Sukses

IHSG Merosot 98 Poin Tersengat Sentimen Bursa Asia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 98,02 poin ke level 4.837,79 pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada sepanjang perdagangan saham di awal pekan ini. Kondisi bursa saham Asia tertekan turut menyeret IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (15/6/2015), IHSG susut 98,02 poin (1,99 persen) ke level 4.837,79. Indeks saham LQ45 melemah 2,48 persen ke level 825,11. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada hari ini.

Ada sebanyak 233 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 51 saham lainnya menghijau. Akan tetapi, 77 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham hari ini juga kurang begitu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 196.938 kali dengan volume perdagangan saham 4,14 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,66 triliun.

Secara sektoral, seluruh sektor saham berada di zona merah. Sektor saham konstruksi memimpin penurunan dengan melemah 3,31 persen, lalu disusul sektor saham perkebunan merosot 3,1 persen, dan sektor saham aneka industri turun 2,91 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 1,7 triliun dan aksi jual Rp 1,7 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 2,2 triliun dan aksi jual sekitar Rp 2,2 triliun.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham MAYA naik 3,39 persen ke level Rp 1.830 per saham, saham ISAT menguat 2,06 persen ke level Rp 3.970 per saham, dan saham BEST mendaki 1,08 persen ke level Rp 376 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham BWPT turun 13,11 persen ke level Rp 391 per saham, saham PWON melemah 5,12 persen ke level Rp 389 per saham, dan saham BMRI tergelincir 4,8 persen ke level Rp 9.425 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, kondisi bursa saham regional tertekan menyeret IHSG ke zona merah. Ketidakpastian penyelesaian utang Yunani telah menekan bursa saham Asia di awal pekan ini. Tak hanya itu, rilis data makro ekonomi seperti neraca perdagangan Mei 2015 yang surplus US$ 950 juta juga tidak mampu mengangkat IHSG.

"Meski surplus tetapi ekspor dan impor Indonesia turun. Jadi gerak IHSG seiring dengan bursa saham Asia yang kurang bagus," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Seperti diketahui, ekspor Indonesia pada Mei 2015 mencapai US$ 12,5 miliar atau turun 4,11 persen MoM. Sementara itu, impor Indonesia mencapai US$ 11,61 miliar pada Mei 2015, atau turun 8,05 persen MoM.

Transaksi saham pun cenderung sepi di awal pekan ini. Satrio menilai, hal itu lantaran jelang puasa, transaksi saham sepi karena pelaku pasar cenderung wait and see. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.