Sukses

BNPB: Tangani Banjir Semarang Raya, Modifikasi Cuaca Efektif Menurunkan Curah Hujan

Upaya terpadu BNPB bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menangani banjir di Semarang Raya dengan modifikasi cuaca, disebut mampu menurunkan curah hujan yang tinggi

Diterbitkan 02 November 2025, 21:30 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Semarang - Upaya terpadu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menangani banjir di Semarang Raya dengan modifikasi cuaca, disebut mampu menurunkan curah hujan yang tinggi. Dampaknya, tinggi permukaan air di berbagai titik genangan mulai menurun.

Kondisi itu memungkinkan lalu lintas di Jalan Raya Kaligawe kembali lancar untuk kendaraan roda dua.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari, pantauan tim BNPB, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Pusat Data Bencana (Pusdataru) menyebutkan bahwa genangan air di Jalan Kaligawe telah surut dan permukaan aspal kini terlihat jelas.

"Kami melihat tren positif ini sebagai buah dari koordinasi yang solid, di mana pompanisasi intensif di kolam retensi Terboyo berhasil menurunkan muka air hingga 65 sentimeter setelah lebih dari lima hari operasi," ujar Abdul Muhari, Minggu (2/11/2025).

Dia menjelaskan, pelepasan air dari kolam retensi Terboyo yang berfungsi sebagai penampung utama air banjir menjadi lebih optimal karena jalur air keluar menuju Laut Jawa diperlebar.

"BBWS dan BNPB juga mengerahkan pompa-pompa berdaya tinggi, dengan pengawasan ketat untuk memastikan aliran air berjalan lancar," ucap Abdul Muhari.

Meski demikian, lanjut dia, saat ini genangan masih ada di 13 titik kelurahan Kecamatan Genuk. Genangan Terjadi karena elevasi air lebih rendah dibandingkan kolam retensi Terboyo Wetan.

"Kondisi cuaca berkontribusi besar terhadap kemajuan ini. Intensitas curah hujan di Semarang Raya telah menurun hingga 70 persen setelah digelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) BNPB," papar Abdul Muhari.

 

2 dari 2 halaman

Modifikasi Cuaca yang Dilakukan

Abdul Muhari menyebut, modifikasi dilakukan dengan penaburan bahan semai seperti Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO). Usai ditabur, awan hujan bisa diurai dan dialihkan ke hulu sungai dan waduk yang memiliki elevasi aman.

"OMC ini tidak hanya menekan hujan di wilayah rawan, tapi juga memaksimalkan upaya satgas pompanisasi dan penguatan tanggul, sehingga penanganan darurat bisa lebih efektif," kata dia.

Muhari menjelaskan, data di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan peningkatan curah hujan signifikan baru akan terjadi pada Januari dan Februari mendatang, sementara November dan Desember masih dalam kategori aman.

BNPB juga menyebutkan, banjir Semarang bukan masalah genangan air semata. Ada akar permasalahan struktural seperti tata ruang yang kurang optimal, perencanaan pembangunan yang belum sinkron, serta koordinasi antarinstansi yang perlu diperkuat.

"Ini penyebab utama banjir menjadi sulit dikendalikan," kata Muhari.

Muhari mendesak peningkatan mitigasi bencana dan kapasitas masyarakat.

"Kita harus bergerak dari respons darurat menuju pencegahan jangka panjang, agar Semarang Raya tak lagi terpuruk oleh banjir musiman," jelas Muhari.