Sukses

Kasus DBD di Sikka NTT Melonjak, Puluhan Anak Dirawat, 2 di Antaranya Meninggal

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat.

 

Liputan6.com, Sikka - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat. Hingga Maret 2024, sebanyak 62 anak di wilayah itu dilarikan ke rumah sakit karena terserang DBD.

Dokter Spesialis Anak RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, dr Mario Nara mengatakan, dari 62 pasien anak yang ditangani, dua diantaranya meninggal dunia pada awal Maret lalu.

"Dua bayi yang meninggal dunia ini menderita DBD grade empat," ujarnya, Selasa (19/3/2024).

Ia mengatakan sejak triwulan pertama di 2024, kasus di DBD di kabupaten Sikka terus mengalami peningkatan. Pada Februari 2024 lalu, terdapat 56 kasus DBD, sedangkan memasuki bulan Maret meningkat hingga 62 kasus.

"Pada umumnya menyerang anak-anak dan balita. Hal ini dipicu kondisi cuaca extrem dan kebersihan lingkungan sekitar," katanya.

Ia menambahkan melonjaknya pasien DBD anak, membuat pihaknya kewalahan karena kapasitas ruangan anak sudah tidak mampu menampung pasien. Sebagai solusinya, pihak rumah sakit menggunakan ruangan pasien umum untuk menampung pasien DBD khususnya anak.

"Terpaksa pasien kita harus pindahkan ke ruangan lain, karena penuh," tandasnya.

Ia berharap masyarakat selalu menjaga pola makan dan hidup sehat serta menjaga kebersihan lingkungan agar tidak terserang gigitan nyamuk DBD.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Mencegah DBD

Menurut dr Mario, penyakit DBD sendiri adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis.

Hal ini dikarenakan genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk melakukan berbagai pencegahan yang dapat menghambat atau menghentikan perkembang biakan nyamuk di sekitar lingkungan kita.

"Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian," jelasnya.

Ia menjelaskan cara mencegah DBD yang dilakukan secara bersama di lingkungan sekitar yakni Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau yang biasa disebut dengan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang, yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti pembawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M, poin Plus diantaranya, menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.