Sukses

Bank Mandiri Kembali Terbitkan Surat Utang Global

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan kembali menerbitkan euro medium term note (EMTN) atau surat utang senior dengan bunga tetap yang tidak dijamin dalam mata uang dollar Amerika Serikat.

Seperti dilansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),  Bank Mandiritelah melakukan pengumuman rencana roadshow pada 9 April 2021.

"Penerbitan EMTN ketiga ini merupakan bagian dari program EMTN perseroan dengan jumlah pokok mencapai USD 2 miliar," tulis informasi tersebut, Senin (12/4/2021).

Penerbitan pertama di bawah program EMTN telah diselesaikan pada 11 April 2019. Dalam hal ini Bank Mandiri mendapatkan dana hingga USD 750 juta.

"Keterbukaan informasinya telah disampaikan kepada OJK melalui surat perseroan no.HBK.CSC/CMA.802/2019 tentang laporan informasi dan fakta material," tulisnya.

Penerbitan kedua di bawah program EMTN mendapatkan dana sebesar USD 500 juta. Perjanjian ini telah diselesaikan pada 13 Mei 2020.

"Keterbukaan informasinya telah disampaikan kepada OJK melalui surat perseroan No.CSC.CSE/CMA.711/2020 tentang laporan informasi dan fakta material," tuturnya.

Rencana penerbitan surat utang atau EMTN ketiga akan dilakukan mulai dari 9 April 2021 kepada investor di luar wilayah Amerika Serikat dengan tunduk pada regulasion S berdasarkan the US Securities Act of 1933, sebagaimana diubah dan akan dicatatkan di SingaporeStock Exchange (SGX-ST).

"Rencana penerbitan EMTN memiliki nilai kurang dari 20 persen dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2020 yang telah diaudit, sehingga transaksi dimaksud bukan merupakan transaksi material sebagaiman diatur Peraturan OJK no.17/POJK.04/2020," tulisnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Salurkan Kredit PEN

Sebelumnya, demi menjaga perekonomian nasional yang terkena imbas pandemi Covid-19, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah program pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui perbankan.

Salah satu bank BUMN yang menjadi mitra penyalur program bantuan tersebut adalah Bank Mandiri. Total jenderal pemerintah menempatkan dana PEN senilai Rp15 triliun di Bank Mandiri. Dana tersebut dikelola dan ditempatkan dalam bentuk deposito dengan tenor 110 hari dan suku bunga sebesar 2,84 persen.

Bank berlogo pita kuning emas itu selanjutnya menyalurkan dana PEN ke sektor riil padat karya serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai penggerak perekonomian dalam negeri.

Sampai akhir tahun 2020 penyaluran kredit PEN dari Bank Mandiri mencapai Rp 66,6 triliun. Atau me-leverage empat kali lipat dari penempatan dana pemerintah.

"Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk memanfaatkan momentum dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional. Antara lain melalui, aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp 66,6 triliun kepada lebih dari 268.000 debitur," papar Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dikutip Senin, 12 April 2021.

Angka persis PEN Bank Mandiri mengalir ke 268.859 debitur. Dari jumlah itu mayoritas untuk sektor UMKM, yakni 265.520 debitur senilai Rp 42 triliun. Sisanya ke non UMKM sebanyak 3.339 debitur dengan nilai Rp 24,6 triliun.

Dari sisi sektor usaha, dana sebesar itu dibagi-bagi kepada beberapa sektor. Nilai terbesar yakni Rp 23,4 triliun atau 35 persen ke sektor perdagangan Lalu Rp 16,5 triliun ataun 25 persen ke sektor pengolahan, Rp 8,5 triliun atau 13 persen kepada sektor pertanian dan kehutanan, Rp 4,5 triliun (7 persen) untuk sektor konstruksi dan sisanya Rp 13,7 (20 persen) triliun untuk sektor lainnya.

Berdasarkan wilayahnya, kredit PEN dari Bank Mandiri paling banyak disalurkan ke wilayah Jawa yaitu mencapai Rp 42,9 triliun atau 64 persen dari total kredit PEN. Kredit itu mengalir kepada 162.948 debitur atau 61 persen dari total debitur. Menyusul wilayah Sumatera mencapai Rp 12,6 triliun (19 persen) kepada 57.210 debitur (21 persen).

Kemudian, Kalimantan mencapai Rp 4,7 triliun (7 persen) kepada 15.640 debitur (6 persen), Sulawesi dan Malulu mencapai Rp 3,6 triliun (5 persen) kepada 18.904 debitur (7 persen), Bali dan Nusra mencapai Rp 2,1 triliun (3 persen) kepada 11.168 debitur (4 persen), dan Papua mencapai Rp 800 miliar (1 persen) kepada 2.989 debitur (1 persen).

 

3 dari 3 halaman

Dukungan Perbankan

Dukungan perbankan dalam menyalurkan dana PEN ini sangat krusial. Sebab, imbas dari pandemi Covid-19, yang dilanjutkan dengan berbagai kebijakan pembatasan sosial, membuat roda bisnis sebagian besar sektor usaha menjadi terganggu. Tak bisa dihindarkan, dampaknya turut menekan industri perbankan nasional, lantaran cicilan kredit yang disalurkan juga tersendat.

Untuk mendukung pelaku usaha khususnya di segmen UMKM, Bank Mandiri mendukung program relaksasi dan restrukturisasi kredit. Sepanjang 2020, realisasi restrukturisasi kredit bagi terdampak COVID-19 di Bank Mandiri mencapai Rp 123,4 triliun kepada 543.758 debitur. Dari jumlah 62 persen di antaranya merupakan debitur UMKM atau setara Rp 33,9 triliun.

Sedangkan, restrukturisasi kepada non-UMKM mencapai Rp 89,6 triliun kepada 206.939 debitur. Oleh karena itu, posisi baki debit kredit restrukturisasi Bank Mandiri sampai akhir 2020 lalu sebesar Rp 93,3 triliun.

Lagi-lagi, demi menyangga ekonomi rakyat, Bank Mandiri menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan mendirikan UKM Center. Penyaluran KUR tahun 2020 menjangkau 276.818 debitur di seluruh Indonesia dengan total kredit Rp 24,76 triliun.

Rinciannya wilayah barat yakni Sumatera dan Jawa dengan limit Rp 19,2 triliun untuk 219.833 nasabah. Lalu wilayah tengah terdiri dari Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara limit Rp 2,8 triliun dengan nasabah 30.374. Dan wilayah timur terdiri atas Sulawesi, Maluku dan Papua dengan limit Rp 2,7 triliun untuk 26.611 nasabah.

Dari sisi sektor, terbanyak ke sektor perdagangan sebesar Rp 10,09 triliun. Lalu sektor pertanian dan perikanan Rp 7,39 triliun, jasa produksi termasuk pertambangan Rp 5,16 triliun dan industri pengolahan Rp 2,12 triliun. Total debitur KUR kumulatif sampai Desember 2020 mencapai 1,84 juta debitur. Adapun total limit kumulatif sampai Desember 2020 mencapai Rp 97,5 triliun.

Sedangkan pengembangan UKM Center untuk membantu pemulihan dampak pandemi. Layanan perbankan ini menjangkau para pelaku usaha di wilayah yang memiliki potensi UKM. Saat ini ada lima Mandiri UKM Center, yang berlokasi di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Bekasi, Bandung dan Solo.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.