Sukses

Anies Baswedan: Jangan Permasalahkan Orang Baik Masuk Politik

Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa anak muda harus terlibat aktif di dunia politik.

Liputan6.com, Serang - Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa anak muda harus terlibat aktif di dunia politik. Hal itu dikatakannya saat bertatap muka dengan ratusan mahasiswa serta civitas akademik Universitas Bina Bangsa (Uniba) di Kota Serang

Begitupun orang baik, harus didukung untuk terjun ke politik praktis. Capres nomor urut satu itu mengatakan bahwa, orang baik yang masuk politik jangan dipermasalahkan, kemudian orang bermasalah malah tidak dipermasalahkan masuk ke dalam dunia politik.

"Kalau kemudian kita punya persepsi politik itu dijauhi, kalau anak-anak muda memilih tidak terlibat dalam politik, tidak mau politik, apa yang terjadi? Terjadi fenomena unik, orang bermasalah masuk politik tidak dipermasalahkan. Orang tak bermasalah, masuk politik, dipermasalahkan," ujar Anies Baswedan, Kamis, (21/12/2023).

Anies mengaku sejak dahulu telah banyak mendukung teman-temannya masuk kedalam politik, mulai dosen, Bima Arya hingga Ridwan Kamil. Bahkan untuk dua nama terakhir, capres dari Koalisi Perubahan itu ikut mengkampanyekannya.

Pola pikir masyarakat, khususnya generasi muda harus diubah. Mereka harus mendukung orang baik yang masuk ke dalam dunia politik.

"Jadi buat temen-teman muda, walaupun teman-teman itu berada di kampus, peduli politik, kembangkan minat Anda, kembangkan kepemimpinan Anda, nanti pada saatnya Anda giliran memainkan peran itu," terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Singgung Etika dan Ordal

Pria yang berdampingan dengan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres tersebut menerangkan kalau setiap lembaga, institusi hingga masyarakat, ada etika yang harus dijaga.

Seperti di kampus, penjaga etika nya ada di tangan rektor dan dewan guru besar. Kemudian di Mahkamah Konstitusi (MK) ada Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).

"Jadi kita membuatkan penyimpangan itu bergerak pelan-pelan, akhirnya kita merasa menjadi tidak masalah lagi. Nah siapa yang harus menjadi penjaga etika? Yang menjadi penjaga etika itu ya pimpinan," tuturnya.

Jika masyarakat mulai berkompromi pada pelanggaran etika, menurutnya, akan merusak urusan lain.

Begitupun keterlibatan orang dalam atau disebut ordal, Anies mengibaratkan orang berprestasi tidak bisa meneruskan prestasinya jika ada orang lain memanfaatkan kedekatan dengan seseorang. Ketika dipimpinan atasnya melakukan kompromi ataupun ordal, maka di lapisan bawah atau daerah, akan mengikuti perilaku tersebut.

Anies Baswedan mengibaratkan perlombaan 17-an yang sudah berjalan, kemudian di tengah pertandingan, peraturan itu diubah oleh panitia.

"Ada sekelompok orang, guru, datang ketemu saya lalu cerita. Pak, di tempat saya guru yang diangkat yang punya ordal, lalu ketika ditegur kenapa yang diangkat yang jadi ponakannya si anu, yang pamannya, wah macem-macem. Lalu jawabannya apa? Di Jakarta aja pake ordal, kenapa kita tidak boleh pake ordal. Apa yang terjadi? Standar kita langsung turun," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.