Sukses

Kasus DBD Meningkat, RSHS Bandung Hanya Rawat Pasien dengan Kondisi Berat

Meski jumlahnya sedikit tetapi angka tersebut dapat disebut peningkatan kasus di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI tersebut.

Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengaku hingga awal pekan ini (25/03/2024) tengah merawat 11 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kondisi berat.

Menurut dokter dari Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis KSM IK Anak RSHS, Anggraeni Alam, meski jumlahnya sedikit tetapi angka tersebut dapat disebut peningkatan kasus di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI tersebut.

"Namun ingat ini adalah top referral Jawa Barat. Artinya akan jauh lebih banyak, justru teman-teman yang di rumah sakit tipe B atau rumah sakit-rumah sakit baik pemerintah dan swasta tapi bukan top referral Hasan Sadikin karena yang lebih banyak disana. Sampai ke Hasan Sadikin tentu yang berat-berat," ujar Anggraeni ditulis Bandung, Kamis, 28 Maret 2024.

Anggraeni menjelaskan kondisi pasien DBD yang dirawat di RSHS Bandung yakni mengalami syok berkepanjangan yang berdampak pada pendarahan, ke saluran pencernaan, kejang, atau tidak sadarkan diri.

Sebagian besar dapat dipulihkan kondisi kesehatannya. Namun, Anggraeni tidak menampik ada juga kasus kematian pasien saat penanganannya.

"Dalam tiga bulan terakhir ini sekitar 6 persen angka kematiannya. Namun itu angka yang tanda kutip memang demikianlah adanya. Dengue kalau sudah amat sangat berat terlambat ditanganinya angka kematiannya bisa 50:50," kata Anggraeni.

Anggraeni menerangkan kasus DBD mayoritas menyerang anak-anak 0-14 tahun, di mana persentasenya mencapai 75 persen pada kematian. 

Sedangkan, kejadian DBD pada anak umur serupa mencapai 50 persen dari total kasus. Kemudian, usia 15 hingga 44 tahun mencapai 30 persen, dan sisanya adalah 45 tahun ke atas. 

"Jadi memang dengue di Indonesia ini banyaknya menyerang yang masih muda," ungkap Anggraeni.

Dari data Kementerian Kesehatan, kasus DBD di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2021 sebanyak 73.518 kasus dengan angka kematian 705 orang. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

105 Orang di Jabar Meninggal Dunia Akibat Terpapar DBD

Sebanyak 105 orang dinyatakan meninggal dunia di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat akibat terpapar penyakit demam berdarah dengue (DBD) dari total 11.729 kasus yang terakhir dicatat.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, daerah yang terdapat kasus meninggal dunia akibat DBD adalah Subang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bogor.

"Kami berusaha menekan peningkatannya yaitu dengan pertama akan lebih masif lagi gerakan untuk melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan 3M Plus. Dan juga saya akan meminta seluruh kepala daerah wali kota dan bupati untuk lebih turun ke lapangan, untuk bersama-sama dengan masyarakat melakukan pembersihan sarang nyamuk," ujar Bey, Bandung, Senin, 25 Maret 2024.

Sebelumnya, Bey Machmudin menyebutkan status penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih dalam tahap siaga, meski telah mencapai 1000 kasus hingga saat ini.

Artinya kata Bey, dalam status siaga ini seluruh rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) ditingkatkan kesiagaannya dalam mengantisipasi lonjakan pasien DBD.

"Pertama harus lakukan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) oleh masyarakat dan juga saya sudah perintahkan kepada seluruh RSUD, rumah sakit, Puskesmas untuk menyediakan obat demam berdarah, terutama infus," ujar Bey, Bandung, Jumat, 22 Maret 2024.

Bey juga mengimbau kepada masyarakat yang mengetahui terdapat anak demam lebih dari sehari, agar segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya untuk diperiksa paparan penyakit DBD.

Meningginya jumlah kasus DBD di Jawa Barat, Bey mengaku belum memutuskan meniru langkah Pemerintah DKI Jakarta yang meminta anak-anak menggunakan minyak telon dan lengan panjang sebagai langkah pencegahannya. 

"Nanti saya koordinasikan terlebih dahulu ya dengan Kepala Dinas Kesehatan," kata Bey.

 

3 dari 4 halaman

Seluruh Rumah Sakit Siaga

Pada awal Maret 2024, Bey Machmudin sudah menginstruksikan seluruh rumah sakit untuk siaga mengantisipasi peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Menurut Bey jumlah kasus DBD di Jabar terakhir mencapai 5.653 kasus. Dari jumlah tersebut, 41 diantaranya meninggal dunia.

"Sampai hari ini ada 5.653 kasus dengan 41 kasus meninggal dunia dan tentunya kita akan terus mengingatkan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan. Dan kami juga minta kepada seluruh rumah sakit untuk siap siaga," ujar Bey dalam siaran medianya Bandung, Senin, 4 Maret 2024.

Untuk mengantisipasi peningkatannya kata Bey, Dinas Kesehatan Jabar dan Puskesmas akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar kasus bisa ditekan.

Selain itu, Bey mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak tertular DBD dari nyamuk yang bersarang di tempat yang kotor.

"Untuk langkah preventifnya Dinkes dan Puskesmas saya minta terus lakukan edukasi ke masyarakat. Layanan kesehatannya juga agar bersiap siaga. Tentunya kita terus ingatkan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan," ucap Bey.

Pada tahun 2022 sebanyak 131.265 kasus dengan angka kematian 1.183 orang. Pada periode Januari-Juli 2023, sebanyak 42.690 orang terinfeksi DBD dan 317 orang meninggal.

 

4 dari 4 halaman

Salah satu Prioritas Penanganan DBD

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan Jawa Barat menjadi salah satu provinsi prioritas penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Imran Pambudi, dengan jumlah penduduk yang banyak paparan penyakit DBD di Provinsi Jawa Barat gampang tersebar luas.

"Dan kita juga sudah mengalokasikan beberapa logistik yang penting seperti tadi Pak Pj Gubernur sampaikan ada NS1, ada larvasida, dan insektisida itu kita siapkan cukup banyak untuk di Jawa Barat. Karena memang penduduknya Jawa Barat paling banyak dan risikonya Jawa Barat termasuk yang tinggi karena penduduknya banyak, padat jadi harus kita mitigasi juga," ujar Imran di Bandung, Senin, 25 Maret 2024.

Imran mengatakan usaha lainnya untuk menghentikan bertambahnya kasus DBD yakni dengan menyebarkan nyamuk wolbachia.

Imran menerangkan saat ini baru lima daerah yang diujicobakan untuk mengembangkan ternak nyamuk wolbachia diantaranya Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

"Untuk di Kota Bandung baru ada di satu kelurahan. Ini kemarin baru diskusi dengan Pj Wali Kota Bandung, kita lihat dulu yang satu kelurahan itu seperti apa? Kemudian kalau memang bagus kita kembangkan," kata Imran.

Imran mengaku dalam pengembangan ternak nyamuk wolbachia ini lebih mempersiapkan telur nyamuk. Lokasi pabrik telur nyamuk wolbachia ada Salatiga dan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Rencananya kata Imran, Kemenkes RI akan menambah satu lokasi persediaan telur nyamuk di Provinsi Bali. Saat ini lokasi persediaan telur nyamuk wolbachia ini dalam tahap persiapan.

"Karena dengan nambah kecamatan, itu kebutuhan telurnya akan nambah lagi seperti itu," jelas Imran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini