Sukses

Perjanjian Waralaba Bikin Perusahaan Ini Sulit Mundur dari Rusia

Sejumlah perusahaan dilarang menarik diri dari Rusia karena perjanjian waralaba yang rumit.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 400 perusahaan telah mengumumkan penarikan dari Rusia sejak peluncuran invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Hal itu berdasarkan daftar yang disusun Yale of School Management.

Namun, untuk beberapa merek, hal tersebut tidak mudah dilakukan. Raksasa makanan cepat saji Burger King, Subway, ritel Inggris Marks & Spencer dan jaringan hotel Accor dan Marriott termasuk di antara sejumlah perusahaan yang dilarang menarik diri di tengah perjanjian waralaba yang rumit.

"Tidak seperti operasi milik perusahaan, perusahaan waralaba yang masuk ke pasar internasional membuat komitmen kontrak jangka panjang yang mengikat kepada pihak lawan yang sophiscated, biasanya penerima waralaba atau pemegang lisensi,” ujar Partner Wiggin and Dana’s Franchise and Distribution Practice, Dean Fournaris, dilansir dari CNBC, Sabtu (19/3/2022).

Hal itu telah memperumit upaya sejumlah merek barat untuk mundur dari Rusia. Bahkan ketika sejumlah perusahaan telah menghentikan operasi dan keluar dari pasar sepenuhnya karena penolakan terhadap invasi Moskow dan tantangan logistik yang muncul sebagai akibatnya.

“Mereka dengan hanya operasi milik perusahaan memiliki posisi lebih baik untuk menutup lokasi dengan cepat karena mereka tidak harus berurusan dengan lapisan hubungan waralaba,” ujar Anggota Tim Waralaba dan Lisensi Clark Hill, Earsa Jackson.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merek Tetap Beroperasi karena Waralaba

Burger King yang dimiliki Restaurants Brands International mengumumkan telah hentikan dukungan perusahaan untuk 800 lebih restoran waralab di Rusia. Mereka akan menolak persetujuan untuk ekspansi. Namun, gerai tetap beroperasi di bawah franchisee lokal.

Subway tidak memiliki gerai perusahaan di Rusia tetapi sekitar 450 restoran waralaba yang dimiliki independent terus beroperasi di negara itu.

Hal itu karena pesaing seperti McDonald’s yang memiliki sebagian besar restorannya di Rusia akan menutup sementara 850 restorannya di negara itu dan perkiraan kerugian USD 50 juta atau sekitar Rp 717,10 miliar per bulan (asumsi kurs Rp 14.342 per dolar AS).

"Kami tidak secara langsung mengontrol pewaralaba independent dan restoran mereka, dan memiliki hal terbatas tentang operasi sehari-hari mereka,” demikian pernyataan Subway.

Sementara itu, ritel Marks&Spencer yang memiliki 48 toko di Rusia mengatakan telah berhenti memasok produk ke pemilik waralaba, perusahaan Turki FiBA, tetapi keduanya tetap dalam diskusi mengenai operasi lanjutan di sana.

Jaringan hotel Accor dan Marriott juga menangguhkan pembukaan lokasi baru di Rusia tetapi lokasi mereka yang ada tetap dioperasikan oleh pihak ketiga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.