Sukses

Semarang Tetap meng-Indonesia Bersama Gus Mus dan Presiden Penyair

Acara refleksi budaya ini menghadirkan sejumlah budayawan nasional dan bertujuan mengingatkan agar menjaga ke-Indonesia-an dalam tahun politik.

Liputan6.com, Semarang - Merawat Indonesia menjadi isu seksi dalam tahun politik ini. Konflik horisontal di masyarakat sudah mulai terjadi. Pendukung para politisi belum seluruhnya bisa menyikapi perbedaan dalam siklus politik lima tahunan.

Kondisi diperburuk dengan rendahnya edukasi. Yang terjadi justru mengentalkan fanatisme buta, dan menutup ruang perbedaan yang didahului dengan gimmick politik.

Forum Wartawan Pemprov-DPRD Jawa Tengah (FWPJT) merasa terpanggil untuk mencerahkan dan mengedukasi publik. FWPJT memilih jalur kebudayaan dengan menggelar menghadirkan budayawan KH. A.Mustofa Bisri atau Gus Mus. Gus Mus (Liputan6.com/Ferry Pradolo)

Ketua FWPJT, Damar Sinuko menyebut acara ini bertajuk Silaturahmi Kebudayaan.

"Tema utamanya 'Makin Meng-Indonesia Bareng Gus Mus'. Kami berharap acara ini bisa mereduksi ketegangan akibat perbedaan di masyarakat," kata Damar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapan

Acara akan digelar 12 Januari 2024 di Gedung Taman Budaya Raden Saleh mulai jam19.00 WIB secara gratis. Ditambahkan oleh Damar, bahwa acara tersebut merupakan amanat Gus Mus yang gelisah.

"Kegelisahan Abah ini untuk mengingatkan agar masyarakat Indonesia tdak lupa bahkan meninggalkan ke-Indonesia-annya. Ini dhawuh abah Gus Mus langsung," katanya.

Dalam gelaran itu, dihadirkan presiden penyair Sutardji Calzoum Bachri, budayawan nyentrik Sutanto Mendut, pelukis Nasirun, sastrawan Timur Sinar Suprabana, Sosiawan Leak, Beno Siang Pamungkas, Triyanto Triwikromo juga grup rebana “Laila Majenun".

"Tampilnya para budayawan ini karena ada kesamaan kegelisahan. Abah Gus Mus juga sempat resah karena ada yang mencoba menarik dirinya ke politik praktis," kata Damar.

Selama ini FWPJT sebagai komunitas jurnalis berpengaruh di Jawa Tengah sangat banyak menggelar acara kebudayaan. Komunitas ini juga mendukung lahirnya seniman budayawan muda dengan konsisten menggelar berbagai acara kebudayaan.

"Ya. Kami memang pernah memfasilitasi peluncuran buku-buku sastra, diskusi-diskusi budaya, menggelar kegiatan budaya lain. Ini sebagai tanggung jawab kami bahwa jurnalis harus ikut mencerahkan publik," kata Damar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.