Sukses

Mengintip Perkembangan Rencana IPO Pertamina Geothermal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, ada beberapa BUMN yang berencana IPO.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sejumlah Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) siap melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Salah satu yang namanya mencuat saat ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

"Pertamina Geothermal ini masih dalam proses. Mudah-mudahan bisa tahun ini atau mungkin awal tahun depan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Pada kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, Yunita Linda Sari mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan diskusi terkait melantainya sejumlah perusahaan pelat merah di Bursa. Sayangnya, Yunita enggan membeberkan lebih rinci mengenai aksi tersebut.

"Ada beberapa yang direncanakan untuk IPO di pasar modal. Tapi informasinya belum bisa di-share karena masih tahap diskusi. Tahun ini rencananya memang ada,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan 14 perusahaan pelat merah untuk gelar IPO di BEI tahun ini. Namun sampai dengan saat ini hanya ada satu perusahaan dari yang direncanakan, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

BUMN yang direncanakan IPO itu terdiri dari beragam klaster. Terbanyak berasal dari klaster energi sebanyak lima perusahaan. Disusul klaster pertambangan tiga perusahana. Kemudian klaster kesehatan dan klaster IT masing-masing dua perusahaan. Serta kluster keuangan dan kluster pertanian masing-masing satu perusahaan. Berikut daftar 14 BUMN tersebut:

-Klaster Energi:

1. PT Pertamina International Shipping (Persero)

2. PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)

3. PT Pertamina Hulu Energi (Persero)

4. PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero)

5. PT Pertamina Hilir (Persero)

- Klaster Pertambangan:

1. PT Inalum Operating (Persero)

2. PT MIND ID (Persero)

3. PT Logam Mulia (Persero)

- Klaster Kesehatan:

1. PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)

2. PT Bio Farma (Persero)

- Klaster IT:

1. PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero)

2. PT  Telkom Data Center (Persero)

- Klaster Keuangan:

1. PT EDC and Payment Gateway (Persero)

- Klaster Pertanian:

1. PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

 

3 dari 5 halaman

Sektor Saham

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

4 dari 5 halaman

OJK Klaim Kinerja IHSG Terbaik di ASEAN, Ini Buktinya

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim kinerja pasar modal Indonesia masih terus menggeliat di tengah ancaman resesi global 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.

Dia mencatat, IHSG berada di posisi 6.939,15 poin atau meningkat 5,43 persen secara year to date (ytd) hingga 11 Oktober 2022.

"Bahkan, di 13 September kemarin, pertumbuhan IHSG telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni di level 7.318,01, meskipun saat ini kembali turun mengikuti pelemahan di bursa global," ujarnya dalam Konferensi Pers Prioritas Kebijakan dan Penguatan Pasar Modal di Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar IHSG saat ini mencapai Rp9.142 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 10,75 persen secara ytd.

Di samping itu, para pengusaha (Emiten) juga mulai meningkatkan aktivitas penghimpunan dana melalui Pasar Modal seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik.

5 dari 5 halaman

Kinerja Bursa Saham di Asia

Hingga 11 Oktober 2022, aktivitas penghimpunan dana di Pasar Modal masih cukup tinggi yaitu sebesar Rp179,66 triliun dari 168 emisi yang terdiri dari 42 Penawaran Umum Perdana Saham, 22 Penawaran Umum Terbatas, 16 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, 88 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk di tahap I dan tahap II.

"Dari 168 kegiatan emisi tersebut, 48 di antaranya adalah Emiten baru, bahkan hingga saat ini sudah ada puluhan perusahaan lagi yang mengincar untuk melakukan penawaran umum perdana," bebernya.

Pertumbuhan jumlah emiten ini diikuti oleh pertumbuhan jumlah investor ritel yang meningkat hampir sembilan kali lipat dibandingkan 5 (lima) tahun terakhir. Inarno mencatat, jumlah investor Pasar Modal mencapai 9,85 juta SID per 11 Oktober 2022.

Dalam bahan paparannya, kinerja bursa saham Singapura mencatatkan -0,60 persen. Bahkan, kinerja bursa negeri Jiran Malaysia anjlok hingga -11,53 persen.

Selain itu, kinerja bursa saham Filipina juga mencatatkan koreksi tajam hingga 17,90 persen di periode yang sama. Kemudian, bursa saham Vietnam mencatat -32,84 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.