Liputan6.com, Jakarta -
Kinerja pasar modal Indonesia tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperkirakan masih berat di semester I tahun ini. Sejumlah sentimen global membayangi pergerakan indeks saham.
Â
Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan pada semester I, level IHSG hanya berkutat pada 4.000 hingga 4.700.
Â
"Di semester II kami yakin melampaui 5.000, bisa jadi program pemerintah ini banyak yang bagus kalau sekarang kan baru jalan," kata dia di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Â
Dia menerangkan, sentimen global terutama dari tekanan harga minyak dunia yang kini telah menembus di bawah US$ 30 per barel. Hal itu berimbas dengan kinerja perusahaan yang berkorelasi dengan minyak.
Â
Baca Juga
"Kita lihat beberapa negara, Petronas mau mengurangi karyawannya, kita lihat beberapa negara waspada, ditambah Iran dibuka krannya agak mengkhawatirkan," jelas dia.
Â
Kemudian, sentimen juga datang dari perlambatan ekonomi China. Sejalan dengan itu, Bank Sentral Amerika Serikat ikut berencana menaikkan suku bunga acuan.
Â
"Pertimbangan global begitu banyak, apakah China, pelemahan minyak maupun The Fed sewaktu-waktu menaikkan suku bunga," ujarnya.
Â
Untuk mendorong pasar modal, dia berharap pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera merealisasikan program infrastruktur yang bakal menelan biaya Rp 5.000 triliun.
Â
Kemudian mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI), (OJK) untuk meningkatkan jumlah emiten serta investor di pasar modal.
Â
"Saya lihat cukup tentu infrastruktur, properti, telekomunikasi masih menjanjikan. Otomotif saya rasa masih, walaupun tidak sebagus kemarin tapi relatif aman," tandas dia.(Amd/Nrm)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.