapa Tiko itu.

Di sisi lain, BSI serius untuk ambil bagian percepatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Tercermin dalam kenaikan growth bisnis sejak dua tahun berdiri pasca merger. Raihan laba tembus Rp 4,26 triliun tumbuh 40,68 persen dan aset mencapai Rp 305,73 triliun. 

Dari sisi pembiayaan juga mengalami pertumbuhan 21% mencapai Rp 207,7 triliun dan NPF Gross Level 2,42 persen. Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari ROE (Return of Equity) sebesar 16,84 persen dan ROA (Return of Asset) sebesar 1,98 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aset Bank Syariah Indonesia

BSI mencatatkan kinerja positif di atas rata-rata, jika dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan Indonesia. Mengutip data OJK per September 2022, aset industri perbankan tumbuh 7,75 persen, sedangkan BSI tumbuh 11,53 persen. Dari segi pembiayaan, pembiayaan BSI tumbuh 22,35 persen, sedangkan industri perbankan tumbuh 11 persen. 

Sementara dari rasio ROE (Return of equity) BSI pada September 2022 sebesar 17,44 persen dan industri perbankan 13,78 persen. Data ini menggambarkan bahwa performa bisnis BSI tumbuh positif dan sehat melampaui industri perbankan Indonesia. 

Di penghujung tahun lalu, BSI telah mencapai tonggak baru dengan aset Rp 306 triliun dan melayani 19 juta nasabah. Selain itu, BSI menjadi penyumbang zakat korporasi terbesar yang mencapai Rp 141 miliar.

"Kami percaya bahwa masih ada peluang bisnis yang sangat besar yang dapat didukung oleh BSI, misalnya sekitar USD 300 miliar di Islamic Ecosystem, yaitu industri Halal, filantropi (zakat, wakaf), masjid, sekolah Islam, dan Haji & Umrah," kata dia.

Bersama pemangku kepentingan lainnya, BSI yakin dapat mengoptimalkan peluang bisnis tersebut agar dapat memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat.                                                                                                                    

3 dari 4 halaman

Komitmen Bank Syariah Indonesia Terapkan Pembiayaan ESG

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau disebut BSI (BRIS) berkomitmen dalam penerapan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (tata kelola perusahaan) atau ESG.

Penerapan prinsip ESG ini selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance). BSI juga terus menjaga nilai-nilai syariah dengan memberikan pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan sehingga tetap menjaga keberlangsungan kehidupan dan lingkungan. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan pembiayaan terkait ESG BSI terus mengalami peningkatan dan ke depannya akan diakselerasi. 

“Tujuannya agar perseroan mampu menghadirkan value yang lebih baik kepada para stakeholders. Tentunya value tersebut dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup,” ungkap Hery dalam paparan publik, Kamis, 27 Oktober 2022.

Per September 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 51,03 triliun atau 25,54 persen dari total pembiayaan yang dicatatkan. Perseroan juga menggencarkan implementasi keuangan berkelanjutan dengan penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) yang mengusung konsep 3P (people, planet dan profit).  

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

4 dari 4 halaman

Dana Sosial

Dana CSR yang disalurkan BSI ke berbagai sektor socioeconomic jumlahnya telah mencapai Rp 84,1 miliar. Salah satunya pendampingan dan pengembangan 19 Desa Binaan BSI yang tersebar di Aceh, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Makassar. 

Sementara itu dalam bidang spiritual, BSI membangun masjid-masjid di tempat wisata. Terbaru yakni Masjid BSI Pananjakan di kawasan Bromo Jawa Timur. 

Adapun terkait aspek people, BSI memberikan lebih dari 400 program beasiswa. Sedangkan dalam hal Charity dan Environment BSI melakukan gerakan penanaman pohon lebih dari 20.000 bibit di daerah rawan banjir.

“Kami akan terus mendorong pembangunan keuangan berkelanjutan dan mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai daerah, Di antaranya melalui project green campaign dan kepedulian terhadap lingkungan,” pungkas Hery.                                                                                                                                                                      

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.