Sukses

Gunung Semeru Erupsi, Awas Awan Panas dan Banjir Lahar Dingin

Masyarakat diimbau pula tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan tiga rekomendasi usai Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur erupsi (meletus) awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual gunung api tersebut tertutup kabut pada Kamis, 28 Maret 2023 pukul 15.18 WIB.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, letusan terekam di seismogram dengan amplitude maksimum 37 mm dan durasi 27 menit, tinggi kolom abu letusan tidak dapat teramati karena Gunung Semeru tertutup kabut.

"Masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi)," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Jumat, 29 Maret 2024.

Wafid menjelaskan di luar jarak yang 13 km dari pusat letusan tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat diimbau pula tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

"Masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ungkap Wafid.

Wafid menegaskan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.

Aktivitas Gunung Semeru terkini memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut.

"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," tukas Wafid.

Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) maupun pembentukan 'scoria cones' berpotensi menjadi guguran lava pijar, atau pun awan panas.

Wafid menerangkan material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan.

"Interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder," sebut Wafid.

Dalam periode ini jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa letusan, guguran dan harmonik.

Gempa vulkanik dalam dan harmonik yang masih terekam mengindikasikan masih adanya suplay di bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan serta adanya proses penumpukaan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Seloko.

"Pemantauan deformasi (perubahan fisik gunung) dengan peralatan Tiltmeter dan GPS kontinyu pada periode ini masih berfluktuasi," ucap Wafid.

Namun, diakhir periode pengamatan menunjukan adanya pola yang relatif menurun pada bagian bawah tubuh Gunung Semeru dan di bagian atas menunjukkan proses inflasi, yang berkorelasi dengan terus terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunungapi ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan hembusan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Gunung Semeru

Dicuplik dari kanal Regional, Liputan6.com, Gunung Semeru, yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, adalah salah satu gunung berapi paling terkenal di Pulau Jawa.

Dengan ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut, Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dan menawarkan pemandangan yang spektakuler serta pengalaman mendaki yang menantang.

Gunung Semeru, juga dikenal sebagai Mahameru, adalah salah satu dari banyak gunung berapi yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Taman Nasional ini merupakan salah satu tujuan wisata alam paling populer di Indonesia, menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.

Gunung Semeru sendiri menawarkan keajaiban alam yang luar biasa, dengan pemandangan yang indah dan pesona spiritual yang memikat.

Dikenal sebagai gunung berapi yang paling aktif di Indonesia, Gunung Semeru memiliki kawah yang terkenal dengan nama 'Kawah Jonggring Saloko'.

Kawah ini sering meletus dan mengeluarkan asap dan abu vulkanik yang menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

Keindahan alam di sekitar Kawah Jonggring Saloko ini membuat Gunung Semeru menjadi destinasi favorit bagi para pendaki dan pecinta alam.

Untuk mencapai puncak Gunung Semeru, para pendaki harus melewati jalur pendakian yang menantang. Jalur pendakian ini meliputi berbagai medan yang berbeda, mulai dari hutan tropis hingga lahan pasir yang tandus. Namun, keindahan alam yang menakjubkan di sepanjang perjalanan membuat usaha tersebut sepadan.

Selain keindahan alam yang luar biasa, Gunung Semeru juga memiliki nilai spiritual yang kuat. Bagi masyarakat Jawa, gunung ini dianggap sebagai tempat suci yang dihuni oleh roh-roh leluhur.

Setiap tahun, pada bulan Javanese Kasada, ribuan orang Jawa datang ke Gunung Semeru untuk melakukan ritual persembahan kepada leluhur mereka. Ritual ini melibatkan melempar bunga, buah, dan hewan kurban ke dalam kawah gunung.

Tidak hanya bagi pendaki dan pecinta alam, Gunung Semeru juga menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para fotografer.

Pemandangan matahari terbit dan terbenam di puncak Gunung Semeru adalah momen yang sangat indah dan luar biasa.

Keindahan alam yang menakjubkan ini telah menjadi daya tarik bagi banyak fotografer yang ingin menangkap momen-momen spektakuler di Gunung Semeru.

Namun, perlu diingat bahwa pendakian Gunung Semeru membutuhkan persiapan yang matang dan kondisi fisik yang baik.

Para pendaki harus membawa peralatan dan perlengkapan yang sesuai, termasuk pakaian hangat, makanan dan minuman yang cukup, serta tenda dan perlengkapan berkemah.

Selain itu, pendaki juga harus memperhatikan kondisi cuaca dan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Gunung Semeru adalah salah satu destinasi wisata alam yang menakjubkan di Indonesia. Keindahan alamnya yang luar biasa, pesona spiritualnya, dan pengalaman mendaki yang menantang menjadikan Gunung Semeru sebagai tempat yang wajib dikunjungi bagi para pecinta alam dan pendaki.

Dengan persiapan yang matang dan penghormatan terhadap alam serta budaya setempat, perjalanan ke Gunung Semeru akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.