Sukses

Tak Terawat, Pj Gubernur Sultra Perintahkan Rehabilitasi Spot Wisata Tugu Eks-MTQ Kendari

Bangunan tugu eks MTQ Kendari tidak terawat kebersihannya, Pemprov menurunkan staf untuk merawat bangunan yang berdiri sejak 2004 itu.

Liputan6.com, Kendari- Tugu eks MTQ Kendari, sudah berusia sekitar 20 tahun sejak dibangun pada 2004 silam. Pembangunan landscape ikonik ini, untuk persiapan pelaksanaan event MTQ Tingkat Nasional Tahun 2008 di Kota Kendari. 

Seiring perjalanan waktu, perawatan bangunan setinggi 99 meter dan sejumlah spot bangunan publik di dalamnya, ini kerap diabaikan. Bahkan, saat masa kepemimpinan Gubernur Ali Mazi, sosok yang pertama kali membangun tugu ini, perawatan dan rehabilitasi bangunan mengalami pasang surut.

Di dalam tugu sering dijumpai banyak rumput liar tidak terawat. Bahkan, kebersihan di dalam lokasi eks MTQ terabaikan oleh pengunjung. Sampah plastik di lokasi MTQ, seolah tak terkendali dan berserakan di banyak sudut. 

Melihat hal ini, Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto berinisiatif memerintahkan dinas terkait merenovasi sejumlah spot dan bangunan. Dia menekankan, lokasi MTQ merupakan salah satu spot wisata dan olahraga di Kota Kendari yang harus dijaga. Sebab, bangunan ini merupakan aset daerah yang memiliki anggaran besar untuk pembangunan dan perawatan. 

Pj Gubernur memahami, aset daerah dengan anggaran lebih kurang 100 miliar lebih ini butuh perawatan ekstra. Apalagi, anggaran revitalisasi terakhir yang digelontorkan Pemprov Sultra mencapai Rp7 miliar pada 2022 lalu. Meskipun demikian, pengawasan terhadap kebersihan masih sangat kurang. 

Menindaklanjuti hal ini, tiga dinas terkait Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga dan Dinas Olahraga Sulawesi Tenggara langsung turun di lokasi. Mereka langsung mengerahkan sekitar 300 staf yang membersihkan dan merehabilitasi sejumlah spot.

Kadis Cipta Karya Sulawesi Tenggara Martin Effendi Patulak mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan rencana dan tindakan perawatan tugu Eks MTQ Sultra selama 2024. Kata dia, pihaknya akan memaksimalkan anggaran yang disiapkan untuk perawatan lokasi ini. "

Ini perintah langsung Pj Gubernur Sultra," ujar Effendi Patulak. 

Dia merinci, mulai Maret 2024, akan ada staf khusus di wilayah MTQ Sulawesi Tenggara. Tugas mereka, mengawasi lokasi dan melakukan perawatan di lokasi setiap hari.

"Kemudian, kami juga akan menempatkan 1 atau 2 kontainer pengumpul sampah di wilayah ini agar pengunjung bisa menempatkan membuang sampah mereka dengan tertib," ujar Effendi Patulak. 

Dia juga memastikan, mulai Maret 2024, akan ada jadwal teratur pembersihan dan perawatan di lokasi eks MTQ Kota Kendari. Kata dia, akan ada pembersihan rutin setiap bulannya.

"Ada sehari yang kami siapkan setiap bulan, untuk melakukan pembersihan di lokasi tugu eks MTQ Kota Kendari," ujarnya. 

Terkait hal ini, Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto mengatakan, perawatan di area MTQ memerlukan tahap demi tahap untuk memaksimalkan anggaran. Dia mengatakan, aset daerah yang penting dan masih produktif harus mendapatkan perhatian penuh pemerintah. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Tugu Eks MTQ Sultra

Tugu religi eks MTQ berdiri di tengah Kota Kendari sejak ahun 2008. Tugu dengan corak kuning daan abu-abu ini, mulai dibangun sejak 2004.

Arsitek MTQ Kota Kendari, berasal dari sejumlah arsitek UNHAS Makassar dan Kota Kendari. Salah satunya, Danny Pomanto, Walikota Makassar. 

Memiliki tinggi 99 meter, melambangkan jumlah nama mulia dan agung Allah Subhanahu Wata'ala. Filosofinya, manusia bisa menciptakan banyak bangunan semua karena izin Allah dengan segala kemuliaannya. 

Kemudian, bangunan luar tugu ditopang empat sudut yang mengarah keatas. Hal ini, melambangkan 4 kabupaten pertama di Sulawesi Tenggara (Kendari, Buton, Muna, dan Kolaka). Empat pilar yang tampak seperti posisi berdoa. 

Sempat ada pergantian nama tugu eks MTQ dari Tugu Persatuan menjadi Tugu Religi saat Gubernur Nur Alam memimpin Sultra. Hal ini sempat memunculkan kritik dari sejumlah pihak, sebab sempat dianggap mengubah yang sudah dilakukan Gubernur Ali Mazi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.