Sukses

Saham di Asia Pasitif Bergerak Beragam Merespons Lonjakan Kasus Covid-19

Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan beragam karena kekhawatiran tetap atas dampak dari pandemi virus corona.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar saham di Asia Pasifik bergerak beragam pada perdagangan Jumat karena investor tetap berhati-hati atas dampak ekonomi jangka pendek akibat virus corona. Hal ini lantaran kasus Covid-19 di seluruh dunia terus meningkat.

Dikutip dari CNBC, Jumat (20/11/2020), ASX 200 Australia membalikkan penurunan sebelumnya dengan naik 0,16 persen, dengan subindeks keuangan yang sangat tertimbang naik 0,13 persen. Sektor material dan energi masih berjuang untuk mendapatkan keuntungan.

Indeks saham Nikkei 225 di Jepang turun 0,57 persen setelah pembukaan pasar. Sedangkan indeks Topix turun 0,28 persen. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan diperdagangkan hampir datar di level 2.547,90.

Sesi awal perdagangan saham di Asia mengikuti pergerakan saham di AS yang ditutup sedikit lebih tinggi karena pedagang meningkatkan eksposur mereka ke saham perusahaan-perusahaan teknologi utama.

Sentimen di Wall Street mendapat dorongan setelah anggota parlemen setuju untuk melanjutkan negosiasi atas RUU bantuan Covid-19 yang potensial. Namun, kontrak berjangka AS jatuh dalam perdagangan semalam.

"Pasar tetap berhati-hati, menyeimbangkan prospek jangka menengah yang sangat positif pada harapan vaksin yang beralasan, terhadap kebangkitan virus saat ini yang telah menyebabkan sejumlah pembatasan baru diberlakukan di AS," kata Tapas Strickland, Direktur Ekonomi dan Pasar di National Australia Bank, dalam catatan pagi.

Pandemi virus Corona, yang telah menginfeksi lebih dari 56 juta orang dan menyebabkan gangguan besar pada ekonomi dunia, juga telah mendorong tingkat utang global ke level tertinggi baru.

Institute for International Finance mengatakan tingkat utang global naik lebih dari USD 272 triliun pada kuartal ketiga dan diharapkan mencapai USD 277 triliun pada akhir tahun, mewakili rasio utang terhadap PDB sebesar 365 persen.

Di Eropa, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa rencana stimulus USD 2 triliun tidak akan dikirimkan secepat yang direncanakan setelah perubahan yang dibuat pada kesepakatan bulan lalu ditentang oleh Hongaria dan Polandia. Negosiasi Brexit juga telah ditangguhkan setelah laporan mengatakan negosiator UE dinyatakan positif terkena virus Corona.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Menguat Meski Kasus Covid-19 di AS Terus Meningkat

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih tinggi pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) karena para investor meningkatkan eksposur mereka ke saham-saham perusahaan teknologi utama di tengah meningkatnya jumlah kasus virus Corona.

Dikutip dari CNBC, Jumat (20/11/2020), Dow Jones Industrial Average naik 44,81 poin atau 0,2 persen dan ditutup pada level 29.483,23. Sebelumnya, Dow turun lebih dari 200 poin.

S&P 500 juga naik 0,4 persen menjadi 3.581,87 dan Nasdaq Composite naik 0,9 persen menjadi 11.904,71. Ini menjadi kenaikan pertama untuk rata-rata saham utama dalam tiga sesi terakhir.

Saham Netflix dan Amazon masing-masing naik 0,6 persen dan 0,4 persen. Saham Alphabet naik 1 persen dan saham Microsoft ditutup lebih tinggi 0,6 persen.

Sementara itu, saham Apple naik 0,5 persen dan Facebook mengakhiri hari dengan naik 0,4 persen.

Saham juga mendapat dorongan setelah Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, D-NY, mengatakan Pemimpin Mayoritas Mitch McConnell, R-KY, telah setuju untuk melanjutkan negosiasi tentang stimulus fiskal baru.

Berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, Analisis CNBC menemukan bahwa rata-rata tujuh hari infeksi virus corona baru AS setiap hari sekarang berada di 161.165, naik 26 persen dari minggu lalu. Secara total, lebih dari 11,5 juta kasus virus corona telah dikonfirmasi di AS.

"Sementara kami menunggu kejelasan tentang vaksin dan stimulus fiskal tambahan, investor benar-benar berjuang untuk menafsirkan dampak jangka pendek dari melonjaknya kasus virus corona," kata Kepala Strategi Investasi di State Street Global Advisors, Michael Arone.

"Yang juga jelas adalah saham teknologi telah menjadi selimut keamanan investor. Saat kecemasan meningkat, mereka kembali ke pertumbuhan teknologi yang andal," lanjut dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.