Sukses

Warga Diimbau Tak Kontak Langsung dengan Kawanan Monyet yang Masuk Permukiman

Hindari kontak langsung dengan monyet guna menghindari kemungkinan penularan penyakit.

Liputan6.com, Bandung - Masyarakat disarankan agar tidak melakukan kontak langsung dengan kawanan monyet yang masuk kawasan permukiman atau perkotaan. Hal itu dilakukan guna menghindari kemungkinan adanya penularan penyakit dari hewan ke manusia.

Imbauan tersebut disampaikan Alumnus Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Ganthar Kusumanto, yang kini berprofesi sebagai Ecologist dan Wildlife Mammal Specialist.

Belum lama ini, sekawanan monyet diketahui memasuki kawasan perkotaan di Kota Bandung, salah satunya didapati di daerah Dago. Kawanan monyet itu diketahui jenis monyet ekor panjang atau macaca fascicularis.

"Ketika monyet ekor panjang sudah memasuki area permukiman, hindari kontak secara langsung dan mengontak pihak terkait, dalam hal ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) yang berwenang terhadap satwa liar dilindungi," katanya dicuplik lewat laman ITB, Rabu (6/3/2024).

Sama seperti manusia, kata Agung, setiap monyet memiliki potensi penyakit zoonosis, yakni penyakit yang menular dari hewan ke manusia seperti cacar monyet, rabies, hingga Simian Virus 40 (SV40). Meski, penyakit demikian jarang dialami oleh monyet liar yang hidup di habitat aslinya.

"Mau itu monyet atau hewan lain, semua berpotensi berpenyakit, berpotensi sakit, tapi tidak semua sakit dan menulari," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenali Ciri Penyakit

Agung Ganthar mengatakan, pengetahuan akan ciri-ciri hewan yang berpenyakit merupakan hal penting. Dengan modal pengetahuan tersebut, kewaspadaan bisa semakin ditingkatkan.

Menurutnya penting untuk memerhatikan tidak hanya cara hewan menularkan penyakit, tetapi juga penyakit apa yang ditularkannya.

Agung menjelaskan, salah satu ciri monyet ekor panjang yang memiliki penyakit biasanya sering diasingkan oleh koloninya, terutama jika simtom atau gejala penyakitnya sudah terlihat.

Cara penularan penyakit dari monyet ekor panjang tergantung pada penyakitnya. Rata-rata, penyakit terkandung pada air liur.

"Bukan hanya action (cara menularkan penyakit dari hewan), tapi apa yang tertransfer. Setiap penyakit memiliki media penularan yang berbeda-beda, seperti rabies yang berada di air liur kerap lewat gigitan, terutama jika air liur masuk ke darah. Kalau itu tidak masuk ke darah, cukup dicuci saja. Namun, untuk safety, untuk jaga-jaga tindakannya adalah dengan serum rabies," tuturnya.

Meski diasingkan koloninya, monyet tersebut masih berpotensi menyalurkan penyakit yang diidapnya. Monyet ekor panjang ini semikosmopolit. Salah satu cirinya ia belajar dengan cepat.

Apabila hewan tersebut memasuki daerah manusia, seperti tempat wisata yang memungkinkan mereka diberi makan oleh manusia, berbatasan dengan hutan yang pengelolaan sampah organiknya tidak bagus.

"Biasanya monyet di habitat seperti itu yang sering mendekat ke manusia. Kalau yang benar-benar di habitat liarnya, agak jarang ia mendekati manusia," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.