Sukses

Rilis Kinerja Emiten Bakal Dorong Penguatan IHSG

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dipengaruhi efek lanjutan deflasi September dan harapan terhadap kinerja emiten kuartal III.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Laporan keuangan kuartal III 2015 menjadi sentimen penggerak indeks saham.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, saat ini harapan pelaku pasar kinerja emiten pada kuartal III lebih baik dari kuartal sebelumnya.

"IHSG bakal menguat menunggu laporan kuartal yang diharapkan tak seburuk diprediksi pelaku pasar," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (2/10/2015).

Sejalan dengan itu, kata dia data deflasi September masih menjadi sentimen positif IHSG. BPS menyebutkan kalau September terjadi deflasi 0,05 persen."Itu pengaruhnya masih kuat, mungkin sampai seminggu lagi," tutur Kiswoyo.

Kiswoyo memprediksi IHSG pada level support 4.200 dan resistance pada level 4.300. Analis PT Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan IHSG masih berpotensi menguat di kisaran 4.175-4.265 menjelang akhir pekan ini.

Senada, PT Sinarmas Sekuritas memprediksi IHSG akan menguat. IHSG diperkirakan bergerak pada level support 4.232 kemudian resistance pada level 4.293.IHSG sendiri digerakan oleh sentimen dari regional dari Amerika dan Jepang.

"Dari Amerika akan merilis data ISM manufacturing PMI  yang diperkirakan ke level 51 dari sebelumnya di level 51,1 dan akan dirilis juga data  construction spending  yang diperkirakan ke level 0,75 persen dari sebelumnya di level 0,7 persen. Dari Jepang akan merilis data unemployment rate  yang diperkirakan stagnan ke level 3,3 persen," tulis riset Sinarmas Sekuritas.

Kiswoyo merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30,97 poin ke level 4.254.88. Selain faktor regional Data Tingkat inflasi YoY Indonesia yang turun dari 7,18 persen menjadi 6,83 persen menambah optimisme investor pada perdagangan hari ini. Terlihat hanya sektor keuangan yang terkoreksi diwarnai aksi ambil untung dari hasil penguatan yang cukup tinggi kemarin. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.