Sukses

Pernyataan Yellen Bikin Wall Street Menguat

Dow Jones Industrial Averange (DJIA) juga menguat 31,26 poin atau 0,17 persen menuju 17.935,74.

Liputan6.com, New York - Saham-saham di Amerika Serikat (Wall Street) menguat setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengungkapkan rencana kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap. Gubernur The Fed Janet Yellen menunggu sinyal pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat untuk menaikan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, Kamis (18/6/2015), Indeks Standard & Poor 500 naik 0,2 persen menjadi 2.100,35 pada pukul 4 sore waktu New York, Amerika Serikat, setelah pada perdagangan sebelumnya juga sempat menguat 0,5 persen.

Dow Jones Industrial Averange (DJIA) juga menguat 31,26 poin atau 0,17 persen menuju 17.935,74. Sedangkan Indeks Nasdaq melaju 9,33 poin atau 0,18 persen ke level 5.064,88.

"Sepertinya bursa sedang mencoba kembali untuk mendaki menuju level tertinggi," jelas analis  LPL Financial Corp, John Canally. Namun pendakian tersebut harus didukung oleh semua instrumen termasuk aset-aset yang penuh risiko.

Para pejabat Bank Sentral Amerika Serikat mempertahankan rencana mereka untuk tetap menaikkan suku bunga pada tahun ini juga. Namun kenaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap sehingga ada kemungkinan kenaikan juga akan dilakukan pada tahun depan.

Para pembuat kebijakan memperkirakan bahwa kenaikan bunga menjadi 0,625 persen pada tahun ini. Sedangkan untuk 2016 nanti, kenaikannya akan menjadi 1,625 persen.

Data-data ekonomi yang cukup positif terutama data mengenai tenaga kerja membuat The Fed cukup yakin akan keputusannya untuk menaikkan suku bunga. Menurut The Fed, perbaikan data ekonomi di kuartal II 2015 ini telah menutupi perlambatan ekonomi yang telah terjadi pada kuartal I 2015 kemarin.

Namun memang, untuk angka inflasi masih tetap berada di bawah target The Fed. Oleh karena itu, The Fed masih akan menunggu data-data ekonomi yang lain untuk bisa lebih meyakinkan mengenai perbaikan ekonomi di Amerika sehingga bisa berdampak kepada keputusan moneter.

Data ekonomi yang baru saja dirilis adalah data mengenai penjualan ritel yang menjadi patokan sebagai pertumbuhan upah. Penjualan ritel Amerika membaik sehingga mendorong keyakinan bahwa telah terjadi kenaikan upah di kalangan pekerja.

Sedangkan data sebelumnya mengenai pembangunan perumahan tidak sesuai harapan. Namun memang, karena pada bulan sebelumnya data tersebut mengalami lonjakan pertumbuhan yang cukup tinggi maka di bulan ini data tersebut terlihat tidak tumbuh terlalu besar.

"The Fed sepertinya diberi jalan yang cukup lapang untuk menjalankan kebijakan moneter mereka," jelas Direktur Senior  Nasdaq Advisory Services, Myles Clouston. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini